Siti Hazar
Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Uji Aktivitas Antelmintik Ekstrak Etanol Kulit Buah Petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) terhadap Ascaris suum Goeze secara In Vitro Najwa Khalisha Putri; Siti Hazar; Umi Yuniarni
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.13679

Abstract

Abstract. Helminthiasis is an infection caused by parasitic intestinal worms from the intestinal nematoda group that can be transmitted through soil. This infection is also known as Soil Transmitted Helminths (STH). One of the plants that can be used as an alternative treatment for worm infections is the peel of Chinese petai fruit (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit). This study aims to investigate and evaluate the effects of ethanol extract from the peel of Chinese petai fruit (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) as an anthelmintic against Ascaris suum Goeze in vitro. Testing was conducted on male and female pig roundworms as well as worm eggs. The subjects were divided into five test groups: the control group was given 0.9% NaCl, the test groups were given ethanol extract of Chinese petai fruit peel at concentrations of 1.25%, 2.5%, and 5%, the comparison group for worms was given 0.2% pyrantel pamoate, and for eggs, 0.12% albendazole. The parameters for observing anthelmintic activity in adult pig roundworms were paralysis and death of the worms, while the parameters for observing anthelmintic activity in worm eggs were the number of fertile eggs and the percentage of inhibition. The results of the tests on adult worms and worm eggs showed that 5% ethanol extract of Chinese petai fruit peel had the strongest anthelmintic activity with a spastic paralysis type and had an inhibition percentage of 73,3% on worm eggs. Abstrak. Kecacingan adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh cacing parasit usus dari kelompok nematoda usus yang dapat ditularkan melalui tanah. Infeksi ini juga dikenal sebagai Soil Transmitted Helminths (STH). Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai pengobatan alternatif infeksi cacing, yaitu kulit buah petai cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menilai efek ekstrak etanol kulit buah petai cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) sebagai antelmintik terhadap Ascaris suum Goeze secara in vitro. Pengujian dilakukan terhadap cacing gelang babi jantan dan betina juga telur cacing. Yang dibagi kedalam lima kelompok uji yaitu kelompok kontrol diberi NaCl 0,9%, kelompok uji diberi sediaan ekstrak etanol kulit buah petai cina dengan konsentrasi 1,25%, 2,5%, 5%, kelompok pembanding untuk cacing diberi pirantel pamoat 0,2% dan untuk telur diberi albendazol 0,12%. Parameter pengamatan uji aktivitas antelmintik pada cacing gelang babi dewasa yaitu paralisis dan kematian pada cacing, sedangkan parameter pengamatan uji aktivitas antelmintik pada telur cacing itu jumlah telur fertil dan (%) inhibisi. Hasil pengujian pada cacing dewasa dan telur cacing menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah petai cina 5% memiliki aktivitas antelmintik paling kuat dengan tipe paralisis spastik untuk cacing, serta memiliki persen inhibisi 73,3% pada telur cacing.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Jawer Kotok (Coleus scutellarioides (L.) Benth.) terhadap Bakteri Penyebab Karies Gigi Ria Novalita Pramudita; Siti Hazar; Bambang Tri Laksono
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.13954

