Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Relationship between Level of Knowledge and Anxiety Facing Menopause in Women in Karang Pule Village, West Nusa Tenggara, Indonesia Arieska, Risa
Archives of The Medicine and Case Reports Vol. 5 No. 1 (2024): Archives of The Medicine and Case Reports
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/amcr.v5i1.468

Abstract

Significant hormonal changes during menopause can influence emotional and physical well-being. Some women experience anxiety due to hormonal changes that can influence mood, sleep, and energy. This study aims to describe the level of knowledge and anxiety about facing menopause in women in Karang Pule village, West Nusa Tenggara, Indonesia. This research is an observational study with a cross-sectional design. The research was carried out in August-November 2023 at the Integrated Development Post (Posbindu) in Karang Pule village, Mataram, West Nusa Tenggara, Indonesia. Participants in this research were menopausal women in Karang Pule village. The inclusion criteria for participants were women aged over 40 years, had experienced menopause, and were willing to be respondents. A total of 42 women took part in this study. The majority of female respondents in Karang Pule village have a high school education (47.62%), have sufficient knowledge (52.40%), and experience moderate anxiety (71.42%). There is a relationship between the level of maternal knowledge about menopause and the level of anxiety during menopause in Karang Pule village (p<0.05). A coefficient correlation value was also obtained -0.425, which means that the better the mother's knowledge about menopause, the lower the anxiety experienced. In conclusion, there is a relationship between the level of knowledge and the level of anxiety during menopause among respondents in Karang Pule Village.
ATASI STUNTING DENGAN BERHEMAT (BERIKAN MP-ASI SEHAT DAN TEPAT DI DESA AIKMEL BARAT Lestari, Cahaya Indah; Pamungkas, Catur Esty; Amalia, Rizkia; WD, Siti Mardiyah; Adiputri, Ni Wayan Ari; Arieska, Risa; Diliana, Evi; Cahyaningtyas, Dwi Kartika; Makmun, Indriyani; Amini, Aulia
Journal of Community Empowerment Vol 2, No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/joce.v2i2.17715

Abstract

ABSTRAK                                                                                                          Anak berisiko mengalami stunting setelah usia 6 bulan. ASI saja tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan gizi dan pemberian makanan tambahan (MPASI) harus dimulai. Setelah usia 6 bulan, semua anak membutuhkan makanan lunak bergizi yang sering disebut makanan pendamping ASI (MPASI). MP-ASI  adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada anak usia 6 sampai 24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. MP-ASI merupakan makanan transisi dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MPASI sebaiknya dilakukan secara bertahap dalam bentuk dan jumlah yang sesuai dengan daya cerna anak. Anak harus menerima makanan tambahan (MPASI) untuk mencegah malnutrisi. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan orangtua terkait dengan stunting. Lokasi pengabdian di Desa Aikmel Barat. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode ceramah, pemberian leaflet dan metode pre - post test dalam bentuk kuesioner. Subyek pengabdian kepada masyarakat ini adalah seluruh orangtua yang memiliki balita sejumlah 20 orang. Instrumen yang digunakan adalah power point, leaflet dan kuesioner. Hasil pretest dan posttest dari kegiatan yang dilakukan dapat dilihat terjadi peningkatan pengetahuan orang tua dari nilai pretest dalam kategori kurang sebesar 50 % (10 orang) meningkat menjadi kategori pengetahuan baik sebesar 80 % (16 orang) pada saat posttest. Kata kunci: Pendidikan Kesehatan; Stunting; MP-ASI. ABSTRACT Children are at risk for stunting after 6 months of age. Breast milk alone is not enough to meet all nutritional needs and complementary feeding (MPASI) must be started. After the age of 6 months, all children need nutritious soft foods which are often called complementary foods (MPASI). MP-ASI is food or drink containing nutrients that is given to children aged 6 to 24 months to meet nutritional needs other than breast milk. MP-ASI is a transitional food from breast milk to family food. The introduction and administration of complementary foods should be done gradually in a form and amount that is in accordance with the child's digestibility. Children must receive complementary foods (MPASI) to prevent malnutrition. The purpose of this community service is to increase parental knowledge regarding stunting. The location of the service is in West Aikmel Village. The method used in this activity is the lecture method, giving leaflets and the pre-post test method in the form of a questionnaire. The subject of this community service is all parents who have toddlers totaling 20 people. The instruments used were power points, leaflets and questionnaires. The results of the pretest and posttest from the activities carried out can be seen that there was an increase in parents' knowledge from the pretest score in the poor category of 50% (10 people) increasing to the good knowledge category of 80% (16 people) at the time of the posttest. Keywords: Health Education; Stunting; MP-ASI.
Edukasi Kesehatan Pijat Oksitosin Terhadap Tingkat Pengetahuan Produktivitas ASI Eksklusif Di Wilayah Puskesmas Tegalrejo, Yogyakarta Arieska, Risa; Ningrum , Kadek Agustina Puspa; Tani , Ni Luh Linda Ayuni; Utami, Ressa Andriyani
COVIT (Community Service of Tambusai) Vol. 5 No. 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/covit.v5i1.39966

