Bambang Tri Laksono
Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pola Peresepan Obat pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Periode 2022-2023 Syahirah Anissa Arief; Fetri Lestari; Bambang Tri Laksono
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.13452

Abstract

Abstract. Chronic renal failure is a disease that gradually damages kidney function and has a high mortality rate. Damage to the kidneys will reduce the production of the hormone erythropoietin, which causes anemia. Anemia is caused by erythropoetin deficiency, in addition to other factors such as iron deficiency, shortened erythrocyte lifespan, inflammation, and infection. Anemia is associated with increased mortality and decreased health-related quality of life. This study aims to determine the pattern of drug prescription given to patients at Al Ihsan Hospital for the period 2022-2023. This study used descriptive observational method by collecting data retrospectively from medical records of patients diagnosed with chronic renal failure and anemia. The conclusion of this study found that the use of a combination of 5 drugs was most widely used by ggk patients at Al Ihsan Hospital. The combination of 5 drugs consists of epoetin alfa + vitamin B12 + folic acid + sodium bicarbonate + calcium lactate. Abstrak. Gagal ginjal kronis adalah salah satu penyakit yang bertahap merusak fungsi ginjal dan memiliki angka kematian tinggi. Kerusakan pada ginjal akan mengurangi produksi hormon eritropoietin, yang menyebabkan anemia. Anemia disebabkan oleh defisiensi eritropoetin, selain itu factor-faktor lain seperti defisiensi besi, umur eritrosit yang memendek, inflamasi, dan infeksi. Anemia dikaitkan dengan peningkatan mortalitas dan penurunan kualitas hidup terkait kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pola perespan obat yang diberikan pada pasien ggk RSUD Al Ihsan Periode 2022-2023. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan mengumpulkan data secara retrospektif dari rekam medis pasien yang diagnosa gagal ginjal kronis dan anemia. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan bahwa penggunaan kombinasi 5 obat paling banyak digunakan oleh pasien ggk di RSUD Al Ihsan. Kombinasi 5 obat terdiri dari epoetin alfa + vitamin B12 + asam folat + natrium bikarbonat + kalsium laktat.
Pola Peresepan Obat pada Manajemen Pasien Rheumatoid Arthritis di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Kabupaten Bandung Periode 2023 Alya Fauziah Zahra; Umi Yuniarni; Bambang Tri Laksono
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.13454

Abstract

Abstract. Rheumatoid arthritis is a chronic inflammatory autoimmune disease characterized by symmetrical swelling of the joints. The treatment of rheumatoid arthritis aims to reduce or eliminate pain, reduce inflammation, inhibit or stop joint damage, and prevent systemic complications. This study aims to determine the pattern of drug prescribing in rheumatoid arthritis patients at Al Ihsan Regional General Hospital for the period 2023. This research is observational with retrospective data collection using a purposive sampling method, and samples were taken according to inclusion criteria. Rheumatoid arthritis drug administration data were analyzed descriptively to get a picture of prescribing patterns in the treatment of rheumatoid arthritis. The results of the study of 81 rheumatoid arthritis patients showed that the most widely used prescription pattern for managing rheumatoid arthritis treatment is a combination of two corticosteroid drugs and NSAIDs, with a percentage of 31%. Abstrak. Rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun inflamasi kronis yang ditandai dengan pembengkakan sendi secara simetris. Pengobatan pada rheumatoid arthritis bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri, mengurangi inflamasi, serta menghambat atau menghentikan kerusakan sendi dan mencegah komplikasi sistemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan obat pada pasien rheumatoid arthritis di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Periode 2023. Penelitian ini bersifat observasional dengan pengambilan data secara retrospektif menggunakan metode purposive sampling dan sampel yang diambil sesuai dengan kriteria inklusi. Data pemberian obat rheumatoid arthritis dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran pola peresepan pada pengobatan rheumatoid arthritis. Hasil penelitian terhadap 81 pasien rheumatoid arthritis menunjukkan bahwa pola peresepan yang paling banyak digunakan untuk manajemen pengobatan rheumatoid arthritis adalah kombinasi 2 obat kortikosteroid dan OAINS dengan persentase sebesar 31%.
Efektivitas Amlodipin Secara Tunggal terhadap Pasien PROLANIS di UPTD Puskesmas Ciamis Jasmine Sekar Galuh Putri; Suwendar; Bambang Tri Laksono
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.13549

