Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Potensi Dan Tantangan Heritage Tourism di Kota Mataram Putu Arya Reksa Anggratyas; Dila Ariyogi M; Danu Satria Prayuda; Made Dayuh Hari Kosala
Jurnal Riset Multidisiplin Edukasi Vol. 2 No. 1 (2025): Jurnal Resit Multidisiplin Edukasi (Edisi Januari 2025)
Publisher : PT. Hasba Edukasi Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71282/jurmie.v2i1.74

Abstract

Heritage tourism merupakan sektor pariwisata berbasis nilai sejarah dan budaya yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan, termasuk di Kota Mataram. Sebagai ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram memiliki warisan budaya yang beragam, seperti Pura Meru, Taman Mayura, Makam Loang Baloq, dan kawasan Kota Tua Ampenan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan tantangan dalam pengembangan heritage tourism di kota ini. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kota Mataram memiliki daya tarik budaya yang unik dan dapat memberikan dampak positif, baik secara ekonomi maupun pelestarian budaya. Namun, tantangan seperti kurangnya promosi, infrastruktur yang terbatas, serta minimnya keterlibatan masyarakat lokal menghambat pengembangan sektor ini. Rekomendasi yang diusulkan mencakup peningkatan pengelolaan situs, partisipasi masyarakat, dan strategi pemasaran terpadu. Dengan pendekatan yang berkelanjutan, heritage tourism dapat menjadi pilar penting dalam pembangunan pariwisata di Kota Mataram.
Pal Jepang Hill Tourism as a Tourist Attraction in Sapit Village, East Lombok Regency Prayuda, Danu Satria; Anggartyas, Putu Arya Reksa; Kosala, Made Dayuh Hari
Bali Journal of Hospitality, Tourism and Culture Research Vol. 2 No. 2 (2025): Bali Journal of Hospitality, Tourism and Culture Research
Publisher : Language Assistance

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/thvgqt20

Abstract

This study investigates the tourism development potential of Pal Japan Hill in Sapit Village, Lombok. Its objectives are to identify and assess natural, cultural, and artificial attractions, determine influencing factors, and formulate development strategies. Utilizing a qualitative methodology, primary data was gathered through observation, in-depth interviews, and focus group discussions (FGD), supplemented by secondary data and documentation. Data analysis employed SWOT analysis. Findings reveal Pal Japan Hill possesses significant and diverse tourism potential across natural, cultural, and artificial domains. Key factors enabling and constraining development were identified. Based on the SWOT analysis, the study proposes a strategic framework to leverage strengths and opportunities, address weaknesses and threats, and guide the sustainable development of Pal Japan Hill as a competitive tourist destination.
IDENTIFIKASI POTENSI SITUS WARISAN BUDAYA (HERITAGE TOURISM) SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KOTA MATARAM Anggratyas, Putu Arya Reksa
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 9 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi situs warisan budaya di Kota Mataram sebagai daya tarik wisata. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk mengungkap potensi wisata yang terdapat di kota ini. Potensi warisan budaya di Kota Mataram dipetakan menjadi tiga kategori utama: potensi wisata pura, potensi warisan budaya makam, dan potensi warisan budaya tempat bersejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kota Mataram memiliki berbagai situs warisan budaya yang dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan. Potensi wisata pura diwakili oleh Pura Meru dan Taman Mayura yang memiliki nilai sejarah dan arsitektur unik. Potensi warisan budaya makam mencakup Makam Loang Baloq dan Makam Jenderal Mayor P.P.H. Van Ham yang memiliki nilai sejarah dan religius tinggi. Sementara itu, potensi warisan budaya tempat bersejarah termasuk Kota Tua Ampenan dan Museum Negeri Nusa Tenggara Barat yang mencerminkan perkembangan sejarah dan budaya di Kota Mataram. Identifikasi potensi ini menunjukkan bahwa warisan budaya di Kota Mataram memiliki daya tarik yang kuat dan beragam, yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan sektor pariwisata kota ini.
Aksi Bersih Pantai dan Pelepasan Satwa Liar di Pantai Loang Baloq: Upaya IAHN Gde Pudja Mataram dalam Mendukung Sustainable Development Goals Anggratyas, Putu Arya Reksa; Dewi, Ni Putu Sasmika; Resmayani, Ni Putu Ade; Prayitno, Joko; Darmateja, I Made Sugita; Febriyanti, Ida Ayu Indah
Jurnal Abdi Anjani Vol 3 No 2 (2025): Jurnal Abdi Anjani (JAA)
Publisher : Program Studi Pariwisata, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/anjani.v3i2.2582

