Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Infiltrasi Kisah Israiliyyat Tafsir Era Modern: Studi Kisah Tabut Surah al-Baqarah Ayat 24 Aminatul Khusnah; Salamah Noorhidayati
Jurnal Semiotika Quran Vol 3 No 1 (2023): Jurnal Semiotika-Q: Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/jsq.v3i1.23101

Abstract

Currently, many modern scholars still quote and quote the history of Isra’iliyyat in their tafsir works, in their tafsir books there is the position of modern interpretive scholars regarding the phenomenon of IIsra’iliyyat in starting from rejection to acceptance of the history of IIsra’iliyyat. This article attempts to conduct a study of the history of Isra’iliyyat contained in Surah al-Baqarah verse 248 and examine the position of modern interpretive scholars regarding the history of Isra’iliyyat. The choice of Surah al-Baqarah verse 248 is because this verse is one of the verses that tells the story of Isra’iliyyat which is popular among the people of Israel, namely about the story of the 'Ark' which is a box-shaped object which is a sacred item for the people of Israel. Israel. This analysis uses several modern era tafsir books that are popular among researchers of Al-Qur'an Tafsir, namely M. Quraish Shihab, Hamka, and Wahbah Az-Zuhayli. The results of the analysis show that several commentators' positions in narrating the story of Isra’iliyyat M. Quraish Shihab and Wahbah Az-Zuhayli tend to regard it as a source and only include the story of Isra’iliyyat. Hamka responded to the history of Isra’iliyyat critically.
MENGOPTIMALKAN PENGEMBANGAN DIRI MELALUI AYAT-AYAT SELF IMPROVEMENT: Menurut Tafsīr Al-Ibrīz Melati Almatu Sholikah Bambang; Robitoh Widi Astuti; Salamah Noorhidayati; Ahmad Saddad; Lana Umi Fauziyah
Al-Mufassir: Jurnal Ilmu Alquran, Tafsir dan Studi Islam Vol. 6 No. 1 (2024): Januari - Juni 2024
Publisher : LPPM UMC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/amf.v6i1.5837

Abstract

Penelitian ini mengangkat tema pengembangan diri (self-improvement). Islam sendiri lebih mengenalnya dengan sebutan muḥāsabah 'ala nafs. Penelitian tentang ayat-ayat tidak aman akan dimaknai secara menurut oleh Bisri Mustofa dalam kitab tafsirnya, kemudian dikolaborasikan dengan gagasan Imam al-Ghazali pada bab pengawasan serta introspeksi diri melalui enam langkah yakni musyāraṭah, murāqabah, muḥāsabah, mu'āqabah, mujāhadah, dan mu' āṭabah. Fokus penelitian ini adalah bagaimana konsep perbaikan diri digambarkan dalam kitab Tafsir al-Ibriz dan bagaimana memaksimalkan pengembangan diri pada masa ini. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif-deskriptif di mana pada proses penafsirannya menggunakan metode tematik-konseptual. Hasil penelitian menunjukkan adanya Ayat-ayat yang berisi perintah untuk memperbaiki diri sendiri, manfaatnya, dan bagaimana perilakunya saat ini; dapat menggunakan waktu dengan maksimal, memanusiakan manusia, menghapus rasa rendah diri, tidak mudah berputus asa serta dapat memilih berita yang sesuai kebenarannya.
DUALITAS PERAN SANTRI TAHFIZ PONDOK MODERN DARUL HIKMAH TAWANGSARI Husnul Amira; Ayu Cintana; Mumtazah Al ‘Ilmah; M. Muntahibun Nafis; Salamah Noorhidayati
Al-Mufassir: Jurnal Ilmu Alquran, Tafsir dan Studi Islam Vol. 5 No. 2 (2023): Juli - Desember 2023
Publisher : LPPM UMC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/amf.v5i2.5882

Abstract

The duality of the role of Tahfiz students in Indonesia is increasingly widespread with the existence of Islamic boarding schools, especially Tahfiz Islamic boarding schools, which are starting to integrate the Tahfiz program with formal schools. One of the interesting boarding schools for research is Pondok Modern Darul Hikmah which integrates the tahfiz program with formal schools while emphasizing the use of Arabic and English as languages ​​of daily communication. In this way, the tahfiz students of Pondok Modern Darul Hikmah have two important roles that must be carried out. From this research, researchers found that the dual role of Islamic boarding school students at Pondok Modern Darul Hikmah (as memorizers of the Qur'an as well as students) is indeed difficult, but they can carry it out with balance and full responsibility. Even though there are several factors that become obstacles, they can still get good academic grades without neglecting their memorization targets
Pelatihan Retorika Dakwah bagi Santri di Pesantren Subulussalam Plosokandang Tulungagung Jawa Timur Salamah Noorhidayati; Ahmad Zainal Abidin; Zunita Lutfiana Pangesti; Husnul Amira
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i2.152

Abstract

Tulisan ini menjelaskan tentang pelatihan retorika dakwah bagi santri di Pesantren Subulussalam Plosokandang Tulungagung Jawa Timur yang berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu meningkatkan keterampilan dan kemampuan santri dalam menyampaikan pesan dakwah, gagasan, maupun ide dengan baik dan efektif. Peningkatan ini nampak dibanding dari keadaan sebelumnya yang belum baik dan maksimal. Dengan metode deskriptif, tulisan ini menjelaskan bagaimana melalui pendekatan partisipatif, metode pelatihan praktis, dan pendampingan intensif, program pelatihan ini meningkatkan pengetahuan kognitif santri tentang teori dakwah dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang selama ini ada. Dengan masukan-masukan selama pendampingan, para santri memperbaiki praktik khitobah yang selama ini kurang baik dan kurang maksimal menjadi lebih baik, efektif dan maksimal. Pada akhirnya, tulisan ini menemukan bahwa hasil pelatihan dari PKM ini menjadi model bagi pimpinan pesantren, musyrif-musyrifah dan pengurus dalam melakukan evaluasi praktek khitobah. Selanjutnya pola pendampingan ini dapat diberlakukan seterusnya bagi santri atau peserta khitobah yang belum tersentuh pendampingan karena terbatasnya waktu pendampingan.