Abstract

Abstract. Prevalence of 25.8% among individuals aged over 18. This study aims to evaluate the effectiveness of amlodipine, administered either alone or in combination, in lowering blood pressure in hypertensive patients participating in the Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) at the UPTD Puskesmas Ciamis. The research method is observational and descriptive with a cross-sectional approach, and data were collected retrospectively using purposive sampling. The study showed that 5 mg of amlodipine effectively lowered blood pressure in 30 patients (52.63%) based on systolic blood pressure (SBP) measurements and in 24 patients (42.11%) based on diastolic blood pressure (DBP) reduction. Amlodipine 10 mg was effective in lowering blood pressure in 15 patients (88.24%) based on SBP measurements and in 10 patients (58.82%) based on DBP reduction. The effectiveness of achieving a single amlodipine blood pressure target showed that only a few patients reached the target. Abstrak. Hipertensi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, terlihat dari prevalensinya yang mencapai 25,8% pada penduduk berusia di atas 18 tahun. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas obat amlodipin yang diberikan secara tunggal untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi yang mengikuti Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) di UPTD Puskesmas Ciamis. Metode penelitian bersifat observasional deskriptif dengan pendekatan cross-sectional, data diambil secara retrospektif dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian menunjukkan bahwa amlodipine 5 mg efektif menurunkan tekanan darah pada 30 pasien (52,63%), berdasarkan pengukuran tekanan darah sistolik (TDS) dan 24 pasien (42,11%), berdasarkan penurunan tekanan darah diastolik (TDD). Amlodipine 10 mg efektif menurunkan tekanan darah pada 15 pasien (88,24%), berdasarkan pengukuran tekanan darah sistolik (TDS) dan 10 pasien (58,82%), berdasarkan penurunan tekanan darah diastolik (TDD). Efektivitas tercapainya target tekanan darah amlodipin tunggal menunjukkan hanya beberapa pasien saja yang mencapai target.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus) terhadap Escherichia coli Secara In Vitro Menggunakan Metode Mikrodilusi Fina Apriliani; Suwendar; Bambang Tri Laksono
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.13902

Abstract

Abstract. Infection caused by Escherichia coli bacteria is a serious health problem. The use of medicinal plants such as cat's whiskers (Orthosiphon stamineus) is known to have natural antibacterial properties.This study aims to evaluate the antibacterial activity of cat's whisker extract and cat's whisker leaves against Escherichia coli using the in vitro microdilution method. Extraction of cat's whisker leaves was carried out using the kinetic maceration method using 96% ethanol solvent. Liquid-liquid fractionation was carried out using n-hexane, ethyl acetate and water as solvents. The antibacterial activity test was carried out using the microdilution method to determine the minimum inhibitory concentration (MIC). The ethanol extract of cat's whisker leaves showed antibacterial activity against Escherichia coli with an MIC similar to amoxicillin at a concentration of 80,000 µg/mL. The water fraction had the highest yield (33.333%), followed by the n-hexane fraction (23.333%) and the ethyl acetate fraction (13.333%). Phytochemical analysis showed the presence of flavonoids, polyphenols, tannins and anthraquinones in the ethanol extract and its fractions. Further research is needed to optimize extraction conditions and explore other biological activities of cat's whisker leaves. Abstrak. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli merupakan masalah kesehatan yang serius. Pemanfaatan tanaman obat seperti kumis kucing (Orthosiphon stamineus) diketahui mempunyai sifat antibakteri alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antibakteri ekstrak kumis kucing dan daun kumis kucing terhadap Escherichia coli secara in vitro menggunakan mikrodilusi. Ekstraksi daun kumis kucing dilakukan dengan metode maserasi kinetik menggunakan pelarut etanol 96%. Fraksinasi cair-cair dilakukan dengan menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan air. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode mikrodilusi untuk menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM). Ekstrak etanol daun kumis kucing menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dengan MIC mirip amoksisilin pada konsentrasi 80.000 µg/mL. Fraksi air mempunyai rendemen tertinggi (33,333%), disusul fraksi n-heksana (23,333%) dan fraksi etil asetat (13,333%). Analisis fitokimia menunjukkan adanya kandungan flavonoid, polifenol, tanin dan antrakuinon pada ekstrak etanol dan fraksinya. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan kondisi ekstraksi dan mengeksplorasi aktivitas biologis lain dari daun kumis kucing.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Jawer Kotok (Coleus scutellarioides (L.) Benth.) terhadap Bakteri Penyebab Karies Gigi Ria Novalita Pramudita; Siti Hazar; Bambang Tri Laksono
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.13954

