Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI TERHADAP KEJADIAN SEPSIS NEONATORUM DI RUANG PERINATOLOGI RSUD Dr.H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Murtado, Ahmad; Rukmono, Prambudi; Hatta, Muhammad; Octarianingsih, Fonda
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 11 (2023): Volume 10 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i11.10037

Abstract

Abstrak: Hubungan Ketuban Pecah Dini Terhadap Kejadian Sepsis Neonatorum Di Ruang Perinatologi Rsud Dr.H. Abdul Moeloek  Provinsi Lampung. Sepsis neonatorum adalah infeksi aliran darah yang bersifat invasif dan ditandai dengan ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh seperti darah, cairan sumsum tulang atau air kemih. Ketuban Pecah Dini (KPD) atau ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW), disebut juga dengan premature repture of the membrane (PROM) di definisikan sebagai pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada kehamilan aterm maupun pada kehamilan preterm. Pada keadaan ini dimana risiko infeksi ibu dan anak meningkat. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam masalah obstetri yang juga dapat menyebabkan infeksi pada ibu dan bayi serta dapat meningkatkan kematian pada ibu dan bayi. Sepsis neonatorum sering dihubungkan dengan infeksi intra natal dan infeksi postnatal terutama nosocomial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada, hubungan antara ketuban pecah dini dengan kejadian sepsis neonatorum di Ruang Perinatalogi RSUD. H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 406 sampel pasien sepsis neonatorum di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2022, didapatkan sebanyak 37 (9,0%) pasien ketuban pecah dini, sebanyak 39 orang (9,5%) pasien sepsis neonatorum. Ada hubungan ketuban pecah dini dengan sepsis neonatorum dengan (p value 0,005 OR 15,835). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara bayi berat badan lahir rendah dengan terjadinya sepsis neonatorum.
Multigravida hamil 35 minggu dengan partus prematurus imminens janin tunggal hidup letak lintang Shariff, Fonda Octarianingsih; Murtado, Ahmad
THE JOURNAL OF Mother and Child Health  Concerns Vol. 4 No. 1 (2024): June Edition 2024
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mchc.v4i1.568

Abstract

Abstract A 35-year-old multigravida patient, 35 weeks pregnant, presented to the Emergency Room of RSBAH Bandar Lampung with complaints of leaking amniotic fluid and bloody mucus from the birth canal since 14:00 WIB. The complaints were accompanied by cramps (+). Blood pressure was 120/80 mmHg, pulse 82 beats per minute, respiratory rate 22 breaths per minute, temperature 36.7°C, and oxygen saturation 99%. Hematology findings revealed a decrease in rod leukocytes (1%), an increase in segmented leukocytes (73%), and a decrease in platelets (122.000/μL). Ultrasonography (USG) findings showed a single fetus with a gestational age of 35 weeks and 5 days. The estimated delivery date is November 26, 2024, with an abdominal circumference (AC) of 30.7 cm. The diagnosis in this case is a 35-week pregnant multigravida with imminent premature labor and a single live fetus in transverse lie. The management for this patient includes observation of the general condition, regular TTV checks, and hospitalization with the following treatments: observation of TTV and GCS, advising the mother to rest, IVFD RL + 1-amp Proterin xx tpm, Inj. Dexamethasone 2×2 amps, and Inj. Cefazolin 2×1 g IV. The prognosis in this patient is Dubia ad bonam Keywords: Imminent Preterm Labor; Living Fetus in Lie; Pregnancy. Pasien usia 35 tahun Multigravida hamil 35 minggu datang ke IGD RSBAH Bandar Lampung dengan keluhan keluar air ketuban dan lendir darah dari jalan lahir sejak 14.00 wib. Keluhan disertai mulas (+). Tekanan Darah 120/80 mmHg, Denyut Nadi 82 x/menit, Laju Pernapasan 22 x/menit, Suhu 36,7°C, Saturasi Oksigen 99%. Pada pemeriksaan penunjang hematologi didapatkan Penurunan jenis leukosit batang (1%), peningkatan jenis leukosit segmen (73%), penurunan trombosit (122.000 ul). Pada pemeriksaan penunjang Ultrasonografi (USG) didapatkan kesan Tampak janin tunggal dengan usia kehamilan 35 minggu 5 hari. Perkiraan persalinan pada tanggal 26 November 2024. Abdominal Circumferential (AC) 30,7 cm. Diagnosis pada kasus ini yaitu multigravida hamil 35 minggu dengan Partus Prematurus Imminens Janin Tunggal Hidup Letak Lintang. Tatalaksana yang didapat oleh pasien yaitu observasi keadaan umum, cek TTV secara berkala, indikasi rawat inap dengan pengobatan: Observasi TTV dan GCS, anjurkan ibu untuk bedrest, IVFD RL + 1-amp Proterin xx tpm, Inj. Dexamethasone 2x2 amp, Inj. Cefazoline 2x1 gr/iv. Prognosis pada pasien ini yaitu dubia ad bonam. Kata Kunci: Hamil; Letak Lintang; Partus Prematurus Imminens.