Nurtikawati Nurtikawati
Dosen Pada Jurusan Tradisi Lisan, FIB, UHO

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERUBAHAN KEISTIMEWAAN SULTAN YOGYAKARTA: WACANA POLITIK IDENTITAS Arie Toursino Hadi; Shinta Arjunita Saputri; Nurtikawati Nurtikawati
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 2 No 2 (2019): Volume 2 Nomor 2, Juli-Desember 2019
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v2i2.754

Abstract

Tulisan ini membahas mengenai perubahan keistimewaan kekuasaan Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat dilihat dari wacana politik identitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pergeseran makna masyarakat baik yang berada di dalam maupun di luar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memandang keistimewaan politik yang dimiliki oleh Sultan Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode tinjauan pustaka. Hasil dari penelitian ini adalah DIY terbentuk dari kontrak politik dengan kolonial Belanda. Pada masa kemerdekaan, Yogyakarta lebih memilih untuk menjadi bagian dari Republik Indonesia, dibandingkan berdiri menjadi kerajaan tersendiri. Wacana keistimewaan ini mendapat banyak tekanan, baik internal maupun eksternal wilayah Yogyakarta. Sebagian orang berpendapat bahwa keistimewaan dapat menjadi modal untuk tetap mempertahankan tradisi Kasultanan Yogyakarta yang sejak awal sudah terbentuk, sementara sebagian yang lain menganggap bahwa keistimewaan merupakan hambatan bagi perkembangan dan integritas penuh dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
TRADISI MOMBOLASUAKO (KAWIN LARI) DALAM PERKAWINAN ADAT TOLAKI DI DESA TIRAOSU KECAMATAN KOLONO KABUPATEN KONAWE SELATAN Sista Sista; La Niampe; Nurtikawati Nurtikawati
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 2 No 2 (2019): Volume 2 Nomor 2, Juli-Desember 2019
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v2i2.755

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menjelaskan dan mendeskripsikan proses penyelesaian tradisi mombolasuako dalam perkawinan adat suku Tolaki, Untuk memahami faktor penyebab terjadinya perkawinan mombolasuako, Untuk mengetahui implikasi yang disebabkan akibat dari perkawinan mombolasuako. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan berbagai metode yang ada. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi (pengamatan), wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif melalui pendekatan ini yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat tahap 1) proses penyelesaian perkawinan mombolasuako (kawin lari), yakni tahap awal mowoka obiri (memberi kabar), tahap mesokei (membentengi), mesambepe (pembahasan uang mahar) dan tahap akhir mowindahako. Dalam perkawinan mombolasuako digunakan kalosara sebagai penyelesaiannya masalah adat istiadat maupun konflik sosial salah satunya perkawinan mombolasuako meskipun dianggap sebagai bentuk pelanggaran adat namun bukan berarti tidak dapat selesaikan secara adat. 2) Faktor penyebab terjadinya perkawinan mombolasuako diantaranya: tidak mendapat restu dari orang tua, menghemat waktu dan biaya, perempuan telah hamil di luar nikah, paksaan atau ditipu. 3) Implikasi yang disebabkan akibat dari perkawinan mombolasuako yaitu: hubungan yang tidak harmonis dengan orang tua, pengaruh pada kondisi rumah tangga sering bertengkar, kesulitan dalam ekonomi dan perceraian.
INTERAKSI SIMBOLIK BAHASA DAERAH BALI DI TENGAH MULTIKULTURALISME: PERSPEKTIF HABITUS PIERRE BOURDIEU Komang Wahyu Rustiani; I Gusti Made Swastya Dharma Pradnyan; Nurtikawati Nurtikawati; Salniwati Salniwati; Rahmat Sewa Suraya
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 2 No 2 (2019): Volume 2 Nomor 2, Juli-Desember 2019
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v2i2.756

Abstract

Bahasa merupakan media yang mendasar untuk melakukan pola pewarisan kebudayaan dari generasi ke generasi. Masyarakat Suku Bali di Kota Kendari memiliki beragam kebudayaan untuk diwariskan sehingga diharapkan mampu memahami Bahasa Daerah Bali di tengah multikulturalisme agar budaya yang diwariskan tidak mengalami salah penafsiran. Untuk mengkaji hal tersebut perlu diterapkan teori Habitus Pierre Bourdieu dalam menganalisis hasil observasi dan wawancara dari informan sehingga dapat diketahui faktor penghambat dalam penggunaan bahasa Daerah Bali di Kota Kendari. Minimnya penggunaan Bahasa Daerah Bali di Kota Kendari dipengaruhi oleh kebiasaan atau habit, minimnya pemanfaatan modal serta ranah yang mempengaruhi pelestarian Bahasa Daerah Bali. Praktik yang dilakukan oleh masyarakat Suku Bali di Kota Kendari dipengaruhi oleh rasa toleransi, pemersatuan Bangsa sehingga dalam berkomunikasi selalu menggunakan Bahasa Indonesia, terhimpit oleh masyarakat yang multikultural, dan kurangnya pendidikan Bahasa Daerah Bali di kalangan anak-anak hingga remaja. Hal tersebut dapat diatasi dengan melaksanakan pembelajaran Bahasa, Sastra dan Aksara kepada generasi muda sejak usia dini melalui pasraman yang dilaksanakan di wilayah Sulawesi Tenggara khususnya Kota Kendari