Abstract

Abstract. Dental caries is a demineralization disease of the teeth caused by microorganisms that attack the enamel and dentin. To overcome this, it can be done by controlling the growth of bacteria that cause dental caries, namely Streptococcus mutans and Streptococcus sanguinis. One way is to use synthetic materials containing chlorhexidine, but the materials are known to have detrimental effects if used for the long term, so alternative material is needed with as few as possible effect. The jawer kotok plant can be used as a candidate for natural ingredients that have antibacterial activity. This study aims to determine the characteristics, presence of activity from minimum inhibitory concentration (MIC) value of ethanol extract of jawer kotok leaves against bacteria that cause dental caries. The test method used is the well diffusion method with parameters in the form of a clear zone formed around the well. The test results showed that the ethanol extract of jawer kotok leaves (Coleus scutellarioides (L.) Benth.) had antibacterial activity against bacteria that cause dental caries with the MIC (Minimum Inhibitory Concentration) value for Streptococcus mutans bacteria is 4% with an inhibitory diameter of 0,15 mm, while for Streptococcus sanguinis bacteria it is 5% with an inhibitory diameter of 0,25 mm. Abstrak. Karies gigi adalah penyakit demineralisasi pada gigi akibat mikroorganisme yang menyerang bagian enamel dan dentin. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan mengontrol pertumbuhan bakteri penyebab karies gigi yaitu Streptococcus mutans dan Streptococcus sanguinis. Salah satunya dapat menggunakan bahan sintetis yang mengandung klorheksidin. Namun, salah satu kekurangannya memiliki efek merugikan apabila digunakan untuk jangka panjang sehingga diperlukan suatu alternatif bahan dengan efek seminimal mungkin. Tanaman jawer kotok dapat dijadikan kandidat bahan alam yang memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan aktivitas antibakteri berdasarkan nilai konsentrasi hambat minimun (KHM) dari ekstrak etanol daun jawer kotok terhadap bakteri penyebab karies gigi. Metode uji yang digunakan adalah metode difusi agar cara sumuran, adanya aktivitas antibakteri ditunjukkan dengan nilai diameter zona bening. Hasil pengujian menunjukkan ekstrak etanol daun jawer kotok (Coleus scutellarioides (L.) Benth.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab karies gigi dengan nilai KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) untuk bakteri Streptococcus mutans sebesar 4% dengan diameter hambat 0,15 mm, sedangkan untuk bakteri Streptococcus sanguinis sebesar 5% dengan diameter hambat sebesar 0,25 mm.
Potensi Antibakteri Tanaman Kersen (Muntingia calabura L.) Aulia Puspasari; Siti Hazar; Suwendar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14072

Abstract

Abstract. The use of antibiotics is one method of treating diseases caused by bacterial infections. However, inappropriate and irrational use of antibiotics can lead to side effects, one of which is bacterial resistance to antibiotics. To address the problems arising from antibiotic use, efforts have been made to find alternative treatments for infections, one of which is by utilizing plant extracts, specifically the kersen plant (Muntingia calabura L.). This study aims to determine the antibacterial potential of the kersen plant (Muntingia calabura L.), identify which part of the plant is most potent as an antibacterial, and understand its mechanism of action. The study was conducted using the Systematic Literature Review (SLR) method by reviewing research articles. The results indicate that the kersen plant (Muntingia calabura L.) is effective as an antibacterial whether it is Gram-positive bacteria or Gram-negative bacteria, particularly its fruit. The compounds that act as antibacterial agents include flavonoids, saponins, and tannins. The mechanisms of action of these compounds include inhibiting the formation of DNA and RNA, disrupting bacterial cell stability through the outer membrane and cell wall, binding to the cytoplasmic membrane causing cytoplasmic leakage, as well as inhibiting microbial cell adhesion, inactivating enzymes, and disrupting protein transport within the cell. Abstrak. Penggunaan antibiotik merupakan salah satu metode pengobatan untuk penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Akan tetapi, penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan aturan pakai dan tidak rasional dapat menimbulkan efek samping salah satunya adalah resistensi bakteri terhadap antibiotik. Munculnya masalah akibat penggunaan antibiotik, dilakukan upaya untuk mencari alternatif pengobatan infeksi yang salah satu nya adalah dengan memanfaatkan ekstrak tanaman, yaitu tanaman kersen (Muntingia calabura L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antibakteri tanaman kersen (Muntingia calabura L.), mengetahui bagian tanaman mana yang paling berpotensi sebagai antibakteri, dan mengetahui bagaimana mekanisme kerjanya. Penelitian ini dilakukan dengan metode Systematic Literature Review (SLR) dengan cara mengkaji artikel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman kersen (Muntingia calabura L.) efektif sebagai antibakteri baik itu bakteri Gram positif ataupun Gram negatif, terutama bagian buahnya. Senyawa yang berperan sebagai antibakteri adalah flavonoid, saponin, dan tannin. Mekanisme kerja senyawa ini meliputi penghambatan pembentukan DNA dan RNA, gangguan stabilitas sel bakteri melalui membran dan dinding sel, pengikatan membran sitoplasma yang menyebabkan kebocoran sitoplasma, serta menghambat adhesi mikroba, menginaktifkan enzim, dan mengganggu transportasi protein dalam sel.
Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Pare (Momordica charantia L.) terhadap Mencit Swiss Webster Jantan dengan Induksi Aloksan Rafiolla Anapuar; Siti Hazar; Bambang Tri Laksono
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14366