Abstract

Program pemberdayaan masyarakat yang mengombinasikan aktivitas pembersihan kawasan pesisir dengan upaya rehabilitasi fauna liar telah diimplementasikan oleh Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram di wilayah Pantai Loang Baloq, Sekarbela, Mataram pada 26 Juli 2025. Inisiatif ini mengusung semangat "Aksi Nyata IAHN Gde Pudja Mataram dalam Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan" dengan melibatkan komunitas akademik dan warga lokal secara kolaboratif. Metode pelaksanaan pengabdian mencakup tiga tahap: (1) pemilihan lokasi pengabdian, (2) pelibatan peserta seperti sivitas akademik, tokoh masyarakat, dan warga lokal secara kolaboratif, dan (3) implementasi kegiatan pengabdian. Fokus kegiatan tidak terbatas pada eliminasi limbah pesisir, namun mencakup upaya konservasi biota laut, spesies avifauna, serta ekosistem pantai secara komprehensif. Penerapan filosofi Tri Hita Karana, khususnya dimensi palemahan yang mengutamakan keselarasan antara manusia dengan lingkungan alaminya, menjadikan program ini berkontribusi signifikan terhadap keselarasan antara manusia dengan lingkungan alaminya, menjadikan program ini berkontribusi signifikan terhadap pencapaian SDG 14 (Ekosistem Laut) dan SDG 15 (Ekosistem Daratan). Evaluasi menunjukkan adanya peningkatan kesadaran kolektif masyarakat mengenai pentingnya pelestarian wilayah pesisir serta penguatan nilai harmoni sosial-budaya di kawasan Loang Baloq
Peranan Cerita Rakyat Dalam Mempromosikan Daya Tarik Wisata Melalui Storytelling Suyasa, I Made; Anggratyas, Putu Arya Reksa
Samvada : Jurnal Riset Komunikasi, Media, dan Public Relations Vol 4 No 2 (2025): Vol 4 No 2 (2025): Samvada November 2025
Publisher : IAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53977/jsv.v4i2.3305

Abstract

This study aims to analyze the strategic role of folklore as an instrument in promoting tourism destinations through storytelling approaches within the framework of Cultural Tourism Communication. Tourism destinations are increasingly selling not merely natural beauty or infrastructure, but also profound "experiences" and "meanings," where folklore serves as the soul of a place. This research employs a qualitative method with a literature review approach, collecting data from secondary sources including books, journal articles, and scholarly publications related to cultural tourism, folklore, and communication. The analysis applies Cultural Tourism Communication theory, which emphasizes the exchange of meanings and cultural values between tourists and local communities. This theoretical framework is reinforced by the concept of storytelling as an effective communication medium for transmitting values. Folklore is not viewed as a passive narrative, but as a "living culture" revitalized through performances by tour guides or digital media, thereby creating emotional connections and profound experiential tourism for visitors. Findings indicate that integrating folklore through storytelling plays a crucial role in: (1) destination differentiation, distinguishing destinations through unique cultural narratives; (2) cultural preservation, reviving nearly extinct oral traditions; (3) enhancing tourism experiences by adding layers of meaning and context to tourist attractions; and (4) destination branding, shaping authentic and distinctive perceptions. This study concludes that folklore-based storytelling constitutes a powerful cultural tourism communication strategy. It functions not only as a promotional tool, but also as a bridge connecting the past with the present, tourists with local communities, while preserving intangible cultural heritage for sustainable tourism development.