Abstract

Abstract. Dental caries is a demineralization disease of the teeth caused by microorganisms that attack the enamel and dentin. To overcome this, it can be done by controlling the growth of bacteria that cause dental caries, namely Streptococcus mutans and Streptococcus sanguinis. One way is to use synthetic materials containing chlorhexidine, but the materials are known to have detrimental effects if used for the long term, so alternative material is needed with as few as possible effect. The jawer kotok plant can be used as a candidate for natural ingredients that have antibacterial activity. This study aims to determine the characteristics, presence of activity from minimum inhibitory concentration (MIC) value of ethanol extract of jawer kotok leaves against bacteria that cause dental caries. The test method used is the well diffusion method with parameters in the form of a clear zone formed around the well. The test results showed that the ethanol extract of jawer kotok leaves (Coleus scutellarioides (L.) Benth.) had antibacterial activity against bacteria that cause dental caries with the MIC (Minimum Inhibitory Concentration) value for Streptococcus mutans bacteria is 4% with an inhibitory diameter of 0,15 mm, while for Streptococcus sanguinis bacteria it is 5% with an inhibitory diameter of 0,25 mm. Abstrak. Karies gigi adalah penyakit demineralisasi pada gigi akibat mikroorganisme yang menyerang bagian enamel dan dentin. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan mengontrol pertumbuhan bakteri penyebab karies gigi yaitu Streptococcus mutans dan Streptococcus sanguinis. Salah satunya dapat menggunakan bahan sintetis yang mengandung klorheksidin. Namun, salah satu kekurangannya memiliki efek merugikan apabila digunakan untuk jangka panjang sehingga diperlukan suatu alternatif bahan dengan efek seminimal mungkin. Tanaman jawer kotok dapat dijadikan kandidat bahan alam yang memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan aktivitas antibakteri berdasarkan nilai konsentrasi hambat minimun (KHM) dari ekstrak etanol daun jawer kotok terhadap bakteri penyebab karies gigi. Metode uji yang digunakan adalah metode difusi agar cara sumuran, adanya aktivitas antibakteri ditunjukkan dengan nilai diameter zona bening. Hasil pengujian menunjukkan ekstrak etanol daun jawer kotok (Coleus scutellarioides (L.) Benth.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab karies gigi dengan nilai KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) untuk bakteri Streptococcus mutans sebesar 4% dengan diameter hambat 0,15 mm, sedangkan untuk bakteri Streptococcus sanguinis sebesar 5% dengan diameter hambat sebesar 0,25 mm.
Evaluasi Pola Penggunaan Obat Mood Stabilizer pada Pasien Bipolar di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Tahun 2023 Mutiara Dewi Fitaloka; Fetri Lestari; Bambang Tri Laksono
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14296