Abstract

Makanan yang sempurna bagi bayi karena dianggap steril dan memiliki antibodi guna menyelamatkan bayi dari berbagai ancaman penyakit yang umum terjadi pada masa anak – anak adalah ASI. Pemberian ASI merupakan langkah yang efektif dan efisien untuk pertumbuhan dan perkembangan serta kelangsungan hidup bayi. UNICEF merekomendasikan agar bayi mendapatkan ASI dalam 24 jam pertama setelah kelahiran kemudian diberikan ASI secara ekslusif selama tepat enam bulan pertama kehidupan bayi yang artinya bayi tidak mendapatkan makanan atau minuman lain atau yang sering disebut dengan MPASI yang disediakan oleh ibu. Banyak faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif diantaranya ; Faktor pemudah (pemahaman, pengetahuan, sikap, usia, nilai adat dan kebudayaan. Faktor pendukung (pendapatan keluarga, ketersediaan waktu, dan kesehatan ibu), Faktor pendorong (dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan). Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI adalah dengan merangsang pengeluaran hormone menyusui. Proses pengeluaran ASI dipengaruhi oleh beberapa hormone, yaitu prolactin dan oksitosin.Hormon oksitosin dapat dirangsang melalui pijat oksitosin. Pijat oksitosin dilakukan dengan cara memijat pada daerah punggung sepanjang kedua sisi tulang belakang sehingga diharapkan dengan dilakukan pemijatan ini, ibu akan merasa rileks dan kelelahan setelah melahirkan akan hilang sehingga produksi ASI meningkat. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang pijat oksitosin diharapakan menjadi salah satu kunci mendukung keberhasilan ASI Eksklusif. Dengan adanya edukasi kesehatan dapat mengurangi resiko bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif kurang dari target cakupan ASI. Realisasi yang telah dilakukan antara lain penyuluhan kesehatan dengan ceramah tentang edukasi pijat oksitosin kepada Ibu post partum yang ada di Wilayah Puskesmas Tegalrejo, Yogyakarta. Hasil yang diperoleh dari kegiatan penyuluhan kesehatan ini ternyata ibu post partum sangat membutuhkan informasi yang benar dan tepat tentang pijat oksitosin, karena bila ibu memiliki pengetahuan yang cukup dan akan memiliki persepsi yang benar sehingga diharapkan produktivitas ASI akan bertambah.  
The effectiveness of baby massage in increasing infant's body weight Arieska, Risa; Ningrum, Kadek Agustina Puspa; Tani, Ni Luh Linda Ayuni
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol. 7 No. 11 (2025): Volume 7 Number 11
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/minh.v7i11.499

