Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Determination of Cooling Water Requirement for Plastic Film Extrusion Process at PT. XYZ North Sumatra Paranita, Darni; Donda, Donda; Simatupang, Dimas Frananta
Justek : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 6, No 4 (2023): Desember
Publisher : Unversitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/justek.v6i4.20319

Abstract

Abstract:  The cooling water is a liquid medium used to cool down plastic film after it undergoes melting in the plastic film extrusion process. This research aims to determine the required amount of cooling water needed to cool the plastic film before it enters the cutting process. The research method involved collecting primary data from the factory and determining the heat and cooling water requirements using thermodynamic equation calculations. The results indicate that a flow rate of 475 kg/hour of plastic film releases heat into the cooling water at an average rate of 19175.9043 kcal/hour, with an average cooling water requirement of 983.366925 L/hour.Abstrak: Air pendingin merupakan media cairan yang digunakan untuk pendinginan film plastik setelah mengalami peleburan pada proses ekstrusi film plastik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan jumlah air pendingin yang diperlukan untuk mendinginkan film plastik sebelum nantinya masuk ke dalam proses pemotongan. Metode penelitian dengan pengumpulan data primer dari pabrik dan menenetukan panas serta kebutuhan air pendingin dengan kalkulasi persamaan termodinamika. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 475 kg/jam laju alir kapasitas film plastik melepas panas ke air pendingin dengan rata-rata sebesar 19175,9043 kkal/jam dengan kebutuhan air pendingin rata-rata sebesar 983,366925 L/jam.
Analysis of Pressure Loss for Treatment Process of Demineralized Water at the Water Treatment Plant Unit at PT. ABC North Sumatra Donda, Donda; Paranita, Darni; Simatupang, Dimas Frananta
Justek : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 7, No 1 (2024): Maret
Publisher : Unversitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/justek.v7i1.20412

Abstract

Abstract: For the demineralized water treatment process, the water from the Portable Water Pound is pumped to the Reverse Osmosis system by a centrifugal pump. The pump provides the necessary force for the fluid to reach the Reverse Osmosis system. In a piping system, fluid flow in water treatment industries experiences pressure drop. The objective of this research is to determine the pressure loss and Reynolds number. The method includes calculating flow rate, Reynolds number, and pressure loss. The research results indicated that in a pipe diameter of 15 cm with a total pipe and fitting length of 5.0303 m, the average Reynolds number with an average fluid flow rate of 20.8 m3/hour was 61,411.46 (turbulent flow). Meanwhile, in a 10 cm diameter pipe with a total pipe and fitting length of 27.2228 m and the same average fluid flow rate, the Reynolds number was 86,671.40 (turbulent flow). The total pressure loss obtained at a temperature of 32°C is 323,382.68 Pa. The water flow rate has a positive relationship with the pressure loss in the pipe. The higher the flow rate, the greater the pressure loss. The Reynolds number also increases with the flow rate, indicating that higher flow rates result in higher Reynolds numbers and turbulence in the flow.Abstrak: Untuk proses pengolahan air demineral, air dari Portable Water Pound yang dipompakan menuju Reverse Osmosis membutuhkan tenaga yang diberikan oleh pompa. Pompa yang digunakan ialah pompa sentrifugal. Air yang dipompakan menuju Reverse Osmosis membutuhkan tekanan dari pompa sentrifugal tersebut agar fluida bisa sampai ke dalam Reverse Osmosis. Dalam suatu sistem perpipaan, aliran fluida dalam industri pengolahan air mengalami penurunan tekanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kehilangan tekanan dan bilangan Reynold. Metode yang digunakan meliputi perhitungan debit aliran, bilangan Reynolds, dan kehilangan tekanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada diameter pipa 15 cm dengan panjang pipa dan fitting 5,0303 m menghasilkan rata-rata bilangan Reynold dengan debit fluida rata-rata sebesar 20,8 m3/jam sebesar 61.411,46 (turbulensi). Sementara itu, pada diameter 10 cm dengan panjang pipa dan fitting 27,2228 m menghasilkan rata-rata bilangan Reynold dengan debit fluida yang sama sebesar 86.671,40 (turbulensi). Kehilangan tekanan total yang diperoleh pada suhu 32 0C adalah sebesar 323.382,68 Pa. Debit aliran air memiliki hubungan positif dengan kehilangan tekanan dalam pipa. Semakin tinggi debit aliran, semakin besar kehilangan tekanan yang terjadi. Bilangan Reynolds juga berbanding lurus dengan debit aliran, yang menunjukkan bahwa semakin besar debit aliran, semakin besar pula nilai Reynolds dan aliran akan mengalami turbulensi.
PENGARUH UKURAN PARTIKEL TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) DAN CANGKANG SAWIT DALAM PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL MENGGUNAKAN POLIETILENA (PE) DAN POLIVINIL ALKOHOL (PVA) Donda, Donda; Salim, Emil; Paranita, Darni; Francisco, Yosua
JURNAL KIMIA SAINTEK DAN PENDIDIKAN Vol. 7 No. 1 (2023): JURNAL KIMIA SAINTEK DAN PENDIDIKAN
Publisher : Program Studi Kimia - Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/kimia.v7i1.3867

