Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Factors Influencing Birth in Adolescents in the Province of West Nusa Tenggara Rofita, Desi; Pamungkas, Catur Esty; Amini, Aulia; Siti Mardiyah WD; Retno Dewi Puspitasari
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educatio
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V12.I1.2024.11-20

Abstract

Background: Adolescent childbirth is a global problem, especially in developing countries. Based on data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (SDKI), the ASFR 15-19 at the national level is 36 per 1000 women while the NTB Province is 42 per 1000 women, so it is still in a position above the national level. Aims: To know the factors that influence teenage births. Methods: This research is an analytical study using secondary data from the results of the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) by using a cross-sectional approach. The population in this study was 1368 respondents. sampling technique using purposive sampling obtained as many as 806 respondents. Data analysis was using univariate, bivariate analysis with chi-square, and multivariate with logistic regression analysis. Results: Based on the results of bivariate analysis, it was found that there was a significant relationship between the factors of education (CI 95% 2.996-16.366), age of first sex (CI 95% 2.271-11.853), use of contraception (CI 95% 0.292-0.846), number of children born (CI 95% 0.378-0.880) to teenagers. Factors of employment status (CI 95% 0.667-1.482) and living area (CI 95% 0.635-1.406) did not have a significant relationship with teenage births, while the results of multivariate analysis showed that the R2 value was 0.603 which means that education, age of first sex, use of contraceptives, and number of children contributed to teenage births of 60.3%, the remaining 39.7% is caused by other variables. Conclusion: Factors of education, age of first sex, use of contraceptives, and the number of children have a significant relationship with teenage births. It is hoped that the BKKBN of West Nusa Tenggara Province will evaluate the programs that have been established to determine the effectiveness of these programs in overcoming the problem of teenage births.
Pemberdayaan Kader Posyandu Menjadi Petugas Lapangan Lansia Dalam Upaya Pencegahan Hipertensi Pada Lansia di Desa Perampuan Barat Adiputri, Ni Wayan Ari; Pamungkas, Catur Esty; Amilia, Rizkia

Publisher :

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v7i3.337

Abstract

Lansia merupakan tahap terakhir dalam rangkaian hidup manusia, dimana pada masa ini akan banyak terjadi perubahan fisik dan juga muncul berbagai macam penyakit kronis seperti hipertensi. Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi menjadi salah satu pembunuh diam-diam (silent killer) diantara penyakit lainnya. Masyarakat pada umumnya kurang sadar akan pentingnya pemeriksaan tekanan darah dalam mendeteksi secara dini kejadian hipertensi terutama pada lansia. Kunjungan di setiap posyandu menunjukkan penurunan. Tujuan : kegiatan pemberdayaan kader posyandu menjadi petugas lapangan lansia untuk meningkatkan pengetahuan kader tentang pemeriksaan tekanan darah dan membantu memfasilitasi bagi para lansia yang tidak pernah memeriksakan tekanan darahnya agar dapat juga dilakukan screening oleh para kader posyandu. Hasil : kegiatan yang dilakukan pada tanggal 31 Maret 2023 di balai dusun kerepet Desa Perampuan Barat dihadiri oleh 11 orang kader posyandu. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan mengadakan pre test dengan sebagian besar rata-rata 72 % katagori pengetahuan cukup, kemudian diberikan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan tekanan darah untuk mencegah hipertensi dan pelatihan penggunaan alat ukur tekanan darah digital, dan terakhir mengadakan post test dengan hasil hampir seluruhnya rata-rata 82% katagori pengetahuan baik. Simpulannya kegiatan pengabdian masyarakat ini mampu meningkatkan pengetahuan kader-kader posyandu tentang pentingnya pemeriksaan tekanan darah dalam mencegah penyakit hipertensi.
SOSIALISASI TERHADAP PERAN ORANG TUA DALAM MEMAHAMI PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS RASABOU KECEMATAN HU’U DOMPU, NUSA TENGGARA BARAT Pamungkas, Catur Esty; MardiyahWD, Siti; Cahyaningtyas, Dwi Kartika
Research of Service Administration Health and Sains Healthys Vol 3, No 1 (2022): Research of Service Administration Health and Sains Healthys (Juni)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/rehat.v3i1.3501

