Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

ATASI STUNTING DENGAN BERHEMAT (BERIKAN MP-ASI SEHAT DAN TEPAT DI DESA AIKMEL BARAT Lestari, Cahaya Indah; Pamungkas, Catur Esty; Amalia, Rizkia; WD, Siti Mardiyah; Adiputri, Ni Wayan Ari; Arieska, Risa; Diliana, Evi; Cahyaningtyas, Dwi Kartika; Makmun, Indriyani; Amini, Aulia
Journal of Community Empowerment Vol 2, No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/joce.v2i2.17715

Abstract

ABSTRAK                                                                                                          Anak berisiko mengalami stunting setelah usia 6 bulan. ASI saja tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan gizi dan pemberian makanan tambahan (MPASI) harus dimulai. Setelah usia 6 bulan, semua anak membutuhkan makanan lunak bergizi yang sering disebut makanan pendamping ASI (MPASI). MP-ASI  adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada anak usia 6 sampai 24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. MP-ASI merupakan makanan transisi dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MPASI sebaiknya dilakukan secara bertahap dalam bentuk dan jumlah yang sesuai dengan daya cerna anak. Anak harus menerima makanan tambahan (MPASI) untuk mencegah malnutrisi. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan orangtua terkait dengan stunting. Lokasi pengabdian di Desa Aikmel Barat. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode ceramah, pemberian leaflet dan metode pre - post test dalam bentuk kuesioner. Subyek pengabdian kepada masyarakat ini adalah seluruh orangtua yang memiliki balita sejumlah 20 orang. Instrumen yang digunakan adalah power point, leaflet dan kuesioner. Hasil pretest dan posttest dari kegiatan yang dilakukan dapat dilihat terjadi peningkatan pengetahuan orang tua dari nilai pretest dalam kategori kurang sebesar 50 % (10 orang) meningkat menjadi kategori pengetahuan baik sebesar 80 % (16 orang) pada saat posttest. Kata kunci: Pendidikan Kesehatan; Stunting; MP-ASI. ABSTRACT Children are at risk for stunting after 6 months of age. Breast milk alone is not enough to meet all nutritional needs and complementary feeding (MPASI) must be started. After the age of 6 months, all children need nutritious soft foods which are often called complementary foods (MPASI). MP-ASI is food or drink containing nutrients that is given to children aged 6 to 24 months to meet nutritional needs other than breast milk. MP-ASI is a transitional food from breast milk to family food. The introduction and administration of complementary foods should be done gradually in a form and amount that is in accordance with the child's digestibility. Children must receive complementary foods (MPASI) to prevent malnutrition. The purpose of this community service is to increase parental knowledge regarding stunting. The location of the service is in West Aikmel Village. The method used in this activity is the lecture method, giving leaflets and the pre-post test method in the form of a questionnaire. The subject of this community service is all parents who have toddlers totaling 20 people. The instruments used were power points, leaflets and questionnaires. The results of the pretest and posttest from the activities carried out can be seen that there was an increase in parents' knowledge from the pretest score in the poor category of 50% (10 people) increasing to the good knowledge category of 80% (16 people) at the time of the posttest. Keywords: Health Education; Stunting; MP-ASI.
PENGARUH TERAPI KOMPLEMENTER TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA : A SCOPING REVIEW Makmun, Indriyani
Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan UM. Mataram Vol 7, No 2 (2022): JULI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/mj.v7i2.7079

