Di era globalisasi perkembangan teknologi berjalan cukup pesat. Seperti halnya dengan adanya smartphone dan internet, segala kehidupan manusia dapat dibantu dengan adanya perkembangan tersebut. Walaupun perkembangan tersebut dapat membawa masyarakat ke arah yang lebih baik, disisi lain juga dapat berdampak buruk bagi masyarakat, jika tidak dimanfaatkan dan diarahkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat. Seperti halnya di Desa Cikatomas sebagian besar masyarakat belum bisa memanfaatkan perkembangan tersebut untuk kemajuan desanya, anak-anak dengan bebasnya mengoperasikan smartphone yang dibelikan orang tua, yang mana penggunaannya hanya untuk media hiburan seperti games dan media sosial, bahkan yang di usia remajanya sudah mengenal dan bermain judi online. Hal tersebut juga mengakibatkan individu menjadi lebih bersikap individualis yang tidak peka dan peduli terhadap fenomena ataupun kebutuhan yang diperlukan untuk kesejahtraan masyarakat daerah tersebut, sehingga membuat kegiatan para pemuda pun kurang produktif dalam bermasyarakat. Dari permasalahan tersebut, maka berdirilah Organisasi Garda Cendekia yang dipelopori oleh Sidiq Nulhaq yang bergerak bersama kawan-kawannya untuk memberdayakan masyarakat agar bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman dan memanfaatkan segala hal yang ada untuk kemajuan daerahnya. Penelitian ini memaparkan tentang praktik sosial seperti apa yang dijalankan oleh para pengurus dalam Organisasi Garda Cendekia. Penelitian ini terdapat 7 informan kunci yaitu para pengurus organisasi, dan 2 informan tambahan yaitu masyarakat di daerah tersebut. Teori yang digunakan adalah teori praktik sosial dari Pierre Bourdieu yang terdiri dari habitus, modal, dan ranah. Hasil penelitian menunjukkan dalam diri apa pemuda Garda Cendekia terdapat habitus seorang pelajar yang menempuh pendidikan dalam memperoleh ilmu pengetahuan baik itu dari pendidikan formal, pembelajaran dari lingkungan keluarga maupun dari lingkup masyarakat. Adapun modal yang mereka miliki itu berupa modal budaya dan sosial. Sedangkan ranah yang ditempuh dalam memperoleh kekuatan atau modal untuk berkecimpung di masyarakat itu lebih pada bidang pendidikan dan sosial, seperti di lembaga pendidikan dan pengalaman di masyarakat, sehingga mereka memiliki kepedulian, pemikiran kritis dan aksi nyata melalui Gerakan Muda Cendekia sebagai arena mereka dalam mempersatukan pemikiran dan gagasan untuk melakukan kegiatan yang dapat membantu masyarakat dari berbagai aspek kehidupan sosial.