Abstract

Latar Belakang: Kejadian diare masih tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Rasabou pada tahun 2020 yaitu sebanyak 205 (18%). Hal ini dilihat dari adanya peningkatan Prevalensi Nasional dari tahun 2019 (7,8%), penderita diare yang mendapatkan cakupan pelayanan semua umur rata-rata 44,3% dari jumlah target yaitu 83.358, layanan penyakit diare pada balita 29.083 (23,2%). Tujuan penelitian untuk mensosialisakin bagaimana peran ibu dalam memahami pencegahan penyakit diare pada balita. Metode: Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Rasabou Kec, Hu’u Dompu NTB secara kualitatif, melibatkan 6 informan yang terdiri dari 4 orang informan utama, 2 orang informan pendukung. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi seperti pengetahuan, sikap, sarana air bersih, lingkungan tempat tinggal, peran dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan. Hasil: Studi ini menemukan bahwa pengetahuan informan terhadap pengertian pencegahan diare pada balita masih rendah. Sikap pencegahan diare sudah baik, pendidikan informan rata-rata mulai dari SMP sampai S1, pendapatan perbulan berkisar antara 1-3 juta rupiah, sarana air bersih pada umumnya bersumber dari air sumur gali, lingkungan tempat tinggal sudah baik, mendapatkan dukungan dari keluarga atau suami, sedangkan untuk tenaga kesehatan kurang berperan aktif dalam melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Kesimpulan: Penelitian ini menemukan bahwa perilaku ibu terhadap pencegahan diare dikatakan masih kurang baik karena rendahnya pengetahuan ibu mengenai pengertian pencegahan diare dan rendahnya dukungan dari tenaga kesehatan yang tidak memberikan penyuluhan atau informasi mengenai pencegahan dan cara menanggulangi penyakit diare.
Faktor Resiko Terjadinya Gangguan Kesehatan Terhadap Makanan Cepat Saji Pada Siswa SMA di Kota Semarang Pamungkas, Catur Esty; Sugiartini, Ni Ketut Ayu
Research of Service Administration Health and Sains Healthys Vol 3, No 2 (2022): Research of Service Administration Health and Sains Healthys (Desember)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/rehat.v3i2.3502

Abstract

Latar belakang: Makanan cepat saji merupakan makanan yang bisa disajikan dengan waktu yang sesingkat mungkin. Makanan cepat saji memiliki banyak sekali ragam jenis, dari makanan ringan hingga berat. Sejalan dengan perkembangan pada jumlah dan jenis makanan, kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi makanan semakin beraneka ragam termasuk kegemaran mengonsumsi makanan cepat saji. Padahal jika dikonsumsi berlebihan, makanan cepat saji dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan. Studi ini ditujukan untuk mengetahui dampak konsumsi makanan cepat saji pada mahasiswa. Metode: Penelitian cross sectional ini dilakukan terhadap kesehatan siswa SMA A di kota Semarang. Metode pengumpulan data menggunakan teknik penyebaran angket secara daring yang dimulai sejak 10 april 2021 terhadap 28 siswa. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,6% mahasiswa setuju dengan konsumsi makanan cepat saji, 64,3% mengaku mengalami gangguan tenggorokan 53,6% mahasiswa merasa mengantuk setelah konsumsi makanan cepat saji, dan 64,3% mahasiswa mengaku mengalami peningkatan berat badan karena tingginya frekuensi konsumsi makanan cepat saji Kesimpulan: Studi ini menemukan bahwa mahasiswa mengeluhkan mengalami dampak negatif dari makanan cepat saji seperti kenaikan berat badan, gangguan tenggorokan, dan merasa mengantuk.
ATASI STUNTING DENGAN BERHEMAT (BERIKAN MP-ASI SEHAT DAN TEPAT DI DESA AIKMEL BARAT Lestari, Cahaya Indah; Pamungkas, Catur Esty; Amalia, Rizkia; WD, Siti Mardiyah; Adiputri, Ni Wayan Ari; Arieska, Risa; Diliana, Evi; Cahyaningtyas, Dwi Kartika; Makmun, Indriyani; Amini, Aulia
Journal of Community Empowerment Vol 2, No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/joce.v2i2.17715