Abstract

Abstrak: Pertumbuhan dan perkembangan pada usia remaja sangat pesat, baik fisik maupun psikologis. Masa remaja diawali dari perubahan fisik, pertambahan berat dan tinggi badan, perkembangan karakteristik seksual dan ditandai dengan datangnya mestruasi serta perubahan bentuk tubuh. Dysminore merupakan gejala gynekologis yang disebabkan akibat ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah dan mengakibatkan timbulnya nyeri yang sering muncul. Terapi non faramakologis yang dapat digunakan antara lain dengan, relaksasi, gentle yoga, dan pengobatan herbal. Beberapa tanaman yang digunakan yaitu kayu manis, kunyit dan jahe (ginger), Tujuan: Penelitian melakukan a scoping review untuk mengtahui pengaruh terapi komplementer terhadap premestrual syndrome pada remaja putri. Metode: Studi yang digunakan lima tahap untuk tinjauan pelingkupan termasuk: mengidentifikasi pertanyaan penelitian, mengidentifikasi literatur, pemilihan literatur, memetakan data, Menyusun laporan, meringkas dan melaporkan hasil. Itu literatur yang relevan ditemukan dari tiga basis data: Pubmed, Sciendirect, dan Proquest dipilih dengan menggunakan metodologi penelitian kuantitatif. Hasil: Total 7 publikasi dimasukkan sesuai dengan kriteria inklusi. Analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi konsep-konsep. Peneliti mengelompokkan tiap konsep utama tersebut menjadi dua tema, yaitu Efektivitas aromaterapi terhadap Premenstruasal Syndrome pada remaja dan Efektivitas senam/yoga/meditasi terhadap Premenstruasal Syndrome pada remaja. Kesimpulan: Pemberian terapi komplementer aromaterapi dan yoga/senam/meditasi sangat berpengaruh menurunkan gejala pada premestrual syndrome seperti, nyeri perut bagian bawah, cemas, sering berkeringat, sakit kepala, kurang nafsu bahkan mengganggu aktifitas fisik dan mental pada remaja. Rekomendasi: Diharapkan kepada penelitian selanjutkan untuk melakukan penelitian tentang manfaat terapi komplementer dengan metode kualitatif.Kata Kunci: Terapi Komplementer, Premenstrual Syndrom, Remaja.
UPAYA DETEKSI GANGGUAN PERKEMBANGAN MENGGUNAKAN DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST (DDST) PADA ANAK (Di TK Sang Surya Kota Mataram) pamungkas, Catur esty; lestari, cahaya indah; wd, Siti mardiyah; adiputri, Ni wayan ari; Amalia, Rizkia; Makmun, Indriyani; Rospia, Evi Diliana; Cahyaningtyas, Dwi Kartika; Lesti, Iqro Suryati; Nurhidayah, Nurhidayah; Hamidiyah, Hamidiyah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v8i2.2802

Abstract

Perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan perkembangan anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Monitoring perkembangan secara rutin dapat mendeteksi adanya keterlambatan perkembangan secara dini pada anak. IDAI bersama DEPKES menyusun penggunaan DDST sebagai alat pra skrening perkembangan sampai anak usia 6 tahun. Aspek-aspek perkembangan yang dapat dipantau antara lain motorik kasar, motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009). Tujuan pengabdian ini yaitu mendeteksi gangguan perkembangan pada balita dengan tes DDST. Sasaran dalam pelaksanaan pengabdian yaitu siswa TK Sang Surya usia 4 sampai dengan 6 tahun.Metode pelaksanaan pengabdian mengadopsi langkah-langkah action research yang terdiri dari 4 (empat) tahapan, yaitu : perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Hasil pemeriksaan didapatkan karakteristik panjang badan siswa tertinggi 97,1% sejumlah 33 siswa memiliki panjang badan lebih dari 100 cm. Berat badan siswa didakatkan tertinggi 15-20 kg sebanyak 22 siswa (64,7%). Jenis kelamin siswa terbanyak yaitu laki-laki sebanyak 19 siswa (55,9%).Hasil pemeriksaan DDST pada siswa TK Sang Surya didapatkan jumlah pemeriksaan yang mendapatkan temuan adanya kesalahan atau kurang sempurna dalam test yaitu pada kemampuan Bahasa yaitu sejumlah 6 siswa, kemudian motorik harus sebanyak 5 siswa dan 1 siswa pada kemampuan motorik halus.
Jus Timun (Cucumis Sativus) Menurunkan Tekanan Darah Penderita Hipertensi pada Wanita Usia Subur Makmun, Indriyani; Amini, Aulia; Amilia, Rizkia; Siswari, Baiq Disnalia
Jurnal Kebidanan Malakbi Vol 6 No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/b.v6i1.1682

