Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

DETEKSI DAN KUANTIFIKASI TELUR CACING ASCARIS spp. PADA AIR LIMBAH DAN LUMPUR IPAL BOJONGSOANG BANDUNG Husna Muizzati Shabrina; Barti Setiani Muntalif; Mayrina Firdayati; Inat Shani Fathuna
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 13 No. 1 (2021): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol13.iss1.art6

Abstract

Kehadiran telur cacing parasit di lingkungan menjadi perhatian sejak badan kesehatan dunia (WHO) mempublikasikan versi baru dari Pedoman untuk Penggunaan Kembali Air Limbah, Materi Fekal, dan Greywater untuk Pertanian dan Perairan tahun 2006 yang menjadikan telur cacing parasit sebagai polutan yang perlu mendapat perhatian. Batas ekuivalen telur cacing dalam lumpur adalah kurang dari 1 telur/gram total solid (TS). Telur cacing parasit, khususnya nematode Ascaris spp., menjadi ancaman dalam pemanfaatan air limbah dan lumpur sebagai produk sampingan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) karena sifatnya yang resisten menyebabkan waktu ketahanan telur cacing lebih panjang dibandingkan mikroorganisme lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah telur cacing Ascaris spp. pada air limbah dan lumpur IPALD. Sampel air limbah dan lumpur diambil dari kolam anaerobic, fakultatif, dan maturasi IPAL Bojongsoang, Bandung. Metode deteksi dan kuantifikasi menggunakan prinsip pencucian, flotasi dan sedimentasi. Hasil penelitian ini adalah ditemukan telur cacing Ascaris spp. baik bentuk fertile maupun infertile di semua sampel dengan jumlah telur fertile lebih banyak dibandingkan bentuk infertile. Pada lumpur kolam anaerobic, fakultatif, dan maturasi jumlah telur Ascaris spp. fertile berturut-turut adalah 202, 40, dan 39 telur/gram sedangkan telur Ascaris spp. infertile adalah 82, 22, dan 27 telur/gram. Pada air inlet, kolam anaerobic, fakultatif, dan maturasi jumlah telur Ascaris spp. fertile  berturut-turut adalah 3662, 1187, 613, dan 342 telur/liter sedangkan telur Ascaris spp. infertile adalah 1227, 333, 240, dan 280 telur/liter. Jumlah ini menunjukkan resiko tinggi pencemaran badan air dan daerah pertanian serta ancaman bagi kesehatan masyarakat di sekitar IPAL.
The Efficiency of Ascaris Spp. Eggs Inactivation in Sewage Sludge by Lime Dosage, Ammonia Concentration, and Temperature Variation Husna Muizzati Shabrina; Barti Setiani Muntalif; Mayrina Firdayati
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN Vol. 15 No. 4 (2023): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jkl.v15i4.2023.267-274

Abstract

Introduction: Ascaris spp. eggs threaten sludge reuse because they are usually more environmentally resistant than other microorganisms. Consequently, the WHO recommended an acceptable limit of <1 helminth egg per gram of total solid as a health-based target for treated feces and fecal sludge and aimed to ascertain the effectiveness and reduction rate of Ascaris spp. eggs in sludge at various lime doses, ammonia concentrations, and temperature values. Methods: Eggs were detected and enumerated using the flotation and sedimentation principle. The reduction process was performed in batches with quick lime doses of 30% and 50% w/w, ammonia concentrations of 1,000 and 5,000 mg/L, and temperatures of 30°C and 50°C. Results and Discussion: The number of eggs of Ascaris spp. fertile in the ponds was 1.38 ± 1.38 eggs/gram to 42.98 ± 13.09 eggs/gram, and the infertile amount was 0.46 ± 0.80 eggs/gram to 17.82 ± 6.55 eggs/gram. Using a temperature of 40°C, 50% CaO, and 5,000 ppm ammonia resulted in the highest percentage of reduction, 97.98 - 98.09% but 1.12 eggs/gram was remaining. Conclusion: Higher pH and ammonia levels primarily affect egg decrease in Ascaris spp. To reduce 99% of Ascaris spp. eggs until it reaches <1 egg/g, a dose of 50% CaO is required, with 5,000 ppm ammonia at a temperature of 40°C for 2.7 hours.
Potensi Sampah TPA Banyuroto Kabupaten Kulon Progo sebagai Bahan Baku Refuse Derived Fuel (RDF) Afifah, Nuha Amiratul; Muizzati Shabrina, Husna; Sobirin, Ahmad; Pratiwi, Distika
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol. 8 No. 3: Desember 2023
Publisher : Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, IPB University and The Institut of ENgineering Indonesia (PII), Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jsil.8.03.147-156