Abstract

ABSTRAK                                                                                                          Anak berisiko mengalami stunting setelah usia 6 bulan. ASI saja tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan gizi dan pemberian makanan tambahan (MPASI) harus dimulai. Setelah usia 6 bulan, semua anak membutuhkan makanan lunak bergizi yang sering disebut makanan pendamping ASI (MPASI). MP-ASI  adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada anak usia 6 sampai 24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. MP-ASI merupakan makanan transisi dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MPASI sebaiknya dilakukan secara bertahap dalam bentuk dan jumlah yang sesuai dengan daya cerna anak. Anak harus menerima makanan tambahan (MPASI) untuk mencegah malnutrisi. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan orangtua terkait dengan stunting. Lokasi pengabdian di Desa Aikmel Barat. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode ceramah, pemberian leaflet dan metode pre - post test dalam bentuk kuesioner. Subyek pengabdian kepada masyarakat ini adalah seluruh orangtua yang memiliki balita sejumlah 20 orang. Instrumen yang digunakan adalah power point, leaflet dan kuesioner. Hasil pretest dan posttest dari kegiatan yang dilakukan dapat dilihat terjadi peningkatan pengetahuan orang tua dari nilai pretest dalam kategori kurang sebesar 50 % (10 orang) meningkat menjadi kategori pengetahuan baik sebesar 80 % (16 orang) pada saat posttest. Kata kunci: Pendidikan Kesehatan; Stunting; MP-ASI. ABSTRACT Children are at risk for stunting after 6 months of age. Breast milk alone is not enough to meet all nutritional needs and complementary feeding (MPASI) must be started. After the age of 6 months, all children need nutritious soft foods which are often called complementary foods (MPASI). MP-ASI is food or drink containing nutrients that is given to children aged 6 to 24 months to meet nutritional needs other than breast milk. MP-ASI is a transitional food from breast milk to family food. The introduction and administration of complementary foods should be done gradually in a form and amount that is in accordance with the child's digestibility. Children must receive complementary foods (MPASI) to prevent malnutrition. The purpose of this community service is to increase parental knowledge regarding stunting. The location of the service is in West Aikmel Village. The method used in this activity is the lecture method, giving leaflets and the pre-post test method in the form of a questionnaire. The subject of this community service is all parents who have toddlers totaling 20 people. The instruments used were power points, leaflets and questionnaires. The results of the pretest and posttest from the activities carried out can be seen that there was an increase in parents' knowledge from the pretest score in the poor category of 50% (10 people) increasing to the good knowledge category of 80% (16 people) at the time of the posttest. Keywords: Health Education; Stunting; MP-ASI.
UPAYA DETEKSI GANGGUAN PERKEMBANGAN MENGGUNAKAN DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST (DDST) PADA ANAK (Di TK Sang Surya Kota Mataram) pamungkas, Catur esty; lestari, cahaya indah; wd, Siti mardiyah; adiputri, Ni wayan ari; Amalia, Rizkia; Makmun, Indriyani; Rospia, Evi Diliana; Cahyaningtyas, Dwi Kartika; Lesti, Iqro Suryati; Nurhidayah, Nurhidayah; Hamidiyah, Hamidiyah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v8i2.2802

Abstract

Perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan perkembangan anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Monitoring perkembangan secara rutin dapat mendeteksi adanya keterlambatan perkembangan secara dini pada anak. IDAI bersama DEPKES menyusun penggunaan DDST sebagai alat pra skrening perkembangan sampai anak usia 6 tahun. Aspek-aspek perkembangan yang dapat dipantau antara lain motorik kasar, motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009). Tujuan pengabdian ini yaitu mendeteksi gangguan perkembangan pada balita dengan tes DDST. Sasaran dalam pelaksanaan pengabdian yaitu siswa TK Sang Surya usia 4 sampai dengan 6 tahun.Metode pelaksanaan pengabdian mengadopsi langkah-langkah action research yang terdiri dari 4 (empat) tahapan, yaitu : perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Hasil pemeriksaan didapatkan karakteristik panjang badan siswa tertinggi 97,1% sejumlah 33 siswa memiliki panjang badan lebih dari 100 cm. Berat badan siswa didakatkan tertinggi 15-20 kg sebanyak 22 siswa (64,7%). Jenis kelamin siswa terbanyak yaitu laki-laki sebanyak 19 siswa (55,9%).Hasil pemeriksaan DDST pada siswa TK Sang Surya didapatkan jumlah pemeriksaan yang mendapatkan temuan adanya kesalahan atau kurang sempurna dalam test yaitu pada kemampuan Bahasa yaitu sejumlah 6 siswa, kemudian motorik harus sebanyak 5 siswa dan 1 siswa pada kemampuan motorik halus.
EDUKASI POLA MAKAN, UPAYA PENCEGAHAN ANEMIA PADA KEHAMILAN DI DESA PERESAK KECAMATAN NARMADA Pamungkas, Catur Esty; Lestari, Cahaya Indah; WD, Siti Mardiyah; Adiputri, Ni Wayan Ari; Liantanty, Firda; Rahayu, Fadliya Abdi; Nurhidayah, Nurhidayah; Tria, Sabrina
Journal of Community Empowerment Vol 4, No 1 (2025): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jce.v4i1.32310

