Suwendar
Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Teh Putih (Camellia sinensis L.) dengan Metode DPPH Raidah Amirah Balqis Rosidin; Suwendar; Gita Cahya Eka Darma A.
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.13058

Abstract

Abstract. White tea leaves (Camellia sinensis L.) contain catechin compounds, especially Epigallocathecin-Gallate compounds which are thought to have potential as antioxidants. This study aims to determine the antioxidant activity provided by ethanol extract of white tea leaves. White tea leaf extract was obtained by maceration method using 96% ethanol solvent. Antioxidant activity test was conducted using DPPH method by looking at IC50 value to determine its antioxidant strength. From the results of the study, the IC50 value of white tea leaf ethanol extract was 1.14 ± 0.26 ppm which indicates that white tea leaves have very strong antioxidant strength. Abstrak. Daun teh putih (Camellia sinensis L.) mengandung senyawa katekin terutama senyawa Epigallocathecin-Gallate yang diduga memiliki potensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan yang diberikan oleh ekstrak etanol daun teh putih. Ekstrak daun teh putih diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode DPPH dengan melihat nilai IC50 untuk mengetahui kekuatan antioksidan nya. Dari hasil penelitian didapat nilai IC50 ekstrak etanol daun teh putih sebesar 1,14 ± 0,26 ppm yang menandakan bahwa daun teh putih memiliki kekuatan antioksidan yang sangat kuat.
Efektivitas Amlodipin Secara Tunggal terhadap Pasien PROLANIS di UPTD Puskesmas Ciamis Jasmine Sekar Galuh Putri; Suwendar; Bambang Tri Laksono
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.13549

Abstract

Abstract. Prevalence of 25.8% among individuals aged over 18. This study aims to evaluate the effectiveness of amlodipine, administered either alone or in combination, in lowering blood pressure in hypertensive patients participating in the Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) at the UPTD Puskesmas Ciamis. The research method is observational and descriptive with a cross-sectional approach, and data were collected retrospectively using purposive sampling. The study showed that 5 mg of amlodipine effectively lowered blood pressure in 30 patients (52.63%) based on systolic blood pressure (SBP) measurements and in 24 patients (42.11%) based on diastolic blood pressure (DBP) reduction. Amlodipine 10 mg was effective in lowering blood pressure in 15 patients (88.24%) based on SBP measurements and in 10 patients (58.82%) based on DBP reduction. The effectiveness of achieving a single amlodipine blood pressure target showed that only a few patients reached the target. Abstrak. Hipertensi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, terlihat dari prevalensinya yang mencapai 25,8% pada penduduk berusia di atas 18 tahun. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas obat amlodipin yang diberikan secara tunggal untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi yang mengikuti Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) di UPTD Puskesmas Ciamis. Metode penelitian bersifat observasional deskriptif dengan pendekatan cross-sectional, data diambil secara retrospektif dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian menunjukkan bahwa amlodipine 5 mg efektif menurunkan tekanan darah pada 30 pasien (52,63%), berdasarkan pengukuran tekanan darah sistolik (TDS) dan 24 pasien (42,11%), berdasarkan penurunan tekanan darah diastolik (TDD). Amlodipine 10 mg efektif menurunkan tekanan darah pada 15 pasien (88,24%), berdasarkan pengukuran tekanan darah sistolik (TDS) dan 10 pasien (58,82%), berdasarkan penurunan tekanan darah diastolik (TDD). Efektivitas tercapainya target tekanan darah amlodipin tunggal menunjukkan hanya beberapa pasien saja yang mencapai target.
Gambaran Kualitas Hidup Pasien Rheumatoid Arthritis: Literature Review Vidya Sulistiawati Dewi; Umi Yuniarni; Suwendar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.13900

