Fadli Ananda
Departemen Ilmu Obsetri Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Hubungan Asupan Protein Ibu Hamil Trimester III Dengan BB Lahir Bayi RSIA Kota Makassar Marwa Amrang; Nesyana Nurmadilla; Sigit Dwi Pramono; Fadli Ananda; Rasfayanah Rasfayanah
Wal'afiat Hospital Journal Vol 1 No 2 (2020): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.46 KB) | DOI: 10.33096/whj.v1i2.48

Abstract

Masalah gizi menjadi penyebab kematian ibu dan anak secara tidak langsung yang sebenarnya masih dapat dicegah. Rendahnya asupan gizi dan status gizi ibu hamil selama kehamilan dapat mengakibatkan berbagai dampak tidak baik bagi ibu dan bayi. Asupan protein yang kurang selama kehamilan dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin di dalam kandungan yang mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara asupan protein pada ibu hamil trimester III dengan berat badan lahir bayi di RSIA Sitti Khadijah I dan RSIA Masyita. Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan kohort prospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III sebanyak 24 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur berat badan, alat ukur tinggi badan, pita LiLA, semi quantitative food frequency questionnaire (SF FFQ, dan timbangan bayi. Hasil penelitian pada 24 sampel ibu hamil didapatkan bahwa asupan protein kurang 14 sampel (58,3%), asupan protein cukup 8 sampel (33,3%) dan asupan protein berlebih 2 sampel (8,3%). Untuk LiLA didapatkan 2 sampel KEK (8,3%) dan 22 tidak KEK (91,7%) dan untuk berat badan lahir bayi didapatkan BBLR 1 sampel (4,2%), berat normal 22 sampel (41,7%) dan berat berlebih 1 sampel (4,2%). Berdasarkan hasil uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan berat badan lahir bayi dengan nilai p=0,342 tetapi ada kecenderungan protein memiliki peranan terhadap berat badan lahir bayi.
Hubungan Asupan Protein Ibu Hamil Trimester III Dengan BB Lahir Bayi RSIA Kota Makassar Marwa Amrang; Nesyana Nurmadilla; Sigit Dwi Pramono; Fadli Ananda; Rasfayanah Rasfayanah
Wal'afiat Hospital Journal Vol 1 No 2 (2020): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.46 KB) | DOI: 10.33096/whj.v1i2.48

Abstract

Masalah gizi menjadi penyebab kematian ibu dan anak secara tidak langsung yang sebenarnya masih dapat dicegah. Rendahnya asupan gizi dan status gizi ibu hamil selama kehamilan dapat mengakibatkan berbagai dampak tidak baik bagi ibu dan bayi. Asupan protein yang kurang selama kehamilan dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin di dalam kandungan yang mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara asupan protein pada ibu hamil trimester III dengan berat badan lahir bayi di RSIA Sitti Khadijah I dan RSIA Masyita. Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan kohort prospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III sebanyak 24 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur berat badan, alat ukur tinggi badan, pita LiLA, semi quantitative food frequency questionnaire (SF FFQ, dan timbangan bayi. Hasil penelitian pada 24 sampel ibu hamil didapatkan bahwa asupan protein kurang 14 sampel (58,3%), asupan protein cukup 8 sampel (33,3%) dan asupan protein berlebih 2 sampel (8,3%). Untuk LiLA didapatkan 2 sampel KEK (8,3%) dan 22 tidak KEK (91,7%) dan untuk berat badan lahir bayi didapatkan BBLR 1 sampel (4,2%), berat normal 22 sampel (41,7%) dan berat berlebih 1 sampel (4,2%). Berdasarkan hasil uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan berat badan lahir bayi dengan nilai p=0,342 tetapi ada kecenderungan protein memiliki peranan terhadap berat badan lahir bayi.
Pengaruh Abdominal Stretching Exercise Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Haid (Dismenore) Pada Mahasisiwi FK UMI Angkatan 2018 Nidya Carissa Wahyuni; Imran Safei; Rezky Pratiwi L Basri; Fadli Ananda; Arina Fathiyyah Arifin; Ana Meliyana; Yusuf Kidingallo
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 5 (2022): Mei
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i5.11