Abstract

Permasalahan pengelolaan sampah salah satunya terkait dengan ketersediaan lahan yang terbatas masih belum dapat teratasi terlebih di wilayah-wilayah urban dengan pertumbuhan penduduk yang pesat. Selain itu, pertumbuhan penduduk juga berimbas kepada peningkatan konsumsi energi primer yang didominasi oleh bahan bakar fosil yang sifatnya tidak terbarukan dan menghasilkan emisi berbahaya bagi lingkungan sekitar. Refused Derived Fuel (RDF) merupakan salah satu alternatif solusi bagi kedua permasalahan tersebut. RDF adalah bahan bakar atau bahan baku yang dibuat sebagai hasil pengolahan sampah untuk menghasilkan bahan bakar yang memiliki kualitas yang konsisten. Timbulan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Banyuroto Kulon Progo dianalisis untuk dapat diketahui potensinya sebagai bahan baku RDF. Penelitian dilakukan untuk menghitung timbulan sampah combustible, menghitung persentase kadar air sampah combustible, dan nilai kalor sampah combustible di TPA Banyuroto. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa timbulan sampah di TPA Banyuroto adalah sebesar 94.11%, kadar air timbulan sampah di TPA Banyuroto adalah 25.7% dan nilai kalor timbulan sampah di TPA Banyuroto adalah sebesar 5544.569 Kkal/kg, sehingga timbulan sampah di TPA Banyuroto terkategori sebagai potensial untuk bahan bakar RDF dengan potensi sebesar 29.84 ton/hari.
Kinetic of Hexavalent Chromium (Cr(VI)) Removal by Corn Cob-Based Activated Carbon Modified with Nitric Acid Ratnaningsih, Wahyu; Aningtyas, Vebri; Shabrina, Husna Muizzati; Arifin, Uma Fadzilia; Prayogo, Wisnu; Amin, Muhammad
Indonesian Journal of Chemical Research Vol 12 No 3 (2025): Edition for January 2025
Publisher : Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ijcr.2025.12-rat

Abstract

The presence of heavy metal Cr(VI) in water indicates environmental pollution. Heavy metal Cr(VI) that exceeds the standard can be harmful to health because it is toxic and carcinogenic. Activated carbon can be used as a heavy metal adsorbent. Modification of activated carbon using nitric acid can increase metal adsorption capacity. Therefore, this study aims to determine the kinetic of hexavalent chromium (Cr(VI)) removal by corn cob-based activated carbon modified with nitric acid. The modified activated carbon was characterized by Boehm titration and FTIR spectrophotometer. The adsorption capacity was identified in various parameters, involving the initial concentration of Cr(VI), pH value, contact time, and concentration of the adsorbent to obtain the optimal Cr(VI) removal efficiency value. The most optimal Cr(VI) adsorption was obtained at an activated carbon dosage of 3 g/L, pH value of 1, contact time of 140 minutes, and 100 mg/l Cr(VI) concentration. Based on adsorption kinetics data, the pseudo-second-order equation was obtained (R2 =0.994). The adsorption phenomenon followed the Langmuir isotherm model (R2 = 0.998) with an optimum adsorption capacity of 28.32 mg/g. Corn cob-activated carbon modified with nitric acid has many acidic groups that act as effective active sites for reducing Cr(VI) from water.
Immobilization of Coal Fly Ash in Alginate Beads for Adsorption of Fe (III) Ions Fauzan Irfandy; Husna Muizzati Shabrina; Indriana Lestari; Heni Anggorowati; Perwitasari Perwitasari
Equilibrium Journal of Chemical Engineering Vol 7, No 2 (2023): Volume 7, No 2 December 2023
Publisher : Program studi Teknik Kimia UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/equilibrium.v7i2.79973