Abstract

Abstract. Rheumatoid arthritis (RA) is a common problem in Indonesia. The prevalence of RA sufferers in 2020 is not known with certainty, but it is estimated to reach no less than 1.3 million people, and as many as 335 million people in the world experience RA. The symptoms experienced by people with RA include joint stiffness, limited joint movement, swelling and pain, which interfere with daily activities and affect the patient's quality of life. In addition, RA can also affect psychological conditions such as depression and anxiety. This study was conducted using the systematic literature review (SLR) method. The quality of life of RA patients in Indonesia from eight articles concluded that patients with good quality of life were stated by five articles (57.5-100%), patients with moderate quality of life were stated by one article (53.33%) and patients with poor quality of life were stated by one article (90%). The quality of life of rheumatoid arthritis patients in foreign countries from five research articles namely research in Japan, Poland, Austria and Egypt concluded that patients with good quality of life were stated by two articles (45.5-100%), patients with fair quality of life were stated by one article (100%) and patients with poor quality of life were stated by two articles (38.5-100%). Factors that affect RA patients' quality of life include self-management, physical health, psychological, social and environmental relationships, compliance, knowledge and education, and age and gender. Abstrak. Rheumatoid arthritis (RA) menjadi salah satu masalah yang sering terjadi di Indonesia. Pada tahun 2020, prevalensi penderita RA belum diketahui pasti, namun diperkirakan mencapai tidak kurang dari 1,3 juta orang dan sebanyak 335 juta penduduk di dunia mengalami RA. Kondisi yang dialami pasien RA diantaranya kaku sendi, hambatan gerak persendian, bengkak, rasa sakit yang mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien. Selain itu, RA juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis seperti depresi dan kecemasan. Penelitian ini dilakukan dengan metode Systematic Literature Review (SLR). Kualitas hidup pasien RA di Indonesia dari delapan artikel disimpulkan bahwa pasien dengan kualitas hidup baik dinyatakan oleh lima artikel (57,5-100%), pasien dengan kualitas hidup sedang dinyatakan oleh satu artikel (53,33%) dan pasien dengan kualitas hidup buruk dinyatakan oleh satu artikel (90%). Kualitas hidup pasien rheumatoid arthritis di negara luar dari lima artikel penelitian yaitu penelitian di Jepang, Polandia, Austria dan Mesir disimpulkan bahwa pasein dengan kualitas hidup baik dinyatakan oleh dua artikel (45,5-100%), pasien dengan kualitas hidup cukup dinyatakan oleh satu artikel (100%) dan pasien dengan kualitas hidup buruk dinyatakan oleh dua artikel (38,5-100%). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien RA diantaranya self management, kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan, tingkat kepatuhan, pengetahuan dan pendidikan, serta usia dan jenis kelamin.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus) terhadap Escherichia coli Secara In Vitro Menggunakan Metode Mikrodilusi Fina Apriliani; Suwendar; Bambang Tri Laksono
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.13902

Abstract

Abstract. Infection caused by Escherichia coli bacteria is a serious health problem. The use of medicinal plants such as cat's whiskers (Orthosiphon stamineus) is known to have natural antibacterial properties.This study aims to evaluate the antibacterial activity of cat's whisker extract and cat's whisker leaves against Escherichia coli using the in vitro microdilution method. Extraction of cat's whisker leaves was carried out using the kinetic maceration method using 96% ethanol solvent. Liquid-liquid fractionation was carried out using n-hexane, ethyl acetate and water as solvents. The antibacterial activity test was carried out using the microdilution method to determine the minimum inhibitory concentration (MIC). The ethanol extract of cat's whisker leaves showed antibacterial activity against Escherichia coli with an MIC similar to amoxicillin at a concentration of 80,000 µg/mL. The water fraction had the highest yield (33.333%), followed by the n-hexane fraction (23.333%) and the ethyl acetate fraction (13.333%). Phytochemical analysis showed the presence of flavonoids, polyphenols, tannins and anthraquinones in the ethanol extract and its fractions. Further research is needed to optimize extraction conditions and explore other biological activities of cat's whisker leaves. Abstrak. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli merupakan masalah kesehatan yang serius. Pemanfaatan tanaman obat seperti kumis kucing (Orthosiphon stamineus) diketahui mempunyai sifat antibakteri alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antibakteri ekstrak kumis kucing dan daun kumis kucing terhadap Escherichia coli secara in vitro menggunakan mikrodilusi. Ekstraksi daun kumis kucing dilakukan dengan metode maserasi kinetik menggunakan pelarut etanol 96%. Fraksinasi cair-cair dilakukan dengan menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan air. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode mikrodilusi untuk menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM). Ekstrak etanol daun kumis kucing menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dengan MIC mirip amoksisilin pada konsentrasi 80.000 µg/mL. Fraksi air mempunyai rendemen tertinggi (33,333%), disusul fraksi n-heksana (23,333%) dan fraksi etil asetat (13,333%). Analisis fitokimia menunjukkan adanya kandungan flavonoid, polifenol, tanin dan antrakuinon pada ekstrak etanol dan fraksinya. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan kondisi ekstraksi dan mengeksplorasi aktivitas biologis lain dari daun kumis kucing.
Potensi Antibakteri Tanaman Kersen (Muntingia calabura L.) Aulia Puspasari; Siti Hazar; Suwendar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14072

