Bertha Rusdi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Optimasi Ekstraksi Pati Kulit Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. Sapientum L.) dengan Metode Ultrasound-Assisted Extraction (UAE) Tsania Nujjia Wijaya; Bertha Rusdi; Yani Lukmayani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14730

Abstract

Abstract. Ambon banana peel starch has been extracted using maceration method, but it resulted in low starch yield of 1.62% (Rusdi et al., 2023). This study optimizes the extraction of starch from ambon banana peel using Ultrasound-Assisted Extraction (UAE) method with temperature variation of 20, 30, 40°C and time of 10, 20, 30 minutes based on starch yield and total carbohydrate content. Based on data testing of starch yield percent with Analysis of variance (ANOVA), a p-value of 0.000 (<0.05) was obtained, indicating that temperature and time had a significant effect on starch yield percent. While in the carbohydrate content data, a p-value of 0.002 (<0.05) was obtained, indicating that temperature and time also had a significant effect on carbohydrate content. The results showed that 40°C and 30 minutes gave the highest yield. However, these results were not consistent with the carbohydrate content, with the maximum results obtained at 30°C and 20 minutes. It can be concluded that the optimal conditions cannot be determined because the pattern of starch yield and carbohydrate content is not consistent. Abstrak. Pati kulit pisang ambon telah diekstraksi menggunakan metode maserasi, namun menghasilkan rendemen pati yang rendah yaitu 1,62% (Rusdi et al., 2023). Penelitian ini mengoptimalkan ekstraksi pati dari kulit pisang ambon menggunakan metode Ultrasound-Assisted Extraction (UAE) dengan variasi suhu 20, 30, 40°C dan waktu 10, 20, 30 menit berdasarkan perolehan rendemen pati dan kadar karbohidrat total. Berdasarkan pengujian data persen rendemen pati dengan Analisis varian (ANOVA), diperoleh p-value sebesar 0,000 (<0,05), menandakan suhu dan waktu berpengaruh secara signifikan pada persen rendemen pati. Sedangkan pada data kadar karbohidrat, diperoleh p-value sebesar 0,002 (<0,05) yang menunjukkan suhu dan waktu juga berpengaruh signifikan pada kadar karbohidrat. Hasil menunjukkan bahwa suhu 40°C dan waktu 30 menit memberikan rendemen tertinggi. Namun, hasil tersebut tidak konsisten dengan kadar karbohidrat, dengan hasil maksimum yang diperoleh pada suhu 30°C dan waktu 20 menit. Maka dapat disimpulkan kondisi optimal belum dapat ditentukan karena pola persen rendemen pati dan kadar karbohidrat tidak konsisten.
Analisis Kadar Aluminium Klorohidrat pada Produk Deodoran-Antiperspiran dengan Berbagai Metode Penelitian Fitri Anjani; Bertha Rusdi; Hilda Aprilia
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14833

Abstract

Abstract. Deodorants, which are topical products used to reduce body odor, contain aluminum chlorohydrate as an antiperspirant. High concentrations can be toxic, with BPOM setting a maximum limit of 20%. Recent research has developed various methods to analyze aluminum levels in deodorant-antiperspirants, including SSA, DIC, paper-based colorimetry, ion chromatography, ion electrodes, and Franz™ diffusion cells. Validation parameters for these methods vary: linearity (R² 0.9941-0.9999), precision (SD 0.000298-0.030), accuracy (% recovery 91-115%), LOD 0.000665-3.6 mg/L, and LOQ 0.0023-10.2 mg/L. SSA is highlighted for its comprehensive validation, while DIC excels in LOD and LOQ, making both methods optimal for analyzing aluminum chlorohydrate levels in deodorant-antiperspirants. Abstrak. Deodoran, sebagai produk topikal untuk mengurangi bau badan, mengandung aluminium klorohidrat sebagai zat antiperspiran. Penggunaan dalam konsentrasi tinggi dapat berisiko toksik, dengan batas maksimum BPOM adalah 20%. Penelitian terkini mengembangkan berbagai metode untuk menganalisis kadar aluminium dalam deodoran-antiperspiran, termasuk SSA, DIC, kolorimetri platform kertas, kromatografi ion, ion elektroda, dan sel difusi Franz™. Validasi metode menunjukkan hasil yang berbeda-beda: linearitas (R² 0,9941-0,9999), presisi (SD 0,000298-0,030), akurasi (% recovery 91-115%), LOD 0,000665-3,6 mg/L, dan LOQ 0,0023-10,2 mg/L. Metode SSA menonjol dari segi validasi lengkap, sementara metode DIC unggul dalam LOD dan LOQ, sehingga keduanya adalah pilihan terbaik untuk analisis kadar aluminium klorohidrat dalam deodoran-antiperspiran.
Pengembangan Eksipien tablet dari Pati Termodifikasi Feni Muhaimin Febriyanti; Ratih Aryani; Bertha Rusdi
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14913