Abstract

ABSTRAKAnemia pada kehamilan menjadi salah satu indikator permasalahan gizi selama kehamilan, dampak bagi kesehatan ibu dan janin menjadi permasalahan baru jika anemia tidak segera diatasi. Pemerintah telah melakukan pendekatan multi sektoral, namun kesadaran pentingnya kecukupan gizi ibu hamil harus menjadi fokus termudah dan murah oleh ibu hamil sebagai solusi. Tersedianya bahan makanan yang murah di Indonesia, bisa menjadi pertimbangan untuk mengolah bahan makanan lokal untuk mencukupi kebutuhan harian ibu hamil. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini melibatkan ibu hamil sebanyak 10 orang yang ada di Dusun Tebao Desa Presak Kecamatan Narmada. Pelaksanaan pengabdian mengadopsi langkah-langkah action research yang terdiri dari 4 (empat) tahapan, yaitu : perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi. Hasil dari kegiatan didapatkan antusias dari ibu hamil dalam mendengarkan edukasi dan mengikuti proses kegiatan. Berdasarkan hasil pengkajian karakteristik peserta didapatkan terbanyak sasaran pada kelompok usia kehamilan trimester 3 yaitu 5 orang (50%) dan paling sedikit pada kelompok usia kehamilan trimester 1 yaitu 1 orang (10%). Pada usia ibu hamil terbanyak didapatkan usia tidak beresiko (> 25 tahun dan < 35 tahun) yaitu 7 orang (30%), kemudian usia ibu hamil beresiko (<25 tahun dan > 35 tahun) yaitu 3 orang (30%). Evaluasi pengetahuan rata-rata nilai pre test ibu hamil sebanyak 49 dan nilai rata-rata pengetahuan ibu hamil post test sebanyak 79. Sehingga bisa diartikan didapatkan peningkatan rata-rata pengetahuan ibu hamil sebanyak 30%. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini, sasaran bisa mengaplikasikan pola makan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga meningkatkan kesadaran pentingnya makan sehat dan cukup gizi. Intervensi lebih lanjut sangat penting, pelatihan dalam penyimpanan dan pengolahan bahan makanan untuk menjaga nilai gizi makanan selama kehamilan.Kata kunci: Ibu hamil; pola makan; anemia ABSTRACTand fetal health becomes a new problem if anemia is not addressed immediately. The government has taken a multi-sectoral approach, but awareness of the importance of adequate nutrition for pregnant women must be the easiest and cheapest focus for pregnant women as a solution. The availability of cheap food ingredients in Indonesia can be a consideration for processing local food ingredients to meet the daily needs of pregnant women. This community service activity involved 10 pregnant women in Tebao Hamlet, Presak Village, Narmada District. The implementation of the service adopted action research steps consisting of 4 (four) stages, namely: planning, action, observation and evaluation. The results of the activity were obtained from the enthusiasm of pregnant women in listening to education and following the activity process. Based on the results of the participant characteristics assessment, the largest target was in the 3rd trimester pregnancy age group, namely 5 people (50%) and the least in the 1st trimester pregnancy age group, namely 1 person (10%). At the age of pregnant women, the most common age was not at risk (> 25 years and < 35 years) which was 7 people (30%), then the age of pregnant women at risk (<25 years and> 35 years) which was 3 people (30%). Evaluation of the average knowledge value of the pre-test of pregnant women was 49 and the average value of the knowledge of pregnant women post-test was 79. So it can be interpreted that there was an increase in the average knowledge of pregnant women by 30%. The conclusion of this community service activity is that the target can apply eating patterns in everyday life, thereby increasing awareness of the importance of eating healthy and nutritious food. Further intervention is very important, training in storing and processing food ingredients to maintain the nutritional value of food during pregnancy. Keywords: pregnancy; anemia; dietary habit
The Effect of the Unting Debt Game (Anti-Stunting Snake and Ladder) on Increasing Knowledge About Stunting Lestari, Cahaya Indah; Pamungkas, Catur Esty; WD, Siti Mardiyah; Amilia, Rizkia; Adiputri, Ni Wayan Ari; Rospia, Evi Diliana; Makmun, Indriyani; Amini, Aulia; Cahyaningtyas, Dwi Kartika
EMBRIO: Jurnal Kebidanan Vol 16 No 2 (2024): EMBRIO: Jurnal Kebidanan (NOVEMBER)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/embrio.v16i2.9572