Abstract

Abstract. Mood stabilizer is a drug that can control and balance mood changes in patients with bipolar disorder. The use of mood stabilizers as adjuvant therapy can help prevent recurrence of bipolar disorder and reduce the risk of mania or depression symptoms. Bipolar disorder is a chronic mental disorder characterized by episodes of mania, hypomania, depression, or mixed episodes that can recur alternately or simultaneously. This study aims to determine the characteristics of bipolar patients and the pattern of use of Mood stabilizer drugs in bipolar patients in the Outpatient Installation of the West Java Provincial Mental Hospital. The study was conducted with descriptive observations, namely collecting data retrospectively, by recording patient medical record data with a primary diagnosis of bipolar who used mood stabilizer therapy. Samples were taken by consecutive sampling method, the method was taken from samples that met the inclusion criteria. From this study, the results of the evaluation of the pattern of use of mood stabilizer drugs in bipolar patients are most widely used is the anti-convulsant group with the type of drug divalproate sodium 250 mg / day at a frequency of use once a day one drug on the diagnosis of type II bipolar disorder patients which is a diagnosis code (F31.2) who experience a manic phase with psychotic symptoms and have experienced at least one other affective episode (hypomanic, manic, depressive, or mixed) in the past. Abstrak. Mood stabilizer merupakan obat yang dapat mengendalikan dan menyeimbangkan perubahan mood pada penderita gangguan bipolar. Penggunaan mood stabilizer sebagai terapi adjuvan dapat membantu mencegah rekurensi gangguan bipolar dan menurunkan risiko gejala mania atau depresi. Gangguan bipolar merupakan gangguan mental kronis yang ditandai dengan adanya episode mania, hipomania, depresi, atau episode campuran yang dapat kambuh secara bergantian atau bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien bipolar dan pola penggunaan obat Mood stabilizer pada pasien bipolar di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan deskriptif observasional yaitu mengumpulkan data secara retrospektif, dengan mencatat data rekam medis pasien dengan diagnosa utama bipolar yang menggunakan terapi mood stabilizer. Sampel diambil dengan metode consecutive sampling, metode tersebut diambil dari sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Dari penelitian ini didapatkan hasil evaluasi pola penggunaan obat mood stabilizer pada pasien bipolar paling banyak digunakan adalah golongan anti konvulsan dengan jenis obat natrium divalproat 250 mg/hari pada frekuensi penggunaan sehari satu kali satu obat pada diagnosa pasien gangguan bipolar tipe II yang merupakan kode diagnosa (F31.2) yang mengalami fase manik dengan gejala psikotik dan pernah mengalami setidaknya satu episode afektif lainnya (hipomanik, manik, depresi, atau campuran) di masa lalu.
Uji Aktivitas Imunostimulan Ekstrak Etanol Buah Raspberry (Rubus idaeus) Berdasarkan Absorbansi Karbon pada Darah Mencit Swiss Webster Mohamad Vito Gandana; Fetri Lestari; Bambang Tri Laksono
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14326

Abstract

Abstract. The high prevalence of infectious diseases in Indonesia causes immunostimulant products to have a role in prevention as well as complementary therapy. One of the plants that has the potential as an immunostimulant is raspberry fruit. The purpose of this study was to determine the immunostimulant activity of ethanol extract of raspberry fruit based on carbon absorbance in the blood of mice using the carbon clearance method. Group 1 (negative control) was given CMC Na 0.5%, group 2 (positive control) was given Echinacae extract at a dose of 97.5 mg/kgBB and groups 3, 4, and 5 were given raspberry fruit ethanol extract at a dose of 100; 200 and 400 mg/kgBB. From the results of this study, it is known that there is a decrease in the average value of carbon absorbance in all test groups with a dose of 400 mg/kgBB having the highest value among the test groups, and based on statistical tests, there is a significant difference (p < 0.05) against the negative control group. These results indicate that the ethanol extract of raspberry fruit in doses of 100, 200, and 400 mg/kgBB has immunostimulatory activity, with the highest activity found at a dose of 400 mg/kgBB. Abstrak. Tingginya prevelensi penyakit infeksi di Indonesia menyebabkan produk imunostimulan memiliki peran dalam pencegahan maupun sebagai terapi komplementer. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai imunostimulan adalah buah raspberry. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas imunostimulan ekstrak etanol buah raspberry berdasarkan absorbansi karbon pada darah mencit menggunakan metode bersihan karbon. Pengujian dilakukan terhadap 25 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok 1 (kontrol negatif) diberikan CMC Na 0,5%, kelompok 2 (kontrol positif) diberikan ekstrak Echinacae dosis 97,5 mg/kgBB, dan kelompok 3, 4, dan 5 diberikan ekstrak etanol buah raspberry dengan dosis 100; 200, dan 400 mg/kgBB. Ekstrak etanol buah raspberry diberikan secara peroral selama 7 hari dan di hari ke-8 ditentukan nilai absorbansi karbon pada darah tiap mencit. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat penurunan nilai rata-rata absorbansi karbon pada semua kelompok uji dengan dosis 400 mg/kgBB memiliki nilai yang paling tinggi di antara kelompok uji serta berdasarkan uji statistik terdapat perbedaan yang signifikan (p < 0,05) terhadap kelompok kontrol negatif. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah raspberry dosis 100, 200, dan 400 mg/kgBB memiliki aktivitas imunostimulan dengan aktivitas tertinggi terdapat pada dosis 400 mg/kgBB.
Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Pare (Momordica charantia L.) terhadap Mencit Swiss Webster Jantan dengan Induksi Aloksan Rafiolla Anapuar; Siti Hazar; Bambang Tri Laksono
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14366