Abstract

Abstract. Starch is a primary metabolite, namely polysaccharides derived from plants found in plant parts such as roots, stems, seeds, and fruits, this starch is composed of two molecular components, namely amylose and amylopectin. Modified starch is natural starch that has undergone advanced stages as an effort to change physical and chemical properties in a controlled manner so as to change one or more properties of the starch, so as to support the use of starch as an excipient in the pharmaceutical industry. This study was conducted to determine the potential of modified starch that can be used as an excipient in tablet preparations. The research conducted was a literature study using research articles available online. Based on the studies that have been carried out, modified starch has the potential as an excipient material in tablet making by covering fillers, crushers, and binders which is proven that modified starch can be selected as an excipient in the manufacture of tablet pharmaceutical preparations because modified starch has physicochemical properties that are more supportive than natural starch which has disadvantages if used as an excipient material in tablet preparation when used in its natural form. Abstrak. Pati merupakan metabolit primer yaitu polisakarida yang berasal dari tumbuhan yang terdapat pada bagian tumbuhan seperti pada akar, batang, biji, dan buah, pati ini tersusun dari dua komponen molekul yaitu amilosa dan amilopektin. Pati modifikasi adalah pati alami yang telah mengalami tahap lanjutan sebagai upaya perubahan sifat fisika dan kimia secara terkendali sehingga dapat merubah satu atau lebih sifat dari pati tersebut, sehingga dapat menunjang penggunaan pati sebagai bahan eksipien pada industri farmasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi pati termodifikasi yang dapat digunakan sebagai bahan eksipien pada sediaan tablet. Penelitian yang dilakukan adalah studi literatur dengan menggunakan artikel penelitian yang tersedia secara online. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, pati termodifikasi mempunyai potensi sebagai bahan eksipien pada pembuatan tablet dengan meliputi pengisi, penghancur, dan pengikat yang dibuktikan bahwa pati termodifikasi dapat dipilih sebagai eksipien dalam pembuatan sediaan farmasi tablet karena pati termodifikasi memiliki sifat fisikokimia yang lebih menunjang dibandingkan dengan pati alami yang memiliki kekurangan jika dijadikan sebagai bahan eksipien pada pembuatan sediaan tablet apabila dipakai dalam bentuk alaminya.
Penetapan Parameter Standar dan Skrining Fitokimia Simplisia Batang Sereh (Cymbopogon citratus) Lailatul Taqbi Rahmatya; Umi Yuniarni; Bertha Rusdi
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14926

Abstract

Abstract. Lemongrass is a plant that has many uses in traditional medicine in addition to kitchen spices, kitchen lemongrass is also useful as a remedy for headaches, body warming, cough, stomach pain, diarrhea, heat reduction, and mosquito repellent. The purpose of this study is to obtain standard values of parameters and phytochemical screening of kitchen lemongrass stems (Cymbopogon citratus). This study uses laboratory experimental research methods by testing specific parameters in the form of water-soluble and ethanol-soluble juice levels, non-specific parameters in the form of drying shrinkage, moisture content, and specific weight, as well as phytochyma screening referring to the Pharmacopoeia Indonesia Herbal. The results of the standard parameters of lemongrass stem water soluble juice content were 30.61%, ethanol soluble juice content was obtained 26.44%, drying shrinkage of lemongrass stem was 6.91%, moisture content was 9.19%, 9.85% and specific weight was obtained of 0.85 g/mL. The results of phytochemical screening screening of lemongrass stem simplicia contain a group of alkaloid compounds, flavonoids, polyphenolates, saponins, tannins, monoterpenoids and sesquiterpenoids. Abstrak. Sereh merupakan tanaman yang memiliki banyak digunakan dalam pengobatan tradisional selain untuk bumbu dapur sereh dapur juga bermanfaat sebagai obat untuk sakit kepala, penghangat badan, batuk, nyeri lambung, diare, penurun panas, dan pengusir nyamuk. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh nilai-nilai standar parameter dan skrining fitokimia batang sereh dapur (Cymbopogon citratus). Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental laboratorium dengan menguji parameter spesfik berupa kadar sari larut air dan larut etanol, parameter non spesifik berupa susut pengeringan, kadar air, dan bobot jenis, serta skrining fitokima yang merujuk pada Farmakope Herbal Indonesia. Hasil parameter standar batang sereh kadar sari larut air sebesar 30,61%, kadar sari larut etanol diperoleh 26,44%, susut pengeringan batang sereh sebesar 6,91%, kadar air sebesar 9,19%, 9,85% dan bobot jenis diperoleh sebesar 0,85 g/mL. Hasil penapisan skrining fitokimia simplisia batang sereh mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, polifenolat, saponin, tanin, monoterpenoid dan sesquiterpenoid.
Metode Analisis Penetapan Kadar Asam Traneksamat dalam Kosmetik Tiara Az-zahra Choerunisa; Bertha Rusdi
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14990