Abstract

Telah dilakukan penelitian terhadap besar ukuran Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) terhadap beberapa bahan polimer  yaitu LDPE (Low Density Polietilena), HDPE (High Density Polietilena, dan PVA (Polivinil Alkohol) diperoleh hasil terhadap daya serap air sangat dipengaruhi terhadap ukuran TKKS  dimana semakin besar ukuran bahan (10 mesh) pada bahan LDPE semakin besar daya serap air = 9,47 %, sedangkan pada HDPE semakin besar ukuran TKKS (10 mesh) semakin besar daya serap = 2,34 %, dan untuk bahan PVA untuk TKKS (10 mesh) semakin besar kadar air semakin kecil =7,39%,  kerapatan partikel pada bahan LDPE semakin kecil ukuran TKKS (60 mesh) kerapatan semakin besar = 1,39 g/ml, pada bahan HDPE semakin kecil ukuran TKKS (40 mesh) maka nilai kerapan makin tinggi =1,80 g/ml, sedang pada bahan PVA semakin besar ukuran TKKS akan lebih besar nilai kerapatannya untuk ukuran TKKS (20 mesh ) =1,09 g/ml. Keteguhan patah (MOR)  untuk bahan LDPE semakin besar ukuran TKKS (10 mesh)  semakin semakin besar = 0,70  x 102 kgf/cm2, untuk bahan HDPE semakin besar ukuran TKKS maka keteguhan patah (MOR) semakin besar untuk TKKS  (10 mesh) = 0,81 x 102 kgf/cm2 dan untuk bahan PVA semakin kecil ukuran TKKS maka semakin besar nilai keteguhan patah (MOR) untuk   TKKS ukuran bahan (60 mesh) = 0,70x 102 kgf/cm2
The Development of an IoT-Based Palm Solid Waste Counting System for Empty Fruit Bunches in the Palm Oil Industry Siregar, Emil Salim Parhimpunan; Mirnandaulia, Meutia; Hutajulu, Poltak Evencus; Hidayani, Tengku Rachmi; Marbun, New Vita Mey Dessty; Rachmiadji, Irwan; Hikmawan, Oksya; Hariyanto, Hariyanto; Tarigan, Enda Rasilta Br.; Simanjuntak, Andreas Rumata; Falah, Miftahul; Pardede, Erwin; Donda, Donda; Sitepu, Evi Christiani
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 10, No 4 (2024): December
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpkm.93563

Abstract

The recent application of palm empty fruit bunches as solid waste directly on soil or as organic fertilizer has enhanced palm farms. Moreover, the co-products of this palm oil mill constitute a dependable metric for assessing mill processing performance, specifically regarding quantity and weight. The quantity of palm empty fruit bunches is usually ascertained through manual counting using a hand counter during processing. The imprecision in calculating palm empty fruit bunches is a limitation of this method, as operators sometimes perform erroneous calculations, overlook quantities, and produce contradictory results for mill management. To address this issue, the sector requires enhanced execution of a monitoring and counting system methodology. The aim of this community service project is to create an empty fruit bunches count station using an IoTbased palm solid waste counting system for use in palm mills. The Ministry of Industry - Politeknik Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan will engage in and oversee the advancement of Industry 4.0 within the industrial sector. The initiative was executed at Tanah Gambus Estate in Batubara Regency, North Sumatra. Assistance was provided by a palm mill partner associated with PT. Socfin Indonesia. The implementation of the empty fruit bunches palm oil counting system was conducted efficiently, facilitating optimal operations, real–time online monitoring, uninterrupted functionality exceeding 24 hours daily, swift assessment of the empty fruit bunches volume, immediate identification of traditional counting inaccuracies by operators and management, and its station provides benefits to the palm industry.
ANALISIS KADAR NaCl PADA PROSES REGENERASI RESIN DALAM PENURUNAN KESADAHAN Ca2+ DAN Mg2+ PADA PROSES WATER TREATMENT DI PT. ANY Nelza, Novia; Maulidna, Maulidna; Rachmiadji, Irwan; Barus, Adil; Donda, Donