Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Pelaksanaan Behavior Based Safety dalam Membentuk Perilaku Aman Tenaga Kerja di Laboratorium Balai Besar Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Kalimantan Timur Reynitha Permatasari; Ririn Wulandari; Andini Putri Andini; Ajeng Dwi Zhafira; Frederika Daud; Putri Maharani; Febryna Indira Hartomo; Anis Rohmana Malik
Jurnal Kajian dan Penelitian Umum Vol. 2 No. 3 (2024): Juni: Jurnal Kajian dan Penelitian Umum
Publisher : Institut Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/jkpu-nalanda.v2i3.991

Abstract

The Balikpapan Class 1 Agricultural Quarantine Laboratory is one of the laboratories in Indonesia that has a behavior-based work safety program, namely the Behavior-Based Safety (BBS) program which aims to observe worker behavior. The aim of this research is to obtain an overview of the implementation of Behavior-Based Safety programs at the Balikpapan Class 1 Agricultural Quarantine Laboratory. This research is descriptive qualitative research using direct observation methods and in-depth interviews. The research subjects consisted of 2 informants, 1 key informant, 1 main informant. The research results showed that workers at the Balikpapan Class 1 Agricultural Quarantine Laboratory understood unsafe acts. The implementation of the Behavior-Based Safety (BBS) program has been running well and appropriately.
Gambaran Lingkungan Kerja terhadap Perilaku Tidak Aman pada Pekerja di Pabrik Tahu Tempe XYZ Richo Roshelio Tiao; Nur Hafizah Cantika Putri; Zefanya Emmanuela Simanjuntak; Radja Nikra Achmad; Anis Rohmana Malik; Andhika Aryaputra; Reginal Octavianus J Baggy; Ilham Nurul Hikmah
JURNAL RISET RUMPUN ILMU TEKNIK Vol. 4 No. 2 (2025): Agustus : Jurnal Riset Rumpun Ilmu Teknik
Publisher : Pusat riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurritek.v4i2.5465

Abstract

Small-scale industries such as tofu and tempeh factories play a significant role in the local economy but often face serious issues such as workplace accidents. This study aims to describe the working conditions and their relation to unsafe acts by workers at the XYZ tofu and tempeh factory. A descriptive qualitative approach was used through direct observation and interviews with four workers. The findings show that a hot and noisy work environment, poor ventilation, and disorganized workspace affect workers’ behavior in carrying out tasks without using proper personal protective equipment (PPE). Unsafe work practices have become a common habit due to factors such as routine behavior, limited facilities, and demands for work efficiency. The study concludes that an unsupportive work environment is directly associated with the increase in unsafe behavior. Therefore, efforts are needed to improve the working environment, including ventilation, workspace layout, and adequate provision of PPE, as well as to increase workers’ awareness of occupational health and safety through regular training and outreach. These measures are essential to foster a safe and healthy work culture in small-scale industrial settings.
Penerapan Behavior Based Safety (BBS) dalam Meningkatkan Kepatuhan Kerja di PT. XYZ Annisa Putri Prayetno; Dinda Olivia Nur’Aini; Farhad Aidillah Ahmad; Naysilla Mahpuja Putri; Dzaky Almer Syarifullah; Aqsha Nagata Gillardi; Stevent Gusmawo Simanjuntak; Anis Rohmana Malik
JURNAL RISET RUMPUN ILMU TEKNIK Vol. 4 No. 2 (2025): Agustus : Jurnal Riset Rumpun Ilmu Teknik
Publisher : Pusat riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurritek.v4i2.5531