Abstract

Abstract. Tranexamic acid (TA) is an important active substance in pharmaceutical formulations as a fibrinolytic agent. Some researchers have found that tranexamic acid is a relatively new therapeutic agent for melasma. Topical agents containing tranexamic acid are considered safer because there is no systemic absorption. This research is a literature study or systematic literature review. This research uses a systematic literature review approach regarding the analysis of determining levels of tranexamic acid in cosmetics published in journals using various analytical methods such as HPLC, HPLC-UV and HPLC-SM/SM. Based on the results of the review of these 6 journals, the linearity parameter range is 0.993-0.9993%; precision parameters, namely 0.71-104.85%; accuracy parameters, namely 99.789-101.8%; RSD value 0.24-11.35%; LOD parameters are 1.87 µg/mL and 30.225 µg/mL; LOQ parameters are 6.25 µg/mL and 100.85 µg/mL; and RE values ​​lower than 2.62% and 4.96%. The most appropriate, fast, efficient and accurate method according to the objectives is to use the HPLC method. Absrak. Asam traneksamat (TA) merupakan zat aktif penting dalam formulasi sediaan farmasi sebagai agen fibrinolitik. Beberapa peneliti menemukan bahwa asam traneksamat merupakan agen terapi yang relatif baru untuk melasma. Agen topikal yang mengandung asam traneksamat dianggap lebih aman karena tidak terdapat penyerapan sistemik. Penelitian ini adalah penelitian studi kepustakaan atau systematic literature review. Penelitian ini menggunakan pendekatan systematic literature review mengenai analisis penetapan kadar asam traneksamat dalam kosmetik yang dipublikasikan dalam jurnal dengan menggunakan berbagai macam metode analisis seperti KCKT, KCKT-UV dan KCKT-SM/SM. Berdasarkan hasil dari review 6 jurnal tersebut, rentang parameter linearitas yaitu 0,993-0,9993%; parameter presisi yaitu 0,71-104,85%; parameter akurasi yaitu 99,789-101,8%; nilai RSD 0,24-11,35%; parameter LOD yaitu 1,87 μg/mL dan 30,225 µg/mL; parameter LOQ yaitu 6,25 μg/mL dan 100,85 µg/mL; serta nilai RE lebih rendah dari 2,62% dan 4,96%. Metode yang paling tepat, cepat, efisien dan akurat sesuai dengan tujuan adalah dengan menggunakan metode KCKT.
Uji Aktivitas Prebiotik Daun Salam Koja (Bergera koenigii (Linn) Spreng) terhadap Bakteri Lactobacillus acidophilus dan Escherichia coli secara In Vitro Puri Salsabila Arsyi; Bertha rusdi; Umi yuniarni
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14997