Abstract

Abstract. Diabetes Mellitus (DM) is a chronic metabolic disease characterised by elevated blood glucose. One of the factors that can cause DM is the presence of free radicals in the body. Free radicals are reactive, so they can damage body cells including pancreatic β-cells and cause a decrease in insulin production. To treat DM disease can be done with treatment using oral antidiabetic drugs. However, oral antidiabetic drugs consumed in the long term are known to have many adverse side effects such as gastrointestinal and hypoglycaemia. So that many alternative treatments using natural ingredients are developed. Empirically, bitter melon leaves are used in various traditional treatments in various regions, one of which is to reduce blood sugar levels, and pharmacologically bitter melon leaves are known to contain major secondary metabolites that function in counteracting free radicals and increasing insulin secretion, namely flavonoids. This study was conducted in vivo, aiming to determine the ability of bitter melon leaf ethanol extract in reducing blood sugar levels for 14 days against alloxan-induced mice. Mice were divided into six groups: negative control group, positive control group, glibenclamide comparison group and three test groups of bitter melon leaf ethanol extract, namely 150 mg/KgBB, 300 mg/KgBB, and 600 mg/KgBB. The parameters measured were fasting blood sugar levels. The results showed that the effective dose in reducing blood sugar levels was at a dose of 600 mg/KgBB with an average decrease of 108.20 mg/dL and based on statistical analysis also showed p>0.05 with the comparison. Abstrak. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan DM adalah adanya radikal bebas didalam tubuh. Radikal bebas bersifat reaktif, sehingga dapat merusak sel-sel tubuh termasuk sel β pankreas dan membuat terjadinya penurunan produksi insulin. Untuk mengobati penyakit DM dapat dilakukan dengan pengobatan menggunakan obat antidiabetik oral. Akan tetapi, obat antidiabetik oral yang dikonsumsi dalam jangka panjang diketahui memiliki banyak efek samping merugikan seperti gastrointestinal dan hipoglikemia. Sehingga banyak dikembangkan alternatif pengobatan menggunakan bahan alam. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan adalah daun pare, secara empiris daun pare digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional di berbagai daerah, salah satunya untuk menurunkan kadar gula darah, dan secara farmakologi daun pare diketahui memiliki kandungan metabolit sekunder utama yang berfungsi dalam menangkal radikal bebas dan meningkatkan sekresi insulin yaitu flavonoid. Penelitian ini dilakukan secara in vivo, bertujuan untuk mengetahui adanya kemampuan ekstrak etanol daun pare dalam menurunkan kadar gula darah selama 14 hari terhadap mencit yang diinduksi aloksan. Mencit dibagi kedalam enam kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok pembanding glibenklamid dan tiga kelompok uji ekstrak etanol daun pare yaitu 150 mg/KgBB, 300 mg/KgBB, dan 600 mg/KgBB. Parameter yang diukur adalah kadar gula darah puasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis efektif dalam penurunan kadar gula darah adalah pada dosis 600 mg/KgBB dengan rata-rata penurunan 108,20 mg/dL dan berdasarkan analisis statistik juga menunjukkan p>0,05 dengan pembanding.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Markisa Kuning (Passiflora edulis Sims.) terhadap Bakteri Penyebab Karies Gigi Devina Aulia Fitri; Siti Hazar; Lanny Mulqie
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14505