Abstract

The prevalence of stunting in the world, as collected by WHO in 2020, was 150.8 million (22.2percent). WHO has designated five regions as stunting prevalence, including Indonesia in the Southeast Asian region with a prevalence rate (36.4percent). Adolescents are a group that has the potential to be agents of behavior change. For this reason, adolescents need to be given education to increase knowledge and build awareness of the impact of stunting in the future. This study aims to determine the influence of Uting Debt Media (Snake and Ladder Stunting) in increasing adolescents' knowledge about stunting. This research is quantitative. The type of research used was Quasy Experimental pretest and posttest with the control group. The population in this study is all young women of MTS Jamaluddin Bagik Nyaka Village in August 2024, with a sample of 30 people divided into two groups with 15 members each and using purposive sampling techniques. Data collection was carried out using a questionnaire to determine the level of knowledge of adolescent girls about stunting before and after the intervention. The statistical results of the post-test of the experimental and control groups using the Mann-Whitney techniques showed Asymp. signature. (2-tailed) 0.012 less than 0.050, with the mean rank of the experimental group of 19.00 and the mean rank of the control group of 12.00. So, it can be concluded that there is a significant difference in the results of the post-test of the experimental group and the control group, which affects the increase of knowledge in the experimental group before and after being given treatment to increase adolescent knowledge about stunting
EFEKTIVITAS SUPLEMENTASI MIKRONUTRIEN PADA IBU HAMIL ANEMIA TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN (HB) DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Pamungkas, Catur Esty; makmun, indriyani; Rospia, Evi Diliana; Cahyaningtyas, Dwi Kartika; nurbaety, Baiq; wd, siti mardiyah; Lestari, Cahaya Indah; Listi, Iqro Suryati; Firliani, Firliani
Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan UM. Mataram Vol 10, No 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/mj.v10i2.33125

Abstract

Kekurangan zat besi saat hamil menyebabkan cadangan zat besi menipis, sehingga sulit bagi ibu hamil untuk mendapatkan zat besi yang cukup dari cadangan makanan selama kehamilannya. Saat ini upaya suplementasi difokuskan pada penyediaan zat besi, asam folat, yodium, kalsium, dan beberapa formulasi mikronutrien [1] untuk mengatasi ibu hamil anemia. Penelitian ini bertujuan melihat efektivitas suplementasi mikronutrien terhadap peningkatan kadar Hb ibu hamil anemia. Metode penelitian Quasi eksperiment dengan pemberian intervensi dan membandingkan kelompok ibu hamil yang diberikan suplementasi mikronutrien dan kelompok ibu hamil yang diberikan tablet fe asam folat. Hasil kelompok intervensi tablet fe didapatkan peningkatan kadar hemoglobin 0,54 pada ibu hamil anemia. Pada kelompok intervensi mikronutrien didapatkan peningkatan kadar Hb lebih tinggi sebanyak 1,35 dan hubungan yang signifikan pada pemberian suplementasi mikronutrien terhadap peningkatan kadar hb ibu hamil.
Pendampingan Pasangan “Merarik Kodeq” Dalam Perencanaan Kehamilan Sebagai Upaya Mencegah Stunting di Desa Perampuan Barat Adiputri, Ni Wayan Ari; Pamungkas, Catur Esty; Amilia, Rizkia
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 8, No 2 (2025): Jurnal Pengabdian Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v8i2.437

Abstract

Pasangan merarik kodeq atau pasangan yang menikah usia muda ini cenderung disebabkan karena permasalahan faktor ekonomi yang rendah sehingga para orangtua berupaya menjodohkan anak-anak mereka untuk dinikahkan dengan dasar bahwa sudah tidak sanggup membiayai kebutuhan hidup anak-anak mereka, dan juga hal ini didukung oleh  pengetahuan para orangtua yang kurang tentang pentingnya persiapan kesehatan reproduksi saat akan menikah dan bahaya yang dapat ditimbulkan dari pernikahan usia dini tersebut (Pamungkas et al., 2021). Tujuan : Kegiatan pendampingan pasangan “merarik kodeq” ini sebagai upaya untuk dapat merencanakan kehamilan yang lebih baik sebagai upaya mencegah stunting. Hasil : kegiatan yang dilakukan pada tanggal 15 Juni 2024 di balai dusun kerepet Desa Perampuan Barat dihadiri oleh 4 pasangan “merarik kodeq”. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan mengadakan pre test dengan sebagian besar rata-rata 60 % katagori pengetahuan kurang, kemudian diberikan penyuluhan dan pendampingan tentang pentingnya perencanaan kehamilan sebagai upaya pencegahan stunting pada pasangan “merarik kodeq”, dan terakhir mengadakan post test dengan hasil hampir seluruhnya rata-rata 80% katagori pengetahuan baik. Simpulannya kegiatan pengabdian masyarakat ini mampu meningkatkan pengetahuan pasangan “merarik kodeq”tentang pentingnya perencanaan kehamilan sebagai upaya pencegahan stunting