Abstract

Hypertension is a major risk factor for deadly non-communicable diseases. Its complications can include direct or indirect damage to organs such as the heart, brain, kidneys, and peripheral arteries. Blood pressure can be lowered through pharmacological and non-pharmacological treatments. Non-pharmacological therapy, an alternative for hypertensive patients, includes consuming foods rich in potassium, calcium, and other beneficial substances, such as cucumbers. Cucumbers are low in calories, have high moisture content, and possess strong antioxidant, anti-fat, anti-diabetic, and anti-edema properties. Hypertension itself is characterized by increased pressure against the artery walls. Generally, it is diagnosed when systolic pressure exceeds 140 mmHg and diastolic pressure exceeds 90 mmHg. This study aimed to determine the effect of Cucumis sativus administration on reducing blood pressure in women of childbearing age within the Narmada Health Center's working area in West Lombok in 2024. A quasi-experimental pretest-posttest control group design was used, comparing pre- and post-intervention data between the treatment and control groups. The study population comprised all 30 women in the area over the past three months. The sample consisted of pregnant women from Monjok village, selected using total sampling. An independent samples t-test was used for data analysis. The results showed a significant effect of Cucumis sativus on reducing blood pressure in women of childbearing age (p-value 0.007 < 0.05). This study suggests that Cucumis sativus can reduce blood pressure and may be a useful non-pharmacological treatment option.
Factors Affecting Child Marriage in West Nusa Tenggara Rofita, Desi; Makmun, Indriyani; Amilia, Rizkia; Lestari, Cahaya Indah; Sofiatun, Sofiatun
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Volume 18 No. 1 Januari 2023
Publisher : Master Program of Health Promotion Faculty of Public Health Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpki.18.1.16-24

Abstract

Background: Child marriage is a significant problem millions of girls face every year. During the period of 2015 – 2018, the increase and decrease in prevalence at the provincial level varied in magnitude. There are 11 provinces that experience marriage for the first time in less than 18 years. One of them is the Province of Nusa Tenggara by 15.48%. The purpose of this research is to observe the factors affecting the incidence of child marriage.Method: This is a quantitative research using secondary data from the Survey of Program Accountability and Performance (SKAP) in West Nusa Tenggara Province, Indonesia as many as 1,292 women of childbearing age. Independent variables included age, education level, occupation, and area of residence; while dependent variable referred to child marriage.Results: There was a significant relationship between age and 95% CI = 1.151-1.754 (p = 0.00), education level and 95% CI = 1.997-3.111, (p = 0.00), employment status and 95% CI = 0.564- 0.895, (p = 0.00), information exposure and 95% CI = 1.178-2.672, (p = 0.00), on the incidence of child marriage. Respondents not attending school had a 2.4 times risk of child marriage, while information exposure has a chance of child marriage, as indicated by a prevalence ratio of 1.7. The area of residence did not have a significant relationship with child marriage with 95% CI = 0.821-1.305, (p = 0.76). The results showed that there was a significant relationship between age, education level, employment status, and information exposure to child marriage. The area of residence did not have a significant relationship with child marriage. Therefore, it is necessary to increase the knowledge of women of childbearing age by providing education such as counseling about the impacts of child marriage.
Efektivitas Pijat Oksitosin dan Kompres Air Hangat Terhadap Jumlah Pengeluaran Asi Pada Ibu Post Partum di Puskesmas Alianyang Syahriani, Melly Nirma; Nurvembrianti, Ismaulidia; Makmun, Indriyani; Sumarni, Sumarni
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i2.42596