Abstract

Abstract. Dental caries is an infectious disease of the hard tissues of the teeth caused by dental plaque containing bacteria. The bacteria that play a role in dental caries are Streptococcus mutans and Streptococcus sanguinis. Dental plaque formation can be inhibited by using chlorhexidine, but its long-term use can cause adverse side effects so other alternatives are needed as antibacterials with lower effects. Yellow passion fruit plant is one of the alternatives to natural materials that have the potential to be antibacterials. This study aims to determine the characteristics and antibacterial activity of ethanol extract of yellow passion fruit leaves against bacteria that cause dental caries. Extraction was carried out using the maceration method with 96% ethanol solvent. The antibacterial activity test was carried out using the agar diffusion method with concentrations of 1%, 2%, 5%, 10%, 25%, and 50%. The test results showed that ethanol extract from yellow passion fruit leaves can inhibit the growth of test bacteria at concentrations of 10%, 25%, and 50% with the resulting inhibition diameter against Streptococcus mutans bacteria of 3,80 mm; 8,50 mm; and 10,57 mm, respectively. While against Streptococcus sanguinis bacteria it was 1,33 mm; 5,33 mm; and 7,40 mm, respectively. Based on the study's results, ethanol extract of yellow passion fruit leaves most effectively inhibits the growth of test bacteria at a concentration of 50%.Abstrak. Karies gigi merupakan suatu penyakit infeksi pada jaringan keras gigi yang disebabkan oleh adanya plak gigi mengandung bakteri. Bakteri yang berperan dalam karies gigi yaitu Streptococcus mutans dan Streptococcus sanguinis. Pembentukan plak gigi dapat dihambat dengan menggunakan klorheksidin, tetapi penggunaannya dalam jangka panjang dapat menyebabkan efek samping yang merugikan sehingga diperlukan alternatif lain sebagai antibakteri dengan efek yang lebih rendah. Tanaman markisa kuning merupakan salah satu alternatif dari bahan alam yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun markisa kuning terhadap bakteri penyebab karies gigi. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar cara sumuran dengan konsentrasi 1%, 2%, 5%, 10%, 25%, dan 50%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun markisa kuning dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji pada konsentrasi 10%, 25%, dan 50% dengan diameter hambat yang dihasilkan terhadap bakteri Streptococcus mutans berturut-turut sebesar 3,80 mm; 8,50 mm; dan 10,57 mm. Sedangkan terhadap bakteri Streptococcus sanguinis berturut-turut sebesar 1,33 mm; 5,33 mm; dan 7,40 mm. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak etanol daun markisa kuning paling efektif menghambat pertumbuhan bakteri uji pada konsentrasi 50%.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh (Cromolaena odorata L.) terhadap Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih (Pseudomonas aeruginosa dan Klebsiella pneumoniae) Sabila Adzika Salma; Lanny Mulqie; Siti Hazar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14519

Abstract

Abstract. Urinary tract infection (UTI) is a disease triggered by the presence of bacteria that reproduce in the human urinary tract. Until now, urinary tract infections are still a major problem in the health sector. One of the plants that has the potential as a medicinal plant is the kirinyuh leaf (Chromolaena odorata L.). This study was conducted to determine the antibacterial activity of the ethanol extract of kirinyuh leaves against Pseudomonas aeruginosa and Klebsiella pneumoniae bacteria. The method used is agar diffusion by well method by observing the diameter of the inhibition zone. The concentration of ethanol extract of kirinyuh leaves is 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30% with levofloxacin as a comparative control and dimethyl sulfoxide (DMSO) solvent control. The results of the study showed that the ethanol extract of kirinyuh leaves has antibacterial activity against Pseudomonas aeruginosa at concentrations of 10%, 15%, 20%, 25%, 30% and against Klebsiella pneumoniae at concentrations of 15%, 20%, 25%, and 30%. Abstrak. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan suatu penyakit yang dipicu oleh adanya bakteri yang bereproduksi di dalam saluran kemih manusia. Hingga saat ini, infeksi saluran kemih masih menjadi permasalahan utama dalam bidang kesehatan. Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai tanaman obat adalah daun kirinyuh (Chromolaena odorata L.). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kirinyuh terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Klebsiella pneumoniae. Metode yang digunakan adalah difusi agar cara sumuran dengan melihat adanya diameter zona hambat. Konsentrasi ekstrak etanol daun kirinyuh sebesar 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30% dengan kontrol pembanding levofloksasin dan kontrol perlarut dimetil sulfoksida (DMSO). Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol daun kirinyuh memiliki aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi 10%, 15%, 20%, 25%, 30% dan terhadap Klebsiella pneumoniae pada konsentrasi 15%, 20%, 25%, dan 30%
Karakterisasi Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) sebagai Antifungi terhadap Microsporum gypseum Lily Nurjihan; Lanny Mulqie; Siti Hazar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14520

Abstract

Abstract. Dermatophytosis is a superficial mycosis disease caused by fungi that attack keratinized tissues such as skin, nails and hair. One of the fungi that cause the disease is Microsporum gypseum. The prevalence in Indonesia for dermatophytosis reaches 52%. Plants that can be utilized as traditional medicine in antifungal treatment are kirinyuh leaves. The development of traditional medicine is currently increasing along with the development of technological advances so that it can strive to improve the quality and safety of traditional medicinal products. The purpose of this study was to identify the characterization of kirinyuh leaf simplisia and to determine the antifungal activity of kirinyuh leaf ethanol extract produced by kirinyuh leaf ethanol extract (Chromolaena odorata L.) as an antifungal against Microsporum gypseum using the agar diffusion method. The results of characterization of kirinyuh leaf simplisia (Chromolaena odorata L.) have met the predetermined parameters which for non-specific characterization show the results of loss on drying of 9.61%, water content of 6.27% and content of total ash of 7.70%. While for specific characterization shows the results of water-soluble extract content of 22.53%, ethanol soluble extract content of 20.82% and specific gravity of 0.84 g/mL Ethanol extract of kirinyuh leaves (Chromolaena odorata L.) has antifungal activity against Microsporum gypseum at concentrations of 6.25% and 12.5%. Abstrak. Dermatofitosis merupakan penyakit mikosis superfisialisis yang diakibatkan oleh jamur yang menyerang jaringan yang mengandung keratin seperti pada kulit, kuku dan juga rambut. Salah satu jamur penyebab penyakit tersebut yaitu Microsporum gypseum. Prevalensi di Indonesia untuk dermatofitosis mencapai 52%. Tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional dalam pengobatan antifungi yaitu daun kirinyuh (Chromolaena odorata L.). Pengembangan obat tradisional pada masa sekarang semakin meningkat seiring berkembangnya kemajuan teknologi sehingga dapat mengupayakan peningkatan mutu serta keamanan produk obat tradisional. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi karakterisasi simplisia daun kirinyuh dan untuk mengetahui aktivitas antifungi dari ekstrak etanol daun kirinyuh (Chromolaena odorata L.) yang dihasilkan oleh ekstrak etanol daun kirinyuh (Chromolaena odorata L.) sebagai antifungi terhadap Microsporum gypseum menggunakan metode difusi agar cara sumuran. Hasil karakterisasi simplisia daun kirinyuh (Chromolaena odorata L.) sudah memenuhi parameter yang telah ditetapkan yang dimana untuk karakterisasi non spesifik menunjukkan hasil susut pengeringan adalah 9,61%, kadar air 6,27% dan kadar abu total 7,70%. Sedangkan untuk karakterisasi spesifik menunjukkan hasil kadar sari larut air 22,53%, kadar sari larut etanol 20,82% dan bobot jenis 0,84 g/mL Ekstrak etanol daun kirinyuh (Chromolaena odorata L.) memiliki aktivitas antifungi terhadap Microsporum gypseum pada konsentrasi 6,25% dan 12,5%.