Abstract

Dismenore merupakan salah satu masalah ginekologi yang paling umum dialami saat masa remaja, sangat mengganggu aktivitas bahkan seringkali mengharuskan penderita beristirahat dan meninggalkan aktivitasnya. Penanganan dismenore dapat juga dilakukan dengan tidak mengkonsumsi obat-obatan atau non farmakologi tanpa harus mengakibatkan efek samping yaitu dengan abdominal stretching untuk mengurangi rasa nyeri perut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Abdominal Stretching terhadap intensitas nyeri haid (dismenore) pada mahasiswi FK UMI Angkatan 2018. Metode penelitian ini yaitu jenis penelitian adalah pre- experiment dengan one group pretest-posttest design. Hasil penelitian ini menggunakan uji wilcoxon diperoleh nilai signifikan 0,000 (p<0,05) artinya terdapat pengaruh yang bermakna latihan abdominal stretching terhadap intensitas nyeri haid pada mahasiswi fakultas kedokteran umi angkatan 2018 dengan dismenore.
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Di Rs Ibu Dan Anak Amanat Andi We Yada Tenribali; Arina Fathiyyah Arifin; Arni Isnaini Arfah; Fadli Ananda; Zulfiyah Surdam; Trika Irianta; Nur Rakhmah
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 3 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i3.33

Abstract

Anemia adalah suatu kondisi jumlah, ukuran sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin di bawah nilai batas normal (11 gr/dL), prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia adalah lebih dari 70%. Tujuan Penelitian Mengetahui faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil di Rs Ibu dan Anak Amanat. Penelitian menggunakan desain deskriptif analitik metode cross sectional. Penelitian ini dilakukan di RSIA Amanat Makassar bulan November - Desember 2021. Populasi dalam penelitian ini adalah 34 sampel ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di RSIA Amanat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di RSIA Amanat Makassar, yaitu umur kehamilan, umur ibu hamil, paritas, pengetahuan, suplementasi zat besi, jarak kelahiran dan Pendidikan.
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Dengan Kepatuhan ANC RSIA Ananda Makassar 2019 Melly Syafrida Putri; Fadli Ananda; Zulfiyah Surdam; Anna Sari Dewi; Arni Isnaini Arifin; Susiawaty; Irwan
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 3 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i3.35

Abstract

Kehamilan merupakan proses yang alamiah, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, Kehamilan risiko tinggi merupakan suatu kehamilan dimana jiwa dan kesehatan ibu dan bayi dapat terancam. Antenatal Care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dan ibunya untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan dengan keteraturan Antenatal Care (ANC). Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional sampel dari penelitian ini berupa data primer yaitu data penelitian yang didapatkan langsung dari sumber. Data primer dari penelitian ini adalah dengan membagikan kuisioner secara langsung kepada responden. Dari hasil penelitian dengan 50 ibu hamil care di rumah sakit Ibu dan Anak Ananda Makassar didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kategori Tinggi sebanyak 20 ibu hamil (40%) dan kategori sedang sebanyak 19 ibu hamil (38%), sedangkan responden memiliki pengetahuan kategori rendah sebanyak 11 ibu hamil (22%Pengetahuan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya dirumah sakit ibu dan anak ananda Makassar mayoritas memiliki pengetahuan yang tinggi tentang Antenatal care, serta kunjungan Antenatal care yang dilakukan ibu hamil di rumah sakit ibu dan anak ananda Makassar sudah baik dalam melakukan pemeriksaan kehamilan.
Karakteristik Penderita Preeklampsia yang Dirawat Di RSIA. Ananda Makassar Tahun 2019 Indah Setiyani Ulum; Fadli Ananda; Zulfiyah Surdam; Anna Sari Dewi; Arni Isnaini Arfah
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 1 No. 3 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v1i3.67