Abstract

ASI merupakan asupan nutrisi utama bagi bayi, diberikan untuk usia 0-6 bulan dan dilanjutkan makanan pendamping ASI hingga usia 2 tahun. Produksi ASI tidak adekuat pada masa post partum merupakan masalah yang sering dialami. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI dengan pijat oksitosin dan kompres air hangat. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan efektivitas pijat oksitosin dan kompres air hangat terhadap jumlah peningkatan produksi ASI. Desain penelitian ini pra eksperiment desain two group pretest post test. Populasi penelitian semua ibu post partum di Puskesmas Alianyang, berjumlah 30 responden dengan tehnik purposive sampling. Alat ukur dengan lembar observasi, pompa ASI. Analisa data menggunakan uji paired-t-test. Hasil penelitian menunjukkan selisih kenaikan jumlah produksi ASI pada kelompok pijat oksitosin sebanyak 31 cc/ml dan kelompok kompres air hangat sebanyak 23 cc/ml. Pada kelompok pijat oksitosin dan kelompok kompres air hangat telah didapatkan nilai p-value 0,00 < 0,05. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah pijat oksitosin lebih efektif dibandingkan dengan kompres air hangat untuk meningkatkan produksi ASI. Diharapkan ibu post partum dapat belajar pijat oksitosin maupun kompres air hangat untuk meningkatkan produksi ASI.
The Effect of the Unting Debt Game (Anti-Stunting Snake and Ladder) on Increasing Knowledge About Stunting Lestari, Cahaya Indah; Pamungkas, Catur Esty; WD, Siti Mardiyah; Amilia, Rizkia; Adiputri, Ni Wayan Ari; Rospia, Evi Diliana; Makmun, Indriyani; Amini, Aulia; Cahyaningtyas, Dwi Kartika
EMBRIO: Jurnal Kebidanan Vol 16 No 2 (2024): EMBRIO: Jurnal Kebidanan (NOVEMBER)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/embrio.v16i2.9572

Abstract

The prevalence of stunting in the world, as collected by WHO in 2020, was 150.8 million (22.2percent). WHO has designated five regions as stunting prevalence, including Indonesia in the Southeast Asian region with a prevalence rate (36.4percent). Adolescents are a group that has the potential to be agents of behavior change. For this reason, adolescents need to be given education to increase knowledge and build awareness of the impact of stunting in the future. This study aims to determine the influence of Uting Debt Media (Snake and Ladder Stunting) in increasing adolescents' knowledge about stunting. This research is quantitative. The type of research used was Quasy Experimental pretest and posttest with the control group. The population in this study is all young women of MTS Jamaluddin Bagik Nyaka Village in August 2024, with a sample of 30 people divided into two groups with 15 members each and using purposive sampling techniques. Data collection was carried out using a questionnaire to determine the level of knowledge of adolescent girls about stunting before and after the intervention. The statistical results of the post-test of the experimental and control groups using the Mann-Whitney techniques showed Asymp. signature. (2-tailed) 0.012 less than 0.050, with the mean rank of the experimental group of 19.00 and the mean rank of the control group of 12.00. So, it can be concluded that there is a significant difference in the results of the post-test of the experimental group and the control group, which affects the increase of knowledge in the experimental group before and after being given treatment to increase adolescent knowledge about stunting
Edukasi Dan Skrining Penyakit Diabetes Melitus Melalui Pemeriksaan Kadar Gula Darah Sewaktu (KGDS) Pada Lansia cahya, Dwi Kartika; Rospia, Evi Diliana; WD, Siti Mardiyah; Makmun, Indriyani; Fratiwi, Nova Irmayanti; Khairah, Mifanatul
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bakti Parahita Vol. 5 No. 02 (2024): Jurnal Pengabdian Masyarakat Bakti Parahita
Publisher : Universitas Binawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54771/4zz6nx06

