Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Angka Kejadian Osteoartritis di Rumah Sakit Ibnu Sina Muhajir, Agung; Sam, A. Dhedie Prasatia; Abdullah, Rezky Putri Indarwati; N, Hermiaty; Sommeng, Faisal
Indonesian Journal of Health Vol 2 No 02 (2022): Vol.02 No.02 (Februari 2022)
Publisher : Yayasan Citra Cendekia Celebes

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33368/inajoh.v2i02.87

Abstract

Osteoarthritis is a degenerative and inflammatory joint disease that causes pathological changes throughout the joint structure. This disease can be triggered by various risk factors, both systemic and local. One significant risk factor is excess body weight, which increases the likelihood of osteoarthritis, especially in weight-bearing joints such as the knees, regardless of gender. This study aims to examine the relationship between body mass index (BMI) and the prevalence of osteoarthritis at Ibnu Sina Hospital in Makassar. Using an observational analytic method with a retrospective design, this study investigates the correlation between BMI and the incidence of osteoarthritis. Data collection was conducted through total sampling technique, and statistical analysis was performed using Kendall's tau test. The results showed that out of a total of 100 patients, 50% were diagnosed with osteoarthritis and 50% were not. The BMI distribution of patients was as follows: 8% underweight, 24% normal, 26% overweight, 22% class 1 obesity, and 20% class 2 obesity. Statistical analysis using Kendall's tau test with a significance level of α = 5% (0.05) yielded a p-value of 0.000. Since the p-value (0.000) is less than α (0.05), H0 is rejected. This result indicates a significant relationship between body mass index (BMI) and the incidence of osteoarthritis (OA). In conclusion, this study demonstrates a correlation between body mass index and the incidence of osteoarthritis in patients at Ibnu Sina Hospital in Makassar.
PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA PADA KURMA AJWA, SUKARI, KHALAS, MEDJOOL, DAN GOLDEN VALLEY Ahyar, Farah Firjatillah; Syamsu, Rachmat Faisal; Safitri, Asrini; N, Hermiaty; Nurmadilla, Nesyana; Arifin, Arina Fathiyyah
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i1.25447

Abstract

Karbohidrat paling sederhana dikenal sebagai monosakarida atau gula, dan mereka memiliki rumus umum (CnH2nOn). Yang paling umum mengandung enam atom karbon. Monosakarida adalah karbohidrat sederhana yang mengandung antara tiga dan delapan atom karbon, tetapi hanya mereka yang memiliki lima atau enam atom karbon yang umum. Dua dari yang paling penting dalam makanan adalah gula enam karbon glukosa dan fruktosa. Glukosa adalah karbohidrat terpenting pada biokimia mamalia karena hampir semua karbohidrat dalam proses biokimiawi makanan diubah menjadi glukosa untuk metabolisme. Kurma merupakan salah satu buah yang menjadi favorit Nabi Muhammad SAW, dengan kandungan gula sebagian besar gula – gula monosakarida, sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Menggunakan metode penelitian eksperimental jenis komparatif dengan analisa kuantitatif dengan kurma ajwa, sukari, medjool, khalas, dan golden valley sebagai kurma yang digunakan sebagai sampel dengan teknik non probability sampling yaitu teknik purposive dengan masing – masing kurma ditimbang sebanyak 10 gram, lalu dihitung dengan kadar glukosa yang menggunakan reagen anthrone yaitu; (1) persiapan sampel untuk penetapan gula, (2) pembuatan larutan blanko, dan (3) pembuatan kurva standar dan akan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer. Hasil yang didapatkan yaitu dengan pengujian Kruskal Wallis dengan nilai signifikasi untuk kadar glukosa pada setiap kurma adalah sebesar 0.406 > taraf nyata dan mendapatkan nilai glukosa tertinggi pada kurma ajwa sebesar 0.15% lalu diikuti dengan sukkari, khalas, medjool, dan golden valley.