Abstract

Preeklampsia masih merupakan permasalahan obstetri yang tidak dapat diselesaikan sepenuhnya sedangkan setiap tahun angka kematian ibu di Provinsi Sulawesi Selatan terus mengalami peningkatan. Penyebab pasti terjadinya preeklampsia belum diketahui, namun terdapat beberapa faktor risiko yang mempengaruhi kejadian preeklampsia. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik penderita preeklampsia yang dirawat di RSIA. Ananda periode tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder yaitu rekam medik yang dilakukan pada bulan Juni 2020 bertempat di RSIA. Ananda Makassar.Pada penelitian ini didapatkan jumlah pasien penderita preeklampsia yang di rawat sebanyak 65 orang dengan jenis preeklampsia terbanyak dengan preeklampsia berat (92,3%). Pasien penderita preeklampsia berdasarkan usia tertinggi yaitu umur 20 – 35 (76,9%). berdasarkan manifestasi klinis didapatkan hipertensi (89,2%), dan proteinuria (66,2%) dengan kategori terbanyak positif tiga (+++) (26,2%). Jenis terapi yang sering digunakan adalah penggunaan MgSo4 (35,5%) dengan kombinasi terbanyak dengan nifedipin (26,2%). Dalam penelitian didapatkan hasil dengan komplikasi (4,6%) dan tanpa komplikasi (95,4%). Hasil luaran bayi pasien penderita preeklampsia lahir dengan kondisi normal (78,5%). Pasien penderita preeklampsia terbanyak dengan usia 20-35 tahun dengan jenis preeklampsia berat. Manifestasi klinis yang sering terjadi yaitu hipertensi dan proteinuria positif tiga (+++). Terapi yang diberikan yaitu MgSO4 dikombinasi dengan nifedipin. Sebagian besar penderita tidak mengalami komplikasi dan melahirkan bayi normal.
Hubungan Asupan Karbohidrat Ibu Hamil Trimester III dengan BB Lahir Bayi RSIA Kota Makassar Marhamah; Nesyana Nurmadilla; Sigit Dwi Pramono; Fadli Ananda; Rasfayanah
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 7 (2022): Juli
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i7.101

Abstract

Gizi ibu yang kurang pada saat kehamilan akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin, serta menghambat pembentukan fungsi otak janin. Janin yang kekurangan gizi berisiko lahir dengan berat badan rendah dan ketika tumbuh dewasa akan berisiko lebih tinggi untuk menderita penyakit degeneratif (diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke) daripada yang tidak kekurangan gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan asupan karbohidrat pada ibu hamil trimester III dengan berat badan lahir bayi di RSIA Sitti Khadijah 1 dan RSIA Masyita Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan kohort prospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III sebanyak 24 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur berat badan, alat ukur tinggi badan, pita LiLA, semi quantitative food frequency questionnaire (SF FFQ), dan timbangan bayi. Hasil penelitian pada 24 sampel ibu hamil didapatkan bahwa asupan karbohidrat kurang 12 sampel (50%), asupan karbohidrat cukup 7 sampel (29,2%) dan asupan karbohidrat berlebih 5 sampel (20,8 %). Untuk LiLA didapatkan 2 sampel KEK (8,3%) dan 22 tidak KEK (91,7%) dan untuk berat badan lahir bayi didapatkan BBLR 1 sampel (4,2%), berat normal 22 sampel (41,7%) dan berat berlebih 1 sampel (4,2%). Kemudian Berdasarkan hasil uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat dengan berat badan lahir bayi dengan nilai p=0,779.
Analisis Karakteristik dan Pola Pemberian MPASI Anak Usia 6-24 Bulan di Puskesmas Soroako Aulia Putri Apriliani; Djauhariah Arifuddin; Nesyana Nurmadilla; Fadli Ananda; Irmayanti Haidir Bima
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 7 (2023): Juli
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i7.270

Abstract

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) adalah makanan padat, semi padat dan makanan lunak (disiapkan secara lokal ataupun diproduksi secara komersial) yang diberikan kepada anak-anak usia 6-23 bulan untuk melengkapi ASI. Untuk mengetahui karakteristik dan pola pemberian MPASI pada anak usia 6-24 bulan. Metode penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan 59 persen anak diberikan MPASI lokal, 3 persen MPASI pabrikan dan 38 persen MPASI gabungan. Pada usia pemberian MPASI sebanyak 86 persen tepat. Pemberian tekstur MPASI usia 6-8 bulan 95 persen tepat, usia 9-11 bulan 60 persen tepat, dan usia 12-23 bulan 90 persen tepat. Pemberian porsi MPASI usia 6-8 bulan semua ibu memberikan MPASI secara tepat, usia 9-11 bulan 97 persen tepat, dan usia 12-23 bulan 46 persen tepat. Pemberian frekuensi MPASI usia 6-8 bulan 99 persen tepat, usia 9-11 bulan 98 persen tepat, dan usia 12-23 bulan 97 persen tepat. Pemberian frekuensi makan selingan usia 6-23 bulan 73 persen tepat. Pemberian MPASI secara aman dan higienis 99 persen diberikan secara aman dan higienis. Pola pemberian MPASI pada wilayah kerja Puskesmas Soroako secara keseluruhan diberikan sesuai anjuran, namun pemberian tekstur MPASI usia 9-11 bulan dan porsi MPASI usia 12-23 bulan banyak yang tidak tepat.
Hubungan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi dengan Kejadian IMS pada Ibu Hamil di Fakfak Nadhifah Barunawaty; Syarifuddin Wahid; Syamsu Rijal; Mona Nulanda; Fadli Ananda
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 9 (2023): September
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i9.296

