Arabic language learning in the 21st century must integrate critical thinking, communication, collaboration, and creativity. However, the lack of contextual teaching materials and limited digital technology integration hinders students from actively engaging with the language. This study will analyze how Arabic language learning at MAN 4 Jakarta incorporates 21st-century skills and identify factors that support or hinder its success. Using a descriptive qualitative approach with a case study, data were collected through interviews, observations, and documentation supported by 21st-century Arabic language learning literature. The findings show that Arabic learning at MAN 4 Jakarta is technology-based, aligned with the Merdeka Curriculum, and developed in collaboration with the Kementerian Agama and Erlangga. The primary method used is Nadzariyatul Wihdah, complemented by media such as laptops, PowerPoint, projectors, audiovisuals, and digital learning platforms. Despite innovations, challenges remain, including limited human resources, methods, media, time, teacher training, and student motivation. AbstrakPembelajaran bahasa Arab di abad 21 perlu dirancang untuk mengakomodasi keterampilan seperti berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas. Namun, kurangnya materi ajar yang kontekstual dan minimnya integrasi teknologi digital membuat pembelajaran kurang menarik dan menghambat siswa dalam mengaplikasikan bahasa Arab secara aktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan sejauh mana pembelajaran bahasa Arab di MAN 4 Jakarta telah mengintegrasikan keterampilan abad 21 serta mengidentifikasi berbagai aspek yang mendukung dan menghambat keberhasilannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi, serta didukung analisis literatur terkait pembelajaran bahasa Arab abad 21. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Arab di MAN 4 Jakarta telah berbasis teknologi dengan penerapan Kurikulum Merdeka. Hasil penelitian ditemukan substansi bahan ajar bahasa Arab di MAN 4 Jakarta telah sesuai dengan Kurikulum Merdeka, dikembangkan melalui kolaborasi buku Kementerian Agama dan Erlangga. Metode utama yang digunakan adalah Nadzariyatul Wihdah, dengan dukungan media seperti laptop, PowerPoint, proyektor, audio visual, dan platform pembelajaran digital. Meski inovasi berkembang, pembelajaran Bahasa Arab MAN 4 Jakarta masih menghadapi kendala seperti keterbatasan SDM, metode, media, waktu, pelatihan guru, dan motivasi siswa.Kata Kunci: keterampilan abad 21; bahasa arab; pengembangan materi; kompetensi guru