Abstract

Abstract. Various industrial, agricultural, household, mining, smelting, and chemical industrial activities can generate waste containing heavy metals such as Fe(III). Fly ash has the potential as an effective adsorbent to capture heavy metals in wastewater. This study aims to immobilize coal fly ash in alginate beads for the adsorption of Fe(III) ions from synthetic waste solution. To test the adsorption capability of fly ash-alginate beads was performed by varying the contact time (1-24 hours), the mass of fly ash-alginate beads (5, 15, 35, 45, and 55 grams), and the initial concentration of Fe (III) ions at 6, 8, and 10 ppm. The determination of the concentration after adsorption was done using a UV-Vis spectrophotometer. The results showed that fly ash-alginate beads were able to remove Fe(III) ions up to 68.60% at a bead mass of 55 g, ion concentration of 10 ppm, and the equilibrium contact time was reached after 5 hours. The analysis results indicated that the adsorption mechanism followed the Freundlich isotherm model due to the heterogeneous surface exhibited.Keywords:Fly ash, Fe (III), Beads, Adsorption, Freundlich
The Influence of Aqua Regia Usage in the Leaching and Extraction Process of Silica from Coal Fly Ash Perwitasari Perwitasari; Heni Anggorowati; Uli Ulfa; Husna Muizzati Shabrina; Agus Adhiatma
Equilibrium Journal of Chemical Engineering Vol 8, No 1 (2024): Volume 8, No 1 July 2024
Publisher : Program studi Teknik Kimia UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/equilibrium.v8i1.86969

Abstract

Waste from coal-burning power stations and other sectors that rely on coal as a source of energy is one of the environmental issues. Fly ash obtained from burning coal causes pollution in the surrounding environment. Subsequently, a great deal of study was conducted on the application of flying ash coal. Among the techniques for making use of the flying ash of coal is the extraction of silica. This study carried out silica leaching using Aqua Regia (a combination of HCl and HNO₃) with various ratios of 1:1, 1:3, and 3:1. The leaching process was carried out at varying temperatures of 30, 45, 60, 75, and 90 °C, with a leaching time of 1 and 2 hours. Precipitates containing silica were analyzed for their levels using XRF. The results of the study show that the ratio HCl:HNO₃ 3:1 is able to extract more silica than other solvent ratios.Keywords:Silica, Fly Ash, Leaching, HCl, HNO₃
Potensi Sampah TPA Banyuroto Kabupaten Kulon Progo sebagai Bahan Baku Refuse Derived Fuel (RDF) Afifah, Nuha Amiratul; Muizzati Shabrina, Husna; Sobirin, Ahmad; Pratiwi, Distika
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol. 8 No. 3: Desember 2023
Publisher : Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jsil.8.03.147-156