Abstract

Abstract. The use of antibiotics is one method of treating diseases caused by bacterial infections. However, inappropriate and irrational use of antibiotics can lead to side effects, one of which is bacterial resistance to antibiotics. To address the problems arising from antibiotic use, efforts have been made to find alternative treatments for infections, one of which is by utilizing plant extracts, specifically the kersen plant (Muntingia calabura L.). This study aims to determine the antibacterial potential of the kersen plant (Muntingia calabura L.), identify which part of the plant is most potent as an antibacterial, and understand its mechanism of action. The study was conducted using the Systematic Literature Review (SLR) method by reviewing research articles. The results indicate that the kersen plant (Muntingia calabura L.) is effective as an antibacterial whether it is Gram-positive bacteria or Gram-negative bacteria, particularly its fruit. The compounds that act as antibacterial agents include flavonoids, saponins, and tannins. The mechanisms of action of these compounds include inhibiting the formation of DNA and RNA, disrupting bacterial cell stability through the outer membrane and cell wall, binding to the cytoplasmic membrane causing cytoplasmic leakage, as well as inhibiting microbial cell adhesion, inactivating enzymes, and disrupting protein transport within the cell. Abstrak. Penggunaan antibiotik merupakan salah satu metode pengobatan untuk penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Akan tetapi, penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan aturan pakai dan tidak rasional dapat menimbulkan efek samping salah satunya adalah resistensi bakteri terhadap antibiotik. Munculnya masalah akibat penggunaan antibiotik, dilakukan upaya untuk mencari alternatif pengobatan infeksi yang salah satu nya adalah dengan memanfaatkan ekstrak tanaman, yaitu tanaman kersen (Muntingia calabura L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antibakteri tanaman kersen (Muntingia calabura L.), mengetahui bagian tanaman mana yang paling berpotensi sebagai antibakteri, dan mengetahui bagaimana mekanisme kerjanya. Penelitian ini dilakukan dengan metode Systematic Literature Review (SLR) dengan cara mengkaji artikel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman kersen (Muntingia calabura L.) efektif sebagai antibakteri baik itu bakteri Gram positif ataupun Gram negatif, terutama bagian buahnya. Senyawa yang berperan sebagai antibakteri adalah flavonoid, saponin, dan tannin. Mekanisme kerja senyawa ini meliputi penghambatan pembentukan DNA dan RNA, gangguan stabilitas sel bakteri melalui membran dan dinding sel, pengikatan membran sitoplasma yang menyebabkan kebocoran sitoplasma, serta menghambat adhesi mikroba, menginaktifkan enzim, dan mengganggu transportasi protein dalam sel.
Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Air dari Beras (Oryza sativa L.), Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Serai Dapur (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) Tri Ayu Febrianti; Vinda Maharani Patricia; Suwendar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14076