Abstract

Background: Baby care that is not optimal at a critical period can cause death in the baby. The Neonatal Mortality Rate (NMR) is set to be up to 12 per 1000 live births in 2030. Massage provides a stimulus to the systems in the body, a substance that regulates functions such as appetite, sleep, memory, and learning, regulates temperature, mood, behavior, the function of blood vessels, muscle contraction, regulation of the endocrine system, and depression. Purpose: The purpose of this study is to determine the effectiveness of giving a baby massage to increase baby weight. Method: A quasi- experimental approach, specifically focusing on one group pretest - posttest. The study took place from April 2023, in Ubud Health Center, Bali. The independent variable was baby massage while the dependent variables is a baby weight. Using purposive sampling and the Slovin formula, 30 participants were selected. Univariate statistical analysis was conducted, bivariate data analysis using Shapiro-Wilk dan Wilcoxon test. Results: Shows an increase in average infant weight from 5.24 kg pre-test became to 6.19 kg after post-test and a p-value of 0.000 (<0.05), indicating that infant massage significantly affected infant weight gain. Conclusion: Proves that giving massage to babies can help optimize baby growth by increasing baby weight. Infants who are massaged have increased levels of absorption enzymes and insulin so that the absorption of food extracts becomes better.
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Resiko Kejadian Stunting Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kubutambahan I Arieska, Risa; Ningrum, Kadek Agustina Puspa
THE JOURNAL OF Mother and Child Health  Concerns Vol. 4 No. 4 (2025): April Edition 2025
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mchc.v4i4.894

Abstract

Background: Stunting is a chronic malnutrition problem caused by a lack of nutritional intake for a long time, especially in the first 1,000 days of life. Several factors other than nutritional intake, namely food security status, social environment, access to health services (access, preventive and curative services) and residential environment (water, sanitation and living environment). Purpose: to determine the factors related to the incidence of stunting among toddlers in the Kubucepatan I Community Health Center Working Area Method: This type of quantitative research uses a cross-sectional design, and the research sample is mothers who have toddlers aged 24 - 59 months in the Kubuaddan I Community Health Center working area, totaling 92 toddlers. Stratified simple random sampling technique. The instruments in this research used a questionnaire and bivariate analysis used the Spearman rank test. Results: The results of statistical tests using Spearman Rho with a p value = 0.000 < 0.05 show that the mother's level of knowledge, number of children, birth weight, influence the incidence of stunting. Conclusion: There are factors associated with the risk of stunting in toddlers aged 24 - 59 months in the working area of ​​the Kubucepatn I Health Center in 2024 Suggestion: To the working area of ​​the Kubucepatn I Community Health Center to further improve the outreach program related to the risk of stunting incidents to the entire community. Keywords: Risk; Stunting; Toddlers. Pendahuluan: Stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Beberapa faktor selain asupan gizi, yaitu status ketahanan pangan, lingkungan sosial, akses terhadap pelayanan kesehatan (akses, pelayanan preventif dan kuratif) dan lingkungan pemukiman (air, sanitasi dan lingkungan tempat tinggal). Tujuan: untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kubutambahan I. Metode: Jenis penelitian kuantitatif menggunakan desain cross-sectional dan sampel penelitiannya adalah ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kubutambahan I sebanyak 92 balita. Teknik pengambilan sampel stratified simple random sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuisioner dan analisi bivariat menggunakan uji rank spearman. Hasil: Hasil uji statistik menggunakan Spearman Rho dengan nilai p=0.000< 0.05 bahwa faktor tingkat pengetahuan ibu jumlah anak, berat badan lahir, berpengaruh terhadap kejadian stunting. Simpulan: Terdapat factor-faktor yang berhubungan dengan resiko kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kubutambahan I Pada Tahun 2024 Saran: Kepada wilayah kerja Puskesmas Kubutambahan I agar lebih meningkatkan program sosialisasi yang berkaitan dengan resiko kejadian stunting kepada seluruh masyarakat. Kata Kunci: Balita; Resiko; Stunting.
Implementasi Prenatal Gentle Yoga Pada Kehamilan Trimester II Dan III Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Ibu Dan Janinnya Arieska, Risa; Ningrum, Kadek Agustina Puspa; Lutfiana, Indrie
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2025): Volume 7 Nomor 1 Mei 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v7i1.20597

