Yani Lukmayani
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Optimasi Ekstraksi Pati Kulit Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. Sapientum L.) dengan Metode Ultrasound-Assisted Extraction (UAE) Tsania Nujjia Wijaya; Bertha Rusdi; Yani Lukmayani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14730

Abstract

Abstract. Ambon banana peel starch has been extracted using maceration method, but it resulted in low starch yield of 1.62% (Rusdi et al., 2023). This study optimizes the extraction of starch from ambon banana peel using Ultrasound-Assisted Extraction (UAE) method with temperature variation of 20, 30, 40°C and time of 10, 20, 30 minutes based on starch yield and total carbohydrate content. Based on data testing of starch yield percent with Analysis of variance (ANOVA), a p-value of 0.000 (<0.05) was obtained, indicating that temperature and time had a significant effect on starch yield percent. While in the carbohydrate content data, a p-value of 0.002 (<0.05) was obtained, indicating that temperature and time also had a significant effect on carbohydrate content. The results showed that 40°C and 30 minutes gave the highest yield. However, these results were not consistent with the carbohydrate content, with the maximum results obtained at 30°C and 20 minutes. It can be concluded that the optimal conditions cannot be determined because the pattern of starch yield and carbohydrate content is not consistent. Abstrak. Pati kulit pisang ambon telah diekstraksi menggunakan metode maserasi, namun menghasilkan rendemen pati yang rendah yaitu 1,62% (Rusdi et al., 2023). Penelitian ini mengoptimalkan ekstraksi pati dari kulit pisang ambon menggunakan metode Ultrasound-Assisted Extraction (UAE) dengan variasi suhu 20, 30, 40°C dan waktu 10, 20, 30 menit berdasarkan perolehan rendemen pati dan kadar karbohidrat total. Berdasarkan pengujian data persen rendemen pati dengan Analisis varian (ANOVA), diperoleh p-value sebesar 0,000 (<0,05), menandakan suhu dan waktu berpengaruh secara signifikan pada persen rendemen pati. Sedangkan pada data kadar karbohidrat, diperoleh p-value sebesar 0,002 (<0,05) yang menunjukkan suhu dan waktu juga berpengaruh signifikan pada kadar karbohidrat. Hasil menunjukkan bahwa suhu 40°C dan waktu 30 menit memberikan rendemen tertinggi. Namun, hasil tersebut tidak konsisten dengan kadar karbohidrat, dengan hasil maksimum yang diperoleh pada suhu 30°C dan waktu 20 menit. Maka dapat disimpulkan kondisi optimal belum dapat ditentukan karena pola persen rendemen pati dan kadar karbohidrat tidak konsisten.
Gambaran Peresepan Tanaman Obat Antidiabetes di Rumah Riset Jamu (RRJ) Hortus Medicus Tawangmangu Dita Afriantika; Kiki Mulkiya Yuliawati; Yani Lukmayani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.15021

