Abstract. Diabetes Mellitus (DM) is a chronic metabolic disease characterised by elevated blood glucose. One of the factors that can cause DM is the presence of free radicals in the body. Free radicals are reactive, so they can damage body cells including pancreatic β-cells and cause a decrease in insulin production. To treat DM disease can be done with treatment using oral antidiabetic drugs. However, oral antidiabetic drugs consumed in the long term are known to have many adverse side effects such as gastrointestinal and hypoglycaemia. So that many alternative treatments using natural ingredients are developed. Empirically, bitter melon leaves are used in various traditional treatments in various regions, one of which is to reduce blood sugar levels, and pharmacologically bitter melon leaves are known to contain major secondary metabolites that function in counteracting free radicals and increasing insulin secretion, namely flavonoids. This study was conducted in vivo, aiming to determine the ability of bitter melon leaf ethanol extract in reducing blood sugar levels for 14 days against alloxan-induced mice. Mice were divided into six groups: negative control group, positive control group, glibenclamide comparison group and three test groups of bitter melon leaf ethanol extract, namely 150 mg/KgBB, 300 mg/KgBB, and 600 mg/KgBB. The parameters measured were fasting blood sugar levels. The results showed that the effective dose in reducing blood sugar levels was at a dose of 600 mg/KgBB with an average decrease of 108.20 mg/dL and based on statistical analysis also showed p>0.05 with the comparison. Abstrak. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan DM adalah adanya radikal bebas didalam tubuh. Radikal bebas bersifat reaktif, sehingga dapat merusak sel-sel tubuh termasuk sel β pankreas dan membuat terjadinya penurunan produksi insulin. Untuk mengobati penyakit DM dapat dilakukan dengan pengobatan menggunakan obat antidiabetik oral. Akan tetapi, obat antidiabetik oral yang dikonsumsi dalam jangka panjang diketahui memiliki banyak efek samping merugikan seperti gastrointestinal dan hipoglikemia. Sehingga banyak dikembangkan alternatif pengobatan menggunakan bahan alam. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan adalah daun pare, secara empiris daun pare digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional di berbagai daerah, salah satunya untuk menurunkan kadar gula darah, dan secara farmakologi daun pare diketahui memiliki kandungan metabolit sekunder utama yang berfungsi dalam menangkal radikal bebas dan meningkatkan sekresi insulin yaitu flavonoid. Penelitian ini dilakukan secara in vivo, bertujuan untuk mengetahui adanya kemampuan ekstrak etanol daun pare dalam menurunkan kadar gula darah selama 14 hari terhadap mencit yang diinduksi aloksan. Mencit dibagi kedalam enam kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok pembanding glibenklamid dan tiga kelompok uji ekstrak etanol daun pare yaitu 150 mg/KgBB, 300 mg/KgBB, dan 600 mg/KgBB. Parameter yang diukur adalah kadar gula darah puasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis efektif dalam penurunan kadar gula darah adalah pada dosis 600 mg/KgBB dengan rata-rata penurunan 108,20 mg/dL dan berdasarkan analisis statistik juga menunjukkan p>0,05 dengan pembanding.