Abstract

Prenatal yoga merupakan salah satu bentuk latihan fisik dan mental yang dirancang khusus untuk wanita hamil. Latihan ini menggabungkan postur tubuh (asana), teknik pernapasan (pranayama), dan meditasi untuk membantu ibu hamil mempersiapkan diri secara fisik, mental, dan emosional menghadapi proses kehamilan dan persalinan. Prenatal yoga tidak hanya bermanfaat untuk menjaga kesehatan ibu, tetapi juga memberikan efek positif pada perkembangan janin. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melihat tingkat pengetahuan ibu hamil tentang prenatal yoga dan turut mewujudkan masyarakat yang sehat dan bertanggung jawab dapat memberikan manfaat. Mitra kegiatan ini adalah ibu hamil trimester II dan III. Metode pengabdian masyarakat dengan mengadakan kegiatan penyuluhan yang diikuti oleh ibu hamil trimester II dan III. Pembicara menyampaikan materi mengenai prenata yoga. Sebelum mengikuti kegiatan ibu hamil diuji pengetahuannya mengenai prenatal yoga dengan pretest. Setelah mendapatkan pemaparan materi, edukasi dan penyebaran kuisioner dilakukan postest. Hasil analisis pretest dan postest menunjukkan pengetahuan ibu hamil cukup (40%) dan pengetahuan kurang (60%), sesudah diberikan penyuluhan penegtahuan ibu hamil baik (100%). Dengan kegiatan pemaparan materi dan edukasi dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai prenatal yoga. Kata kunci : Ibu hamil, Trimester II dan III, Prenatal Yoga
Intervensi Edukasi dan Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Calon Pengantin Wanita Arieska, Risa
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 15 No 2 (2023): JIKM Vol. 15, Edisi 2, Mei 2023
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v15i2.485

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Permasalahan mengenai informasi gizi seimbang terjadi pada wilayah Sulawesi selatan di lingkungan KUA Biringkanaya, Masalah ini menyebabkan meningkatkan beberapa catin perempuan yang mengalami resiko KEK (kekurangan energi kronis, anemia, atau obesitas/overweight) sehingga calon pengantin wanita perlu mengetahui informasi persiapan gizi dan kesehatan reproduksi selama perionde konsepsi. Dalam rangka mengantisipasi permasalahan yang akan terjadi saat kehamilan atau menjelang kehamilan. Upaya peningkatan derajat kesehatan ibu harus dilaksanakan secara komprehensif dimulai dari sebelum masa prakonsepsi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh intervensi edukasi gizi dan kesehatan reproduksi melalui penyuluhan dengan media leaflet terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap calon pengantin wanita sebelum dan sesudah diberikan edukasi gizi dan kesehatan reproduksi di wilayah KUA Biringkanaya. Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan one group pretest -posttest. Dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2020 di Makassar, dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang calon pengantin yang berada di wilayah KUA Biringkanaya melalui purposive sampling. Data pengetahuan dan sikap dikumpulkan menggunakan kuisioner. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh terhadap pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai p-value yaitu 0,000 < 0,05 artinya Terdapat pengaruh secara signifikan edukasi gizi dan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan dan sikap calon pengantin wanita. Kesimpulan: salah satu media yaitu leaflet dapat digunakan untuk memberikan informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap calon pengantin wanita terhadap informasi gizi seimbang. Nutrition Education and Reproductive Health Intervention to Knowledge and Attitudes of Prospective Brides Abstract Background: Problems regarding balanced nutrition information occur in the South Sulawesi region in the KUA Biringkanaya environment. This problem causes an increase in several brides who are at risk of CED (chronic energy deficiency, anemia, or obesity/overweight) so that prospective brides need to know information on nutritional preparation and reproductive health during the conception period. In order to anticipate problems that will occur during pregnancy or before pregnancy. Efforts to improve maternal health status must be carried out in a comprehensive manner starting from before the preconception period. This study aimed to identify the effect of nutrition education and reproductive health interventions through outreach using leaflet media to increased the knowledge and attitudes of prospective brides before and after being given nutrition and reproductive health education in the Religious Affairs Office Biringkanaya area. Method: This study used a quasi-experimental design with one group pretest-posttest. It was held in June - July 2020 in Makassar, with a total sample of 30 prospective brides who were in the KUA Biringkanaya area through purposive sampling. Knowledge and attitude data were collected using a questionnaire. The data obtained was then processed using the Wilcoxon test. Results: The results showed that there was an influence on knowledge and attitudes before and after the intervention with a p-value of 0.000 <0.05 meaning that there was a significant influence on nutrition and reproductive health education on the knowledge and attitudes of prospective brides. Conclusion: Leaflets media can be used to provide information that can increase the knowledge and attitude of the bride and groom towards balanced nutrition information.
Edukasi pangan lokal untuk mencegah stunting di dusun Kerepet desa Perampuan kabupaten Lombok Barat Pamungkas, Catur Esty; Lestari, Cahaya Indah; Mardiyah WD, Siti; Adiputri, Ni Wayan Ari; Arieska, Risa; Makmun, Indriyani; Masdariah, Baiq; Suryati Listi, Iqro; Jumratun, Jumratun
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i3.26267