Abstract

Abstract. Prebiotics are compounds that cannot be digested by human intestinal digestive enzymes, but can be fermented by beneficial bacteria in the colon. So that prebiotics in the large intestine will support the growth of beneficial bacteria (probiotics). koja bay leaves are reported to contain phenol prebiotic compounds but have not been studied for their prebiotic effects, so this study aims to evaluate the prebiotic activity of koja bay leaf extract (Bergera koenigii (Linn) Spreng) against the growth of Lactobacillus acidophilus and Escherichia coli bacteria in vitro. The prebiotic activity test was conducted using the turbidimetric method, which calculates the number of bacteria based on the absorption at a wavelength of 600 nm (OD600). OD600 value was measured at hour 0 and hour 24. In addition, total phenol content and total carbohydrate content were also calculated. Phenol content was carried out using spectrophotometric method using Folin-Ciocalteu reagent, while the determination of carbohydrate content was carried out using spectrophotometric method using phenol-sulfuric acid. The results of the determination of total phenol content obtained total phenol content of 77.150 mg GAE / g extract, and total carbohydrate content obtained by 13.57%. The results of prebiotic activity showed that koja bay leaves (Bergera koenigii (Linn) Spreng) can suppress the growth of e.coli but do not have a prebiotic effect. Abstrak. Prebiotik merupakan senyawa yang tidak dapat dicerna oleh enzim – enzim pencernaan usus manusia, tetapi dapat difermentasi oleh bakteri menguntungkan dalam usus besar. Sehingga prebiotik di dalam usus besar akan mendukung pertumbuhan bakteri menguntungkan (probiotik). daun salam koja dilaporkan mengandung senyawa prebiotik fenol namun belum diteliti efek prebiotiknya maka,penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas prebiotik ekstrak daun salam koja (Bergera koenigii (Linn) Spreng) terhadap pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus dan Escherichia coli secara in vitro. Uji aktivitas prebiotik dilakukan dengan metode turbidimetri, yaitu menghitung jumlah bakteri berdasarkan serapan pada panjang gelombang 600 nm (OD600). Nilai OD 600 diukur pada jam ke-0 dan jam ke-24. Selain itu dilakukan pula perhitungan kadar fenol total dan kadar karbohidrat total. Kadar fenol dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteu, sedangkan untuk penentuan kadar karbohidrat dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri menggunakan fenol-asam sulfat. Hasil penentuan kadar fenol total didapatkan kadar fenol total sebesar 77,150 mg GAE/ g ekstrak, dan kadar karbohidrat total didapat sebesar 13,57 %. Hasil aktivitas prebiotik menunjukan daun salam koja (Bergera koenigii (Linn) Spreng) dapat menekan pertumbuhan e.coli tetapi tidak memiliki efek prebiotik.
Aktivitas Prebiotik Pati Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L. Lam) dan Kulit Pisang Ambon (Musa acuminata AAA) terhadap Lactobacillus acidophilus dan Escherichia coli Secara In Vitro Irene Yuliani Trinita; Bertha Rusdi; Umi Yuniarni
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.15050

Abstract

Abstract. Prebiotics are compounds that cannot be digested and are beneficial to the health of the host. One of the prebiotic compounds is starch. Starch is a complex carbohydrate that is insoluble in water consisting of amylose and amylopectin. Starch sources are found in purple sweet potatoes (Ipomoea batatas L. Lam) and Ambon banana peels (Musa acuminata AAA). This study aims to evaluate the prebiotic activity of purple sweet potato starch (Ipomoea batatas L. Lam) and Ambon banana peels (Musa acuminata AAA) on the growth of Lactobacillus acidophilus and Escherichia coli in vitro. Prebiotic activity was carried out using the turbidimetry method and absorbance was measured using a UV-Visible spectrophotometer at a wavelength of 600 nm (OD600). The results showed that purple sweet potato starch and Ambon banana peels have prebiotic activity, characterized by increasing the growth of L. acidophilus and decreasing the growth of E. coli. The prebiotic activity produced between purple sweet potato starch and Ambon banana peel in vitro can be seen from the Prebiotic Index (PI) value, namely for purple sweet potato it is 0.04 and Ambon banana peel is 1.03. Abstrak. Prebiotik merupakan senyawa yang tidak dapat dicerna dan menguntungkan kesehatan inang. Salah satu senyawa prebiotik adalah pati. Pati merupakan karbohidrat kompleks tidak larut air yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Sumber pati terdapat pada ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Lam) dan kulit pisang Ambon (Musa acuminata AAA). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas prebiotik dari pati ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Lam) dan kulit pisang Ambon (Musa acuminata AAA) terhadap pertumbuhan Lactobacillus acidophilus dan Escherichia coli secara in vitro. Aktivitas prebiotik dilakukan dengan metode turbidimetri dan di ukur absorbansi dengan alat spektrofotometri UV-Visible pada panjang gelombang 600 nm (OD600). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pati ubi jalar ungu dan kulit pisang ambon memiliki aktivitas prebiotik, ditandai dengan meningkatkan pertumbuhan L.acidophilus dan menurunkan E.coli. Aktivitas prebiotik yang dihasilkan antara pati ubi jalar ungu dan kulit pisang Ambon secara in vitro dapat dilihat dari nilai Prebiotik Indeks (PI) yaitu untuk ubi jalar ungu sebesar 0,04 dan kulit pisang Ambon sebesar 1,03.
Review Article: Aktivitas Farmakologi Senyawa Karbohidrat bagi Kesehatan Pingky Valentina; Bertha Rusdi; Farendina Suarantika
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.15208