Abstract

Abstract. Characterization is the first step or part of the standardization process which includes several important parameters to ensure the quality, safety and benefits of the materials used. The purpose of this study is to determine the characterization of simplisia and water extracts from rice (Oryza sativa L.), kencur (Kaempferia galanga L.) and lemongrass (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf). This research is an experimental study conducted at the Pharmaceutical Research Laboratory of the Islamic University of Bandung. Characterization of the resulting simplisia, namely in organoleptic testing of rice, kencur and lemongrass samples in the form of dry powder; rice is white, kencur and lemongrass are brown; rice is odorless, kencur and lemongrass have a distinctive odor. The average results of the determination of water soluble extract content obtained are 1.9825% rice; 18.8260% kencur and 21.2206% lemongrass. The average results of the determination of ethanol soluble extracts obtained are rice 0.7326%; kencur 20.5859% and lemongrass 23.0706%. The results of determining the moisture content obtained are rice 7.5749%; kencur 5.5868% and lemongrass 5.3930%. The results of the determination of drying shrinkage obtained are rice 10.8105%; kencur 10.8383% and lemongrass 5.5211%. The results of the determination of total ash content obtained are rice 0.7362%; kencur 7.8902% and lemongrass 9.7618%. The results of the determination of acid insoluble ash content obtained were rice 0.5470%; kencur 2.7379% and lemongrass 2.6813%. Organoleptic testing for the extracts produced, namely for EASD, EABK and EABKSD, has a thick form, brown in color and has a distinctive odor. The results of determining the specific gravity obtained are EASD 1.0174; EABK 1.0075 and EABKSD 1.0131. Abstrak. Karakterisasi merupakan tahapan awal atau bagian dari proses standardisasi yang meliputi beberapa parameter penting untuk menjamin suatu mutu, keamanan serta manfaat bahan yang digunakan. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakterisasi simplisia dan ekstrak air dari beras (Oryza sativa L.), kencur (Kaempferia galanga L.) dan serai dapur (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental di Laboratorium Riset Farmasi Universitas Islam Bandung. Karakterisasi simplisia yang dihasilkan yaitu pada pengujian organoleptik sampel beras, kencur dan serai dapur memiliki bentuk serbuk kering; beras berwarna putih, sedangkan kencur dan serai dapur berwarna coklat; beras tidak berbau sedangkan kencur dan serai dapur memiliki bau khas. Hasil rata-rata penetapan kadar sari larut air yang didapatkan yaitu beras 1,9825%; kencur 18,8260% dan serai dapur 21,2206%. Hasil rata-rata penetapan kadar sari larut etanol yang didapatkan yaitu beras 0,7326%; kencur 20,5859% dan serai dapur 23,0706%. Hasil penetapan kadar air yang didapatkan yaitu beras 7,5749%; kencur 5,5868% dan serai dapur 5,3930%. Hasil penetapan susut pengeringan yang didapatkan yaitu beras 10,8105%; kencur 10,8383% dan serai dapur 5,5211%. Hasil pada penetapan kadar abu total yang didapatkan yaitu beras 0,7362%; kencur 7,8902% dan serai dapur 9,7618%. Hasil penetapan kadar abu tidak larut asam yang didapatkan yaitu beras 0,5470%; kencur 2,7379% dan serai dapur 2,6813%. Pengujian organoleptik untuk ekstrak yang dihasilkan yaitu untuk EASD, EABK dan EABKSD memiliki bentuk kental, berwarna cokelat dan memiliki bau khas. Hasil penetapan bobot jenis yang didapatkan yaitu EASD 1,0174; EABK 1,0075 dan EABKSD 1,0131.
Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien ISPA di Puskesmas Ciranjang Kabupaten Cianjur Periode 2023 Alyah Eka Putri; Suwendar; Umi Yuniarni
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14180