Abstract

Permasalahan pengelolaan sampah salah satunya terkait dengan ketersediaan lahan yang terbatas masih belum dapat teratasi terlebih di wilayah-wilayah urban dengan pertumbuhan penduduk yang pesat. Selain itu, pertumbuhan penduduk juga berimbas kepada peningkatan konsumsi energi primer yang didominasi oleh bahan bakar fosil yang sifatnya tidak terbarukan dan menghasilkan emisi berbahaya bagi lingkungan sekitar. Refused Derived Fuel (RDF) merupakan salah satu alternatif solusi bagi kedua permasalahan tersebut. RDF adalah bahan bakar atau bahan baku yang dibuat sebagai hasil pengolahan sampah untuk menghasilkan bahan bakar yang memiliki kualitas yang konsisten. Timbulan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Banyuroto Kulon Progo dianalisis untuk dapat diketahui potensinya sebagai bahan baku RDF. Penelitian dilakukan untuk menghitung timbulan sampah combustible, menghitung persentase kadar air sampah combustible, dan nilai kalor sampah combustible di TPA Banyuroto. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa timbulan sampah di TPA Banyuroto adalah sebesar 94.11%, kadar air timbulan sampah di TPA Banyuroto adalah 25.7% dan nilai kalor timbulan sampah di TPA Banyuroto adalah sebesar 5544.569 Kkal/kg, sehingga timbulan sampah di TPA Banyuroto terkategori sebagai potensial untuk bahan bakar RDF dengan potensi sebesar 29.84 ton/hari.
Efektivitas Biofiltrasi Untuk Pengolahan Air Limbah Domestik di Indonesia Shabrina, Husna Muizzati
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 5 No. 10 (2025): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v5i10.2892

Abstract

Pengolahan air limbah domestik di Indonesia masih menghadapi tantangan karena rendahnya cakupan sistem pengolahan terpusat, sehingga diperlukan teknologi terdesentralisasi yang sederhana dan efektif. Salah satu alternatif yang banyak dikaji adalah biofilter, yang bekerja dengan memanfaatkan biofilm mikroorganisme pada media berpori untuk mendegradasi polutan organik dan melakukan nitrifikasi amonia. Penelitian ini bertujuan untuk mereview berbagai penelitian periode 2015–2025 yang mengkaji penerapan biofilter skala laboratorium, komunal, dan industri di Indonesia dengan variasi media seperti batu apung, kerikil, karang jahe, sarang tawon, bioball, dan plastik PET daur ulang.  Hasil telaah menunjukkan bahwa biofilter mampu menurunkan BOD?, COD, dan TSS dengan efisiensi rata-rata 70–90%, serta menurunkan amoniak hingga >80% sehingga efluen memenuhi baku mutu Permen LHK No. 68/2016. Sistem biofilter kombinasi anaerob–aerob dilaporkan memberikan kinerja paling stabil, karena tahap anaerob mengurangi beban organik dan lumpur, sedangkan tahap aerob menyelesaikan oksidasi dan nitrifikasi. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja meliputi luas permukaan media, waktu tinggal hidrolik (10–36 jam), kadar oksigen terlarut, pH, dan suhu operasi.
Air Limbah Industri Pangan: Implikasi terhadap Kualitas Air Permukaan dan Air Tanah Afifah, Nuha Amiratul; Shabrina, Husna Muizzati; Saraswati, Yudhistira; Faradilla, Febrica Citra; Adhina, Ufiya Cahaya
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 5 No. 10 (2025): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v5i10.2897

Abstract

Industri pangan dengan pengelolaan air limbah yang tidak memadai berkontribusi besar terhadap pencemaran lingkungan. Limbah ini mengandung berbagai polutan, seperti bahan organik, lemak, minyak, nutrien (nitrogen dan fosfor), patogen, dan logam berat. Air limbah yang tidak terolah dengan baik dapat terinfiltrasi ke air tanah dan mengalir ke air permukaan, sehingga menyebabkan masalah lingkungan seperti eutrofikasi, penurunan kualitas air minum, dan penyebaran penyakit. Kajian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak limbah industri pangan skala kecil dan menengah (UMKM) terhadap kualitas air permukaan dan air tanah, dengan mengidentifikasi jenis polutan dan jalur kontaminasinya Artikel ini juga membahas strategi pengelolaan yang dapat diterapkan oleh UMKM pangan untuk meminimalisasi dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan. Hasil kajian ini diharapkan dapat memberi wawasan terkait urgensi pengelolaan limbah yang berkelanjutan untuk menjaga sumber daya air dan keberlanjutan lingkungan.