Rahmat Sewa Suraya
Dosen pada Jurusan Tradisi Lisan, FIB, UHO

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MAKNA SOSIO-HISTORIS BAJU KURUNG TELUK BELANGA PADA BUSANA PENGANTIN PRIA KESULTANAN JOHOR DARUL TA’ZIM Arie Toursino Hadi; Ade Solihat; Maman Lesmana; Rahmat Sewa Suraya
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 2 No 1 (2019): Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2019
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v2i1.613

Abstract

Tulisan ini membahas mengenai makna yang terkandung dalam pakaian pengantin pria Kesultanan Johor Darul Ta’zim dilihat dari perspektif sosio-historis. Penelitian ini bertujuan untuk menggali makna yang terkandung dalam pemilihan Baju Kurung Teluk Belanga sebagai pakaian resmi salah satu kesultanan di Malaysia ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode wawancara dan tinjauan pustaka. Hasil penelitian ini adalah, busana pengantin pria Kesultanan Johor Darul Ta’zim menggunakan Baju Kurung Teluk Belanga, yang berbeda dengan etnis Melayu yang lain, merupakan wujud dari kedaulatan Kesultanan Johor Darul Ta’zim dalam membentuk tradisi yang berlaku di wilayahnya.
INTERAKSI SIMBOLIK BAHASA DAERAH BALI DI TENGAH MULTIKULTURALISME: PERSPEKTIF HABITUS PIERRE BOURDIEU Komang Wahyu Rustiani; I Gusti Made Swastya Dharma Pradnyan; Nurtikawati Nurtikawati; Salniwati Salniwati; Rahmat Sewa Suraya
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 2 No 2 (2019): Volume 2 Nomor 2, Juli-Desember 2019
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v2i2.756

Abstract

Bahasa merupakan media yang mendasar untuk melakukan pola pewarisan kebudayaan dari generasi ke generasi. Masyarakat Suku Bali di Kota Kendari memiliki beragam kebudayaan untuk diwariskan sehingga diharapkan mampu memahami Bahasa Daerah Bali di tengah multikulturalisme agar budaya yang diwariskan tidak mengalami salah penafsiran. Untuk mengkaji hal tersebut perlu diterapkan teori Habitus Pierre Bourdieu dalam menganalisis hasil observasi dan wawancara dari informan sehingga dapat diketahui faktor penghambat dalam penggunaan bahasa Daerah Bali di Kota Kendari. Minimnya penggunaan Bahasa Daerah Bali di Kota Kendari dipengaruhi oleh kebiasaan atau habit, minimnya pemanfaatan modal serta ranah yang mempengaruhi pelestarian Bahasa Daerah Bali. Praktik yang dilakukan oleh masyarakat Suku Bali di Kota Kendari dipengaruhi oleh rasa toleransi, pemersatuan Bangsa sehingga dalam berkomunikasi selalu menggunakan Bahasa Indonesia, terhimpit oleh masyarakat yang multikultural, dan kurangnya pendidikan Bahasa Daerah Bali di kalangan anak-anak hingga remaja. Hal tersebut dapat diatasi dengan melaksanakan pembelajaran Bahasa, Sastra dan Aksara kepada generasi muda sejak usia dini melalui pasraman yang dilaksanakan di wilayah Sulawesi Tenggara khususnya Kota Kendari