Abstract

Abstract. Upper Respiratory Tract Infection (URTI) is an infectious disease that often affects people in the world caused by viruses and bacteria. One of the therapies used for URI is antibiotics. Excessive or unnecessary use of antibiotics can lead to the emergence of resistance to bacteria, so it is necessary to pay attention to its rationality. Bacterial resistance shows the inhibition of bacterial growth when administering antibiotics in normal doses. The purpose of this study is to evaluate the rationality of antibiotic use which includes the right indication, right patient, right drug, right dose, and right interval parameters in URI patients at Ciranjang Health Center, Cianjur Regency from January to December 2023. The sample used was medical record data from 97 patient data, data collection was carried out by retrospective sampling method and then descriptive data analysis was carried out which met the inclusion and exclusion criteria. The evaluation obtained with the calculation results in the form of percentages, namely the right patient 100%, the right indication 94.84%, the right drug 100%, the right dose 95,24%, and the right administration interval 89.47%. From the results of the study it can be concluded that the rationality of treatment has not reached 100% in accordance with the guidelines. Abstrak. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah penyakit menular yang sering menjangkit masyarakat di dunia yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Terapi yang digunakan untuk ISPA salah satunya menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang berlebihan atau tidak perlu dapat mengakibatkan munculnya resistensi terhadap bakteri, sehingga perlu diperhatikan rasionalitasnya. Resistensi bakteri menunjukan tidak terhambatnya pertumbuhan bakteri saat pemberian antibiotik dalam dosis normal. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik yang meliputi parameter tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, dan tepat interval pada pasien ISPA di Puskesmas Ciranjang Kabupaten Cianjur periode Januari sampai Desember 2023. Sampel yang digunakan berupa data rekam medis dari 97 data pasien, pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling secara retrospektif yang kemudian dilakukan analisis data secara deskriptif yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Evaluasi yang didapat dengan hasil perhitungan berupa persentase yaitu tepat pasien 100%, tepat indikasi 94,84%, tepat obat 100%, tepat dosis 95,24%, dan tepat interval pemberian 89,57%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan rasionalitas pengobatan belum mencapai 100% sesuai dengan pedoman.
Perbandingan Efek Anti Kandidiasis dari Beberapa Tanaman Genus Syzygium Kamilia Zahro; Umi Yuniarni; Suwendar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14621

Abstract

Abstract. Candidiasis is a fungal infection that is opportunistic, meaning that the infection occurs due to a decrease in the immune system. According to WHO (Word Health Organization) candidiasis cases attack women every year around the world by 10-15% of 100 million women. This study aims to determine the anti candidiasis activity of several syzygium genus plants against the growth of Candida albicans, knowing some syzygium genus plants that have the best effect and knowing the KHM concentration of syzygium genus plants that can have potential as anti candidiasis. The method used in this test is agar diffusion. In this study, anti-candidiasis activity was tested against Candida albicans at concentrations of 1, 5, 10, 20%. Determination of the KHM value is done by reducing the concentration of anti-candidiasis activity test results so that the smallest concentration that can inhibit fungal growth is obtained. Negative control used 10% DMSO and positive control as a comparison using 2% ketoconazole. The results showed that bay leaves (Syzygium polyanthum), jamblang leaves (Syzygium cumini), water guava leaves (Syzygium aqueum), guava bol (Syzygium malaccense), and clove leaves (Syzygium aromaticum) had anti-candidiasis activity against the growth of Candida albicans, and the plants had the best effect on clove leaves with KHM values of 1-5% with an inhibition diameter of 13.5 mm. Abstrak. Kandidiasis adalah infeksi jamur yang bersifat oportunistik artinya infeksi yang terjadi akibat terjadinya penurunan sistem kekebalan tubuh. Menurut WHO (Word Health Organization) kasus kandidiasis menyerang perempuan setiap tahunnya diseluruh dunia sebesar 10-15% dari 100 juta perempuan. Penelitian ini bertujuan agar mengetahui aktivitas anti kandidiasis dari beberapa tanaman genus syzygium terhadap pertumbuhan Candida albicans, mengetahui beberapa tanaman genus syzygium yang memiliki efek paling baik serta mengetahui konsentrasi KHM dari tanaman genus syzygium yang dapat berpotensi sebagai anti kandidiasis. Metode yang digunakan pada pengujian ini yaitu difusi agar cara sumuran. Pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas anti kandidiasis terhadap Candida albicans pada konsentrasi 1, 5, 10, 20%. Penentuan nilai KHM dilakukan dengan menurunkan konsentrasi hasil pengujian aktivitas anti kandidiasis sehingga diperoleh konsentrasi terkecil yang dapat menghambat pertumbuhan jamur. Kontrol negatif menggunakan DMSO 10% dan kontrol positif sebagai pembanding menggunakan ketokonazol 2%. Hasil menunjukkan bahwa pada daun salam (Syzygium polyanthum), daun jamblang (Syzygium cumini), daun jambu air (Syzygium aqueum), jambu bol (Syzygium malaccense), dan daun cengkeh (Syzygium aromaticum) memiliki aktivitas anti kandidiasis terhadap pertumbuhan Candida albicans, serta tanaman memiliki efek paling baik yaitu pada daun cengkeh dengan nilai KHM sebesar 1-5% dengan diameter hambat sebesar13,5 mm.