Abstract

Abstract. Diabetes Mellitus (DM) is a chronic metabolic disease characterised by elevated blood glucose. One of the factors that can cause DM is the presence of free radicals in the body. Free radicals are reactive, so they can damage body cells including pancreatic β-cells and cause a decrease in insulin production. To treat DM disease can be done with treatment using oral antidiabetic drugs. However, oral antidiabetic drugs consumed in the long term are known to have many adverse side effects such as gastrointestinal and hypoglycaemia. So that many alternative treatments using natural ingredients are developed. Empirically, bitter melon leaves are used in various traditional treatments in various regions, one of which is to reduce blood sugar levels, and pharmacologically bitter melon leaves are known to contain major secondary metabolites that function in counteracting free radicals and increasing insulin secretion, namely flavonoids. This study was conducted in vivo, aiming to determine the ability of bitter melon leaf ethanol extract in reducing blood sugar levels for 14 days against alloxan-induced mice. Mice were divided into six groups: negative control group, positive control group, glibenclamide comparison group and three test groups of bitter melon leaf ethanol extract, namely 150 mg/KgBB, 300 mg/KgBB, and 600 mg/KgBB. The parameters measured were fasting blood sugar levels. The results showed that the effective dose in reducing blood sugar levels was at a dose of 600 mg/KgBB with an average decrease of 108.20 mg/dL and based on statistical analysis also showed p>0.05 with the comparison. Abstrak. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan DM adalah adanya radikal bebas didalam tubuh. Radikal bebas bersifat reaktif, sehingga dapat merusak sel-sel tubuh termasuk sel β pankreas dan membuat terjadinya penurunan produksi insulin. Untuk mengobati penyakit DM dapat dilakukan dengan pengobatan menggunakan obat antidiabetik oral. Akan tetapi, obat antidiabetik oral yang dikonsumsi dalam jangka panjang diketahui memiliki banyak efek samping merugikan seperti gastrointestinal dan hipoglikemia. Sehingga banyak dikembangkan alternatif pengobatan menggunakan bahan alam. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan adalah daun pare, secara empiris daun pare digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional di berbagai daerah, salah satunya untuk menurunkan kadar gula darah, dan secara farmakologi daun pare diketahui memiliki kandungan metabolit sekunder utama yang berfungsi dalam menangkal radikal bebas dan meningkatkan sekresi insulin yaitu flavonoid. Penelitian ini dilakukan secara in vivo, bertujuan untuk mengetahui adanya kemampuan ekstrak etanol daun pare dalam menurunkan kadar gula darah selama 14 hari terhadap mencit yang diinduksi aloksan. Mencit dibagi kedalam enam kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok pembanding glibenklamid dan tiga kelompok uji ekstrak etanol daun pare yaitu 150 mg/KgBB, 300 mg/KgBB, dan 600 mg/KgBB. Parameter yang diukur adalah kadar gula darah puasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis efektif dalam penurunan kadar gula darah adalah pada dosis 600 mg/KgBB dengan rata-rata penurunan 108,20 mg/dL dan berdasarkan analisis statistik juga menunjukkan p>0,05 dengan pembanding.