Abstract

Abstrak Stunting pada Balita masih menjadi permasalahan kesehatan yang belum teratasi saat ini, Di Provinsi NTB terdapat 3 Kabupaten dengan prevalensi stunting balita tertinggi, salah satunya Kabupaten Lombok Barat. Pengolahan makanan dan info zat gizi sangat minim sehingga asupan gizi balita tidak terpenuhi. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan edukasi pada ibu balita mengenai pemanfaatan bahan pangan lokal untuk mencegah stunting, pada kelompok di Dusun Krepet Desa Perampuan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan memberikan penyuluhan kepada kelompok ibu balita di Dusun Krepet Desa Perempuan yang berjumlah 15 orang. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan, maka dilakukan pretes dan postes, sebelum dan sesudah pemberian materi edukasi. Hasil pengkajian didapatkan karakteristik usia balita terbanyak yaitu pada usia 1-3 tahun yaitu 10 balita (66%), dengan hasil pengetahuan rata-rata pretes adalah 7,8 dan rata-rata postes meningkat menjadi 9,3, sehingga didapatkan selisih nilai pretes dan postes sebesar 1,5. Hal ini menunjukkan bahwa sasaran memiliki pengetahuan terhadap pemanfaatan pangan lokal sangat baik, sehingga diharapkan bagi pelaksana pengabdian berikutnya bisa memberikan intervensi berupa pembuatan menu makanan menggunakan bahan pangan lokal. Kata kunci: ibu balita; edukasi; stunting; pangan lokal Abstract Stunting in toddlers is still a health problem that has not been resolved at this time. In NTB Province there are 3 districts with the highest prevalence of stunting in toddlers, one of which is West Lombok District. Food processing and nutritional information are very minimal so that toddlers' nutritional intake is not met. The aim of this service activity is to provide education to mothers of toddlers regarding the use of local food ingredients to prevent stunting, in groups in Krepet Hamlet, Perampuan Village. The method used in this activity was to provide counseling to a group of mothers of toddlers in Krepet Hamlet, Women's Village, totaling 15 people. To determine the effect of counseling on the level of knowledge, a pretest and posttest were carried out, before and after providing educational material. The results of the study showed that the most common age characteristics of toddlers were 1-3 years old, namely 10 toddlers (66%), with the average pretest knowledge result being 7.8 and the average posttest increasing to 9.3, so that the difference between the pretest and posttest of 1.5. This shows that the target has very good knowledge of the use of local food, so it is hoped that the next service implementer can provide intervention in the form of making a food menu using local food ingredients. Keywords: toddler mother; education; stunting; local food
Anting emas sus emil (atasi stunting melalui edukasi masyarakat khususnya pada kelompok ibu hamil) di desa Aikmel kecamatan Aikmel kabupaten Lombok Timur Lestari, Cahaya Indah; Pamungkas, Catur Esty; Mardiyah WD, Siti; Amilia, Rizkia; Adiputri, Ni Wayan Ari; Masdariah, Baiq; Arieska, Risa; Rospia, Evi Diliana; Makmun, Indriyani; Amini, Aulia; Cahyaningtyas, Dwi Kartika
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 2 (2024): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i2.24588