Abstract

Persentasi jumlah penduduk lansia yang terus meningkat menunjukkan adanya peningkatan kualitas hidup dan kesehatan akibat keberhasilan Pembangunan. Peningkatan jumlah lansia di dunia diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 25,3% dan di Indonesia 21,4%. Hal ini dapat menyebabkan Indonesia mulai termasuk kelompok negara berstruktur usia tua. Pengabdian ini bertujuan melakukan edukasi dan skrining penyakit diabetes melitus melalui pemeriksaan kadar gula darah sewaktu pada lansia. Metode kegiatan mengadopsi langkah-langkah action research yang terdiri dari 4 (empat) tahapan, yaitu : perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Hasil kegiatan PKM ini adalah terlaksananya pengabdian dengan rangkaian kegiatan yaitu edukasi pencegahan penyakit diabetes melitus, sebelum diberikan informasi terkait pencegahan penyakit diabetes melitus pada lansia, seluruh peserta sebanyak 20 lansia belum mengetahui jenis-jenis penyakit diabetes, gejala yang ditimbulkan, serta penanganan awal yang perlu dilakukan. Setelah diberikan informasi kesehatan terkait penyakit diabetes melitus seluruh peserta sebanyak 18 lansia memahami dan dapat menjelaskan, sedangkan 2 lansia belum dapat menjelaskan informasi yang diterima. Berdasarkan hasil skrining kadar gula darah sewaktu didapatkan sebanyak 9 lansia (45%) memiliki kadar gula darah normal (70-139) dan 2 lansia memiliki penyakit diabetes (>200). Kesimpulan pengabdian ini terkait Edukasi dan Skrining penyakit diabetes melitus melalui pemeriksaan kadar gula darah sewaktu dapat memberikan wawasan pada lansia dalam menanggulangi gejala yang dirasakan sejak dini sehingga dapat menuju lansia yang tangguh.
EFEKTIVITAS SUPLEMENTASI MIKRONUTRIEN PADA IBU HAMIL ANEMIA TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN (HB) DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Pamungkas, Catur Esty; makmun, indriyani; Rospia, Evi Diliana; Cahyaningtyas, Dwi Kartika; nurbaety, Baiq; wd, siti mardiyah; Lestari, Cahaya Indah; Listi, Iqro Suryati; Firliani, Firliani
Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan UM. Mataram Vol 10, No 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/mj.v10i2.33125

Abstract

Kekurangan zat besi saat hamil menyebabkan cadangan zat besi menipis, sehingga sulit bagi ibu hamil untuk mendapatkan zat besi yang cukup dari cadangan makanan selama kehamilannya. Saat ini upaya suplementasi difokuskan pada penyediaan zat besi, asam folat, yodium, kalsium, dan beberapa formulasi mikronutrien [1] untuk mengatasi ibu hamil anemia. Penelitian ini bertujuan melihat efektivitas suplementasi mikronutrien terhadap peningkatan kadar Hb ibu hamil anemia. Metode penelitian Quasi eksperiment dengan pemberian intervensi dan membandingkan kelompok ibu hamil yang diberikan suplementasi mikronutrien dan kelompok ibu hamil yang diberikan tablet fe asam folat. Hasil kelompok intervensi tablet fe didapatkan peningkatan kadar hemoglobin 0,54 pada ibu hamil anemia. Pada kelompok intervensi mikronutrien didapatkan peningkatan kadar Hb lebih tinggi sebanyak 1,35 dan hubungan yang signifikan pada pemberian suplementasi mikronutrien terhadap peningkatan kadar hb ibu hamil.
Jus Timun (Cucumis Sativus) Menurunkan Tekanan Darah Penderita Hipertensi pada Wanita Usia Subur Makmun, Indriyani; Amini, Aulia; Amilia, Rizkia; Siswari, Baiq Disnalia
Jurnal Kebidanan Malakbi Vol 6 No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/b.v6i1.1682

Abstract

Hypertension is a major risk factor for deadly non-communicable diseases. Its complications can include direct or indirect damage to organs such as the heart, brain, kidneys, and peripheral arteries. Blood pressure can be lowered through pharmacological and non-pharmacological treatments. Non-pharmacological therapy, an alternative for hypertensive patients, includes consuming foods rich in potassium, calcium, and other beneficial substances, such as cucumbers. Cucumbers are low in calories, have high moisture content, and possess strong antioxidant, anti-fat, anti-diabetic, and anti-edema properties. Hypertension itself is characterized by increased pressure against the artery walls. Generally, it is diagnosed when systolic pressure exceeds 140 mmHg and diastolic pressure exceeds 90 mmHg. This study aimed to determine the effect of Cucumis sativus administration on reducing blood pressure in women of childbearing age within the Narmada Health Center's working area in West Lombok in 2024. A quasi-experimental pretest-posttest control group design was used, comparing pre- and post-intervention data between the treatment and control groups. The study population comprised all 30 women in the area over the past three months. The sample consisted of pregnant women from Monjok village, selected using total sampling. An independent samples t-test was used for data analysis. The results showed a significant effect of Cucumis sativus on reducing blood pressure in women of childbearing age (p-value 0.007 < 0.05). This study suggests that Cucumis sativus can reduce blood pressure and may be a useful non-pharmacological treatment option.