Abstract

This study evaluates the implementation of Behavior Based Safety (BBS) in improving occupational safety compliance at PT Wichindo Pratama, a heavy equipment manufacturing company with high work risks. The topic was chosen due to frequent violations of safety procedures, such as the improper use of Personal Protective Equipment (PPE) and neglect of Standard Operating Procedures (SOP), which increase the risk of accidents. A qualitative method was used through direct observation, in-depth interviews with 12 shift workers, and field assessments of safety facilities. The findings show that although the company has an Occupational Health and Safety (OHS) management system, non-compliance still occurs. Issues include incomplete PPE usage, disorganized work tools, and unsafe rest habits. Observations revealed potential hazards such as physical (noise), chemical (oil exposure), ergonomic (awkward postures), mechanical (machine use without full PPE), biological, and psychological risks (stress from shift work). BBS is seen as a strategy to connect existing OHS policies with safe work behavior by focusing on mindset and daily habits. The implementation of BBS is expected to reduce accidents and support the creation of a safer, more sustainable workplace.
Peningkatan Pemahaman dan Keterampilan Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (Apar) Dalam Penanganan Kebakaran Di SMA X Balikpapan Mayati Isabella; Anis Rohmana Malik; Randy Febrian; Reza Atilansyah; Widya Sari Ananda; Putri Maharani; Ilham Nurul Hikmah; Vanesa Vanes; Nanda Dwi Cahyani; Andi Alif Hasanudin; Ridho Mufrih Jazil; Adiek Astika Clara Sudarni; Novita Lizza Anggraini; Tri Hardiyanti Asmaningrum
Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5 No 3 (2024): Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/abdilaksana.v5i3.44353

Abstract

Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan mencapai temperatur kritis dan bereaksi secara kimia dengan oksigen yang menghasilkan panas, nyala api, cahaya, asap, uap air, karbon monoksida atau produk dan efek lainnya. Terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan kebakaran, beberapa diantaranya adalah korsleting listrik, bahan - bahan kimia mudah terbakar yang tidak diolah dengan baik, kelalaian manusia (human error) dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sekolah bertanggung jawab untuk menjaga lingkungan sekolah agar tetap aman, dan terhindar dari bencana - bencana yang tidak diinginkan seperti kebakaran. Oleh karena itu, pihak sekolah juga wajib memiliki tenaga profesional yang paham dan kompeten di bidang K3. Tujuan dari pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan terhadap siswa dan siswi SMA di Kota Balikpapan agar mereka lebih peduli terhadap K3 di lingkungan sekolahnya masing-masing. Simulasi ini dilaksanakan sebagai pengetahuan tambahan detail dan juga sebagai informasi bagi siswa sekolah untuk mengetahui dan memahami mengenai peraturan dalam penerapan K3 di sekolah. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan simulasi penggunaan APAR terhadap siswa dan siswi di SMA X Balikpapan.
Edukasi Posisi Ergonomis Ketika Pembelajaran Pada Siswa Sekolah Menengah Atas X Balikpapan Anis Rohmana Malik; Mayati Isabella; Arini Anestesia Purba; Rizky Amelia; Muhammad Imron Zamzani; Athaya Nur Khayyirah; Archangela Adelina; Andre Saputra Pata'dungan; Ajeng Dwi Zhafira; Ahmad Pikri; Nor Halidah
Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5 No 3 (2024): Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/abdilaksana.v5i3.44367

Abstract

Di era pembelajaran yang semakin terdigitalisasi, penggunaan teknologi menjadi fokus utama untuk meningkatkan interaktivitas dan akses informasi. Namun demikian, aspek ergonomi dalam pengaturan ruang kelas dan peralatan sering terabaikan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan terkait cara mengatasi ketidak-ergonomisan di ruang kelas SMA Negeri X Balikpapan, yang mana sering mengakibatkan masalah kesehatan fisik seperti nyeri punggung dan nyeri leher. Solusi yang diusulkan adalah implementasi program pendidikan ergonomi kepada siswa dan staf pengajar untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang posisi duduk ergonomis dan penggunaan peralatan sesuai dengan kebutuhan fisik siswa. Hal ini diharapkan dapat mengurangi risiko masalah kesehatan jangka panjang serta meningkatkan kenyamanan dan konsentrasi selama proses belajar mengajar. Metode penelitian mencakup penyuluhan kepada siswa dan staf pengajar tentang ergonomi, evaluasi pemahaman dengan wawancara sebelum dan sesudah sosialisasi, serta pre-test dan post-test menggunakan kuesioner untuk mengukur efektivitas program penyuluhan. Hasil menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat peningkatan pemahaman yang signifikan mengenai konsep-konsep dasar ergonomi. Hal ini terlihat dari persentase jawaban benar yang lebih tinggi yaitu 71.4% dibandingkan jawaban salah yaitu 28.6% pada post-test-nya.