Abstract

Kematian janin dan neonates dapat disebabkan oleh infeksi menular seksual yang membahayakan organ reproduksi. Kejadian Infeksi Menular Seksual dipengaruhi juga oleh pengetahuan, sikap, serta perilaku, semakin baik pengetahuan, sikap, maupun perilaku tentang kesehatan reproduksi maka semakin rendah kejadian IMS. Suatu kondisi kesejahteraan tubuh, psikis, serta umum yang memadai adalah kesehatan reproduksi, tak terdapatnya kecacatan pada sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Dengan tujuan diketahuinya kaitan pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai kesehatan reproduksi terhadap fenomena infeksi menular seksual terhadap ibu hamil di Kabupaten Fakfak. Pengkajian ini berjenis kuantitatif serta bermetode analitik secara Cross-sectional study. Secara keseluruhan, terdapat142 orang yang berpartisipasi dalam penelitian diambil sebagai sampel. Data dikumpulkan melalui kuesioner serta data sekunder melalui rekam medis Puskesmas Fakfak. Hasil yang didapatkan wawasan kesehatan reproduksi pada fenomena infeksi menular seksual Ibu hamil dengan IMS memiliki pengetahuan kurang (77.9%) dibandingkan ibu hamil normal pengetahuan kurang hanya (58.6%). Didapatkan Sikap Ibu hamil tidak menderita IMS sikap tidak peduli (62.1%) dibanding Ibu hamil menderita IMS sikap tidak peduli (58.4%). Didapatkan ibu hamil penderita IMS yang memiliki perilaku tidak mendukung (71.7%) dibanding Ibu hamil tidak IMS memilki perilaku tidak mendukung yaitu 14 orang (48.3%). Berdasarkan perolehan pengujian statistik, ada kaitan antar pengetahuan kesehatan reproduksi dengan fenomena IMS terhadap ibu hamil di Kabupaten Fakfak sedangkan tidak ada hubungan sikap mengenai kesehatan reproduksi pada fenomena IMS terhadap ibu hamil di Kabupaten Fakfak dan ada kaitan perilaku mengenai kesehatan reproduksi pada fenomena IMS terhadap ibu hamil di Kabupaten Fakfak
Faktor Penghambat Pemberian Asi Eksklusif pada Ibu Menyusui Nur Hikmah Wati Soekotjo; Fadli Ananda; Rezky Putri Indarwati Abdullah; A. Husni Esa Darussalam; Rizki Amalia Effendy
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 10 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i10.376

Abstract

Air susu ibu (ASI) eksklusif adalah memberikan makanan kepada bayinya dari awal kehidupan sampai dengan bayinya berusia enam bulan tanpa makanan tambahan apapun dan minuman lain. Tujuan penelitian ini untuk megetahui faktor penghambat pemberian ASI eksklusif. Metode penelitian ini merupakan literatur review. Data bersumber dari jurnal, artikel, dan textbook. Hasil yang didapatkan ibu yang memiliki pengetahuan tinggi lebih banyak menyusui bayinya dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan kurang. Ibu bekerja lebih kurang memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang tidak bekerja. HIV/AIDS menjadi penyebab ibu tidak memberikan ASI ekslusif terhadap bayinya. Ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga lebih sedikit memberikan ASI eksklusif dibandingka ibu yang mendaptkan dukungan baik dari keluarga maupun suami. Kesimpulan hasil literatur review menunjukkan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan, pekerjaan, kesehatan ibu dan dukungan keluarga dengan perilaku pemberian ASI eksklusif, disarankan petugas kesehatan lebih aktif untuk memberikan informasi dan motivasi tentang ASI eksklusif. Kata kunci: Asi eksklusif; pengetahuan; pekerjaan; HIV/AIDS; dukungan keluarga