Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DARI FAKTOR PENGETAHUAN DAN SOSIAL BUDAYA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI PINANG KABUPATEN BANJAR Nor’alina, Nor’alina; Tunggal, Tri; Yuniarti , Yuniarti; Yuliastuti, Erni
Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2025): Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rendahnya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi salah satu faktor yang berhubungan dengan angka kematian ibu. dari studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Juni - Juli 2024 ada 11 ibu bersalin di dukun, dengan alasan masih menganut adat atau kepercayaan turun temurun dari keluarga, akses yang masih sulit, topografi yang terjal dan berliku-liku, dan jarak menuju ke tempat fasilitas kesehatan cukup jauh. Semua alasan tersebut tidak lepas dari kuatnya kepercayaan mereka terhadap dukun kampung yang dianggap dapat memberikan rasa aman. Menganalisis hubungan pengetahuan dan sosial budaya ibu hamil dengan pemilihan penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Pinang. Jenis penelitian ini Kuantitatif dengan pendekatan waktu Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini semua ibu hamil trimester III sebanyak 36 orang dengan Teknik total sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner. Variabel Independen pengetahuan dan sosial budaya, variabel Dependen penolong persalinan. Dianalisa dengan Teknik univariat dan bivariat (menggunakan uji Chi Square dengan α = 0,05). Didapatkan ibu hamil trimester III berjumlah 36 (100%), sebagian besar berpengetahuan baik 28 (77,8%), dukungan sosial budaya baik 28 responden (77,8%) dan sebagian besar pertolongan persalinan oleh nakes 28 (77,8%). Uji analisis menggunakan Chi Square menunjukkan bahwa tingkat signifikansi 0,000 < α = 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima dengan demikian bahwa ada hubungan pengetahuan dan sosial budaya ibu hamil trimester III dengan pemilihan penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Pinang. Semakin baik pengetahuan dan sosial budaya ibu hamil maka semakin baik pula keputusan dalam menentukan pemilihan penolong persalinan yang aman.
HUBUNGAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DI UPT PUSKESMAS PANGGUNG TAHUN 2024 Lestari, Ulis; Kirana , Rita; Megawati , Megawati; Yuniarti , Yuniarti
Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2025): Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Anemia selama kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi bagi ibu dan janin. Kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah sikap ibu terhadap anemia. Puskesmas Panggung berada diurutan ke-3 prevalensi anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil diwilayah Kabupatrn Tanah Laut dengan angka sebanyak 15,6%. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan sikap Ibu hamil tentang anemia dan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah di UPT Puskesmas Panggung. Metode: Jenis penelitian dengan metode survey analitik desain cross sectional. Dianalisis menggunakan tabel distribusi dan uji chi square melalui komputerisasi. Sampel 60 orang Ibu hamil menggunakan teknik purposive sampling. Variabel independent sikap Ibu hamil sedangkan variabel dependent kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada Ibu hamil. Pengumpulan data dengan cara data sekunder yaitu diambil dari data kohort ibu hamil semester 2 yang sudah mengkonsumsi tablet tambah darah 90 biji dan data primer yaitu membagikan kuesioner. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan frekuensi sikap 60 responden, sebanyak 44 orang atau 73,3% menunjukkan sikap positif dan frekuensi kepatuhan responden menunjukkan 60 responden, sebanyak 40 responden atau 66,7% termasuk dalam kategori patuh. Kesimpulan: Terdapat hubungan sikap ibu hamil positif terhadap anemia sebanyak 42 orang (9,52%) dan kepatuhan sebanyak 38 orang (90,48%) serta ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu hamil tentang anemia dan kepatuhan konsumsi tablet darah dengan nilai p-value=0,000(<0,05).
The Influence of Science Learning on Problem-Solving Skills of Early Childhood at Cahaya Generasi Bangsa Early Childhood Education Center Pontianak Anjelina, Anjelina; Sudarti, Sudarti; Yuniarti , Yuniarti
Kepompong Children Centre Journal Vol. 2 No. 2 (2025): Kepompong Children Centre Journal
Publisher : Perkumpulan Peneliti Pendidikan dan Pengembangan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62031/7efvt036

Abstract

This study aims to examine the effect of science learning on the problem-solving abilities of early childhood students. The research was conducted at PAUD Cahaya Generasi Bangsa in Pontianak, where preliminary observations indicated that approximately 50% of children required assistance when engaging in problem-solving activities during science lessons, such as the volcano experiment. This finding highlights the need for a more structured and engaging science learning approach to support cognitive development in young learners. The study employed a quantitative approach with a one-group pretest-posttest design, involving a sample of 25 children. Data collection techniques included observation, problem-solving tests, and documentation of children’s activities. The data were analyzed using the Paired Sample T-Test to determine the significance of changes in problem-solving abilities before and after the implementation of science-based learning interventions. The results revealed a significant improvement in children's problem-solving skills after participating in science learning activities, indicated by a Sig. (2-tailed) value of 0.001, which is less than the significance threshold of 0.05. The average score increased substantially from 4.8 in the pretest to 13.36 in the posttest. Based on these findings, it is recommended that science learning be consistently integrated into early childhood education curricula to foster critical thinking, creativity, and independent problem-solving in young children.