Abstract

AbstrakKegiatan pengabdian masyarakat ini bertempat di daerah bintaro Ampenan, tujuan dari kegiatan ini adalah memperkernalkan prilaku hidup bersih sehingga target sasaran pada program pengabdian ini adalah anak-anak usia 5 tahun dan sekolah dasar dimana usia tersebut adalah usia rentan lalai akan kebersihan diri. Metode penyampaian yang diberikan berupa dongeng PHBS dengan cara bercerita tentang perilaku hidup sehat yang diadaptasi dari beberapa referensi buku cerita. Tingkat keberhasilah dari kegitian ini adalah anak-anak dapat menerapkan perilaku hidup bersih dengan menerapkan cuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah berkegitan atau makan, anak-anak juga mampu untuk diajak bekerjasama dalam kegiatan gotong royong yang melibatkan para remaja masjid didaerah bintaro. Waktu yang dihabiskan selama kegiatan ini berlangsung adalah tiga bulan dari persiapan dan termasuk dengan monitring evaluasi kegiatan selama kurang lebih sebulan untuk memastikan kegiatan ini tetap terlaksana. Kata kunci: PHBS; literasi. AbstractThis community service activity takes place in the Bintaro Ampenan area, the aim of this activity is to introduce clean living behavior so that the targets for this service program are children aged 5 years and elementary school where this age is the age that is vulnerable to neglecting personal hygiene. The delivery method given is in the form of PHBS fairy tales by telling stories about healthy living behavior adapted from several story book references. The level of success of this activity is that children are able to adopt clean living behavior by washing their hands with soap before and after doing activities or eating, children are also able to be invited to collaborate in mutual cooperation activities involving mosque teenagers in the Bintaro area. The time spent during this activity was three months of preparation and included monitoring and evaluation of the activity for approximately a month to ensure this activity was still carried out. Keywords: PHBS; literation.
Effectiveness of a Modified Pregnancy Support Belt in Reducing Back and Pelvic Pain in Pregnant Women: A Quasi-Experimental Study in South Jakarta Paisal, Fitrah Ivana; Arifuddin, Hidayanti; Arieska, Risa; Rasumawati, Rasumawati; Vitania, Wiwit; Arifuddin, Adhar
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 4 No. 3 (2025)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v4i3.666

Abstract

Lower back and pelvic pain are common complaints among pregnant women, particularly in the third trimester, due to physiological and hormonal changes. These discomforts significantly impact daily functioning and quality of life. To evaluate the effectiveness of a modified pregnancy support belt in reducing lower back and pelvic pain among pregnant women in the South Jakarta area. This quasi-experimental study involved 60 pregnant women in their third trimester, divided into two groups: an intervention group and a control group. The intervention group used the modified pregnancy support belt, while the control group used a standard pregnancy belt. Pain levels were measured before and after the intervention using the Visual Analogue Scale (VAS). Sociodemographic characteristics, including age, education, occupation, and parity, were also analyzed. Most respondents were aged 20–35 years, housewives, and high school graduates. The mean reduction in VAS scores was 3.1 (95% CI: 2.6–3.6) in the intervention group compared to 2.3 (95% CI: 1.5–3.1) in the control group. Back and pelvic pain were associated with a measurable decrease post-intervention (p < 0.05). The use of a modified pregnancy support belt demonstrated a greater reduction in lower back and pelvic pain compared to a standard belt. Supportive belts should be considered as a non-pharmacological intervention to enhance maternal comfort and well-being during pregnancy.