Abstract

Abstract. Carbohydrates are one of the essential macronutrients that play a crucial role in the human body. They not only provide the main source of energy but also support various biological functions. This study aims to examine the activity of carbohydrate compounds and their health benefits through a systematic literature review (SLR) method. The articles reviewed were limited to publications from 2015 onwards and accessed through Google Scholar. The results showed that carbohydrate compounds, such as beta-glucan from black yeast, have important biological activities such as blood glucose regulation and the enhancement of PI3K and IRS expression. Additionally, carbohydrate compounds from the sea, such as laminarin, chitosan, and fucoidan, exhibit antioxidant, anti-inflammatory, anticoagulant, antitumor, and antimicrobial activities. The research also highlights the importance of glucose as the primary energy source for the human brain and the potential of ribose derivative compounds as significant antitumor agents. Overall, this study confirms the importance of consuming carbohydrates from healthy sources in supporting heart health, controlling body weight, and maintaining energy balance and a healthy gut microbiota. These findings can serve as a scientific basis for more detailed and personalized dietary recommendations in efforts to maintain health and prevent disease. Abstrak. Karbohidrat adalah salah satu makronutrien esensial yang memiliki peran penting dalam tubuh manusia. Mereka tidak hanya menyediakan energi utama, tetapi juga mendukung berbagai fungsi biologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aktivitas senyawa karbohidrat dan manfaat kesehatannya melalui metode tinjauan literatur sistematis (SLR). Artikel yang ditinjau dibatasi pada publikasi dari tahun 2015 ke atas dan diakses melalui Google Scholar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa karbohidrat, seperti beta-glukan dari black yeast, memiliki aktivitas biologis penting seperti regulasi glukosa darah dan peningkatan ekspresi PI3K dan IRS. Selain itu, senyawa karbohidrat dari laut, seperti laminaran, kitosan, dan fukoidan, menunjukkan aktivitas antioksidan, antiinflamasi, antikoagulan, antitumor, dan antimikroba. Penelitian juga mengungkapkan pentingnya glukosa sebagai sumber energi utama bagi otak manusia, serta potensi senyawa ribosa derivatif sebagai agen antitumor yang signifikan. Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan pentingnya konsumsi karbohidrat dari sumber sehat dalam mendukung kesehatan jantung, mengontrol berat badan, dan menjaga keseimbangan energi serta mikrobiota usus yang sehat. Temuan ini dapat menjadi dasar ilmiah untuk rekomendasi diet karbohidrat yang lebih detail dan personal dalam upaya menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
Uji Cemaran Mikroba pada Sediaan Serum Pemutih yang Tidak Memiliki Izin Edar BPOM yang Beredar Di Beberapa Toko Daring Nadhifa Auliya Saniyyah; Farendina Suarantika; Bertha Rusdi
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.15468

Abstract

Abstract. Whitening serum is a facial care product that contains special active ingredients and is used to maintain healthy skin and whiten the face. Serum belongs to the low viscosity category because it contains a lot of water, so it is easily overgrown with microbes. Cosmetics contaminated with large amounts of microbes can cause health problems. This study aims to determine whether microbial contamination in whitening serum that does not have a BPOM distribution permit circulating in several online stores meets the microbial contamination requirements set by BPOM, which cannot be more than 103 colonies per gram. Serum samples were obtained from 5 different stores. The methods of mold and yeast count (AKK) and total plate count (ALT) were used to determine the amount of microbial contamination in the whitening serum. The results of AKK and ALT showed that in AKK there were 2 serums, namely serum C and serum D, while in ALT there was 1 serum, namely serum C, which met the maximum limit of microbial contamination of cosmetics set by BPOM. Abstrak. Serum pemutih adalah produk perawatan wajah yang mengandung bahan aktif khusus dan digunakan untuk menjaga kesehatan kulit serta memutihkan wajah. Serum kosmetik termasuk kategori viskositas rendah karena mengandung banyak air, sehingga mudah ditumbuhi mikroba. Kosmetik yang terkontaminasi mikroba dalam jumlah besar dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah cemaran mikroba dalam serum pemutih yang tidak memiliki izin edar BPOM yang beredar di beberapa toko daring memenuhi syarat cemaran mikroba yang ditetapkan BPOM yaitu tidak boleh lebih dari 103 koloni per gram. Sampel serum didapat dari 5 toko yang berbeda. Digunakan metode Angka Kapang dan Khamir (AKK) dan Angka Lempeng Total (ALT) untuk mengetahui jumlah cemaran mikroba dalam serum pemutih. Hasil penelitian AKK dan ALT menunjukkan bahwa pada AKK terdapat 2 serum yaitu serum C dan serum D sedangkan pada ALT terdapat 1 serum yaitu serum C yang memenuhi batas maksimum cemaran mikroba kosmetika yang ditetapkan BPOM.