Abstract

Abstract. Diabetes Mellitus is a metabolic disorder caused by pancreatic beta cells which cannot produce enough insulin or cannot use the insulin produced effectively, resulting in increased blood sugar levels or hyperglycemia. Treatment carried out to treat diabetes mellitus uses traditional herbal medicine. Some of the plants used include bitter (Andrograhphis paniculata), cinnamon (Cinnamomum burmanii), and ginger (Curcuma xanthorriza). This study aims to determine the prescribing pattern and effectiveness of prescribing a combination of simplicia for diabetes mellitus patients at the Hortus Medicus Tawangmangu Jamu Research House (RRJ) in the period January – June 2023. The research method used is the descriptive method with retrospective data collection. From the results of this research, data was obtained that the description of the prescription of medicinal plants to reduce the condition of diabetes mellitus, the main ones are bitter, cinnamon, bay leaves, and ginger. Then other medicinal plants were also added such as Javanese chilies, ginger for complaints of fatigue, gotu kola and black cumin for complaints of tingling, secang and miana for complaints of blurred vision, meniran, turmeric, and ginger for complaints of sore feet and soles, sedge grass, lemongrass, and bittersweet for complaints of body itching, then ginger to overcome weight loss Abstrak. Diabetes Melitus merupakan gangguan metabolik yang diakibatkan oleh sel beta pankreas yang tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif sehingga terjadi peningkatan kadar gula di dalam darah atau hiperglikemia. Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi diabetes mellitus dengan memanfaatkan obat herbal tradisional. Beberapa tanaman yang digunakan antara lain sambiloto (Andrograhphis paniculata), kayu manis (Cinnamomum burmanii), dan temulawak (Curcuma xanthorriza). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peresepan dan efektivitas pemberian resep kombinasi simplisia untuk pasien diabetes mellitus di Rumah Riset Jamu (RRJ) Hortus Medicus Tawangmangu pada periode Januari – Juni 2023. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif. Dari hasil penelitian ini, diperoleh data bahwa gambaran peresepan tanaman obat untuk mengurangi kondisi diabetes mellitus yang utama adalah sambiloto, kayu manis, daun salam, dan temulawak. Kemudian ditambahkan juga tanaman obat lain seperti cabe jawa, jahe untuk keluhan mudah lelah, pegagan dan jinten hitam untuk keluhan kesemutan, secang dan miana untuk keluhan penglihatan kabur, meniran, kunyit, dan temulawak untuk keluhan luka di kaki dan telapak sakit, rumput teki, sereh, dan sambiloto untuk keluhan badan gatal, kemudian temulawak untuk mengatasi berat badan turun.
Pengujian Aktivitas Antibakteri dan Antioksidan serta Kadar Fenol Total Ekstrak Buah dan Kulit Buah Apel Hijau (Malus sylvestris (L.) Mill) Amelia Ersa Renatha; Citra Mufidah; Vinda Maharani Patricia; Yani Lukmayani; Kiki Mulkiya
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.15064

Abstract

Abstract. Tropical fruits have the potential to be a natural source of antioxidants. Natural antioxidants are generally considered safer for consumption and can improve overall health compared to synthetic antioxidants. One plant that exhibits promising antioxidant properties is the green apple (Malus sylvestris (L.) Mill), which is rich in vitamin A, vitamin B, vitamin C, minerals, fiber, and phenolic compounds. This study aimed to evaluate the antibacterial activity against Propionibacterium acnes and Pseudomonas aeruginosa, antioxidant activity using the DPPH (2,2-diphenyl-1- picrylhydrazyl) method, and total phenolic content of both the fruit and peel of green apples that were ground in water at a ratio of (1:10). The results showed that the fruit juice and peel extracts of green apples exhibited a moderate zone of inhibition against Propionibacterium acnes and Pseudomonas aeruginosa, falling within the 5-10 mm range. However, the peel juice extract demonstrated a larger zone of inhibition against both bacteria compared to the fruit juice extract. The antioxidant activity of both the fruit and peel extracts was categorized as weak. The green apple fruit extract exhibited an IC50 value of 597.4853 ppm and a total phenolic content of 8.4762 mgGAE/g, while the peel extract demonstrated an IC50 value of 583.0589 ppm and a total phenolic content of 13.315 mgGAE/g. Abstrak. Buah-buahan tropis berpotensi sebagai sumber antioksidan alami. Antioksidan alami umumnya lebih aman untuk dikonsumsi dan dapat meningkatkan derajat kesehatan tubuh jika dibandingkan dengan antioksidan sintetik. Salah satu tanaman yang berpotensi memiliki khasiat sebagai antioksidan adalah tanaman apel hijau (Malus sylvestris (L.) Mill) yang banyak mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, mineral, serat serta senyawa fenol. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa, pengujian aktivtias antioksidan terhadap DPPH (2,2-diphenyl-1- picrylhydrazyl) serta menghitung kadar fenol total dari buah dan kulit buah apel hijau yang dihaluskan menggunakan air dengan perbandingan (1:10). Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak jus buah dan kulit buah apel hijau terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa memiliki respon zona hambat sedang karena berada di rentang nilai 5-10 mm, sedangkan hasil dari ekstrak jus kulit buah apel memiliki diameter zona hambat lebih besar terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa dibandingkan dengan ekstrak jus buah apel hijau. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak buah dan kulit buah apel hijau masing-masing termasuk ke dalam kategori lemah. Ekstrak buah apel hijau memberikan nilai IC50 sebesar 597,4853 ppm dengan nilai kadar fenol total sebesar 8,4762 mgGAE/g, sedangkan untuk ekstrak kulit buah apel hijau memberikan nilai IC50 sebesar 583,0589 ppm dengan nilai kadar fenol total sebesar 13,315 mgGAE/g.