Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular Sebagai Komorbid Utama Kematian Akibat Covid-19 Melalui Ibu Cerdik : Non-Communicable Disease Prevention As A Main Comorbid Death Due to Covid-19 Through Cerdik Mother's Yeni; Rosyada, Amrina; Arista Putri, Dini; Fitri Arinda, Ditia
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat: Kesehatan Vol. 4 No. 2 (2024): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Pada masa pandemik COVID-19, salah satu kelompok yang berisiko mengalami risiko kematian tinggi jika terpapar infeksi virus corona adalah mereka yang memiliki penyakit bawaan tertentu atau Komorbid. Rate kematian tertinggi tercatat di Sumatera Selatan yaitu 6,14 persen per 100 kasus. Berdasarkan penelitian sebelumnya di Indralaya diketahui persentase penyakit tidak menular seperti hipertensi mencapai 30%, dimana responden proporsi penderita hipertensi pada perempuan diketahui sebanyak 26,7%. Sasaran pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah 15 orang ibu yang tinggal di desa Tunas Aur dan bersedia mengikuti kegiatan edukasi. Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah pemberdayaan para khalayak sasaran melalui edukasi Gerakan ibu CERDIK. Media edukasi yang digunakan pada Gerakan ibu CERDIK berupa buku saku dan health promotion calender. Hasil kegiatan pengabdian ini menunjukkan media yang digunakan dapat meningkatkan pengetahuan ibu. Media visual yang dikaitkan dengan kegiatan sehari-hari berupa kalender dinilai efektif karena ibu dan keluarga akan terus terpapar edukasi pendidikan kesehatan saat melihat kalender sehingga kegiatan pendidikan kesehatan dapat terus berjalan. Pengabdian masyarakat ini memberikan manfaat dalam penyebaran informasi pencegahan penyakit tidak menular sebagai komorbid covid-19. Masyarakat bisa melanjutkan kegiatan pencegahan PTM dengan gerakan CERDIK yang dilakukan bersama-sama misalnya membuat kawasan tanpa asap rokok dan senam bersama.   Abstract: During the COVID-19 pandemic, one of the groups at risk of experiencing a high risk of death if exposed to corona virus infection are those who have non-communicable diseases (NCDs) or comorbidities. The highest death rate was recorded in South Sumatra, namely 6.14 percent per 100 cases. Based on previous research in Indralaya, the percentage of NCDs such as hypertension reached 30%, where the proportion of female respondents with hypertension was known to be 26.7%. The targets for this activity were 15 mothers in Tunas Aur village and willing to take part in educational activities. The method used in this activity was empowering the target audience through CERDIK Mother Movement. The educational media used in the CERDIK mothers' movement are pocket books and health promotion calendars. The results of this service activity show that the media used can increase the knowledge of mothers. Visual media in the form of calendars that are connected to everyday activities are thought to be helpful because they allow mothers and families to continue receiving health education while they gaze at the calendar. This activity can spread knowledge on preventing NCDs as comorbid of covid-19. The community can continue this CERDIK movement to prevent NCDs, such as establishing smoke-free zones and exercise.
Impact of Risks Due to Exposure to Hydrogen Sulfide (H2S) on Communities Around the Medang Prabumulih River TPA Firdaus, Qonita Rizqina; Arista Putri, Dini; Sunarsih, Elvi; Oktivaningrum, Rafika
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN: Jurnal dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan Vol 20 No 2 (2023): Jurnal Kesehatan Lingkungan Volume 20 No. 2, Juli 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jkl.v20i2.682

Abstract

Sungai Medang Landfill in Prabumulih City manages waste through the sanitary landfill method, though not optimally. Waste undergoes anaerobic decay by microorganisms, producing hydrogen sulfide (H2S) gas. Low concentrations of H2S can irritate the eyes, nose, or throat. This study aimed to analyze the environmental health risks of H2S exposure to communities around the Medang Prabumulih River landfill. The Environmental Health Risk Analysis (EHRA) method with a deterministic approach was used. The study sampled 92 people living within a radius of 250 meters and ±500 meters, using purposive sampling techniques. Results showed the highest concentration of H2S at 0.0015 μg/m3 and the lowest at 0.0001 μg/m3. The average intake value (real time) was 0.00053 μg/m3, with a risk level of 0.267 RQ (<1). These results indicate that the current risk level due to H2S exposure is safe and does not pose non-carcinogenic health risks. However, future increases in H2S concentrations may occur due to the rising amount of waste from increased population and urbanization. It is recommended to install air purifiers in homes and plant barrier plants like Liriope spicata (lilyturf/monkey grass) around residences to reduce odors from the landfill.
PENERAPAN TANGGAP DARURAT PADA PENGUNJUNG SALAH SATU MALL DI KOTA PALEMBANG ., Novrikasari; Lestari, Mona; Andarini, Desheila; Camelia, Anita; Fujianti, Poppy; Arista Putri, Dini; Faliria Nandini, Rizka
HEARTY Vol 9 No 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/hearty.v9i1.4568

Abstract

Bencana merupakan serangkaian kejadian yang mengancam kehidupan dan dapat mengakibatkan kerugian baik secara materil maupun moril. Bencana disebabkan oleh adanya faktor bahaya, pemicu, dan kondisi lingkungan yang rentan. Pengelolaan tanggap darurat terhadap suatu bencana sangat dibutuhkan guna menekan angka kerugian yang dapat ditimbulkan. Mall merupakan salah satu tempat yang rentan terjadi bencana seperti kebakaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kesiapsiagaan pengunjung salah satu mall di Kota Palembang mengenai pemahaman bencana dan upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak kerugian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pengambilan data dilakukan dalam satu waktu secara bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung mall dengan sampel sebanyak 47 pengunjung yang diperoleh melalui teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 63,8% pengunjung mall tidak memiliki pengalaman tanggap darurat dan sebanyak 51,1% pengunjung memiliki pengetahuan yang tergolong rendah mengenai tanggap darurat. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengunjung salah satu mall di Kota Palembang tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai upaya tanggap darurat yang dapat dilakukan selama berada di dalam mall sehingga diperlukan sosialisasi dan pelatihan yang melibatkan seluruh pengunjung mall untuk ikut serta agar dapat terlatih dalam menghadapi bencana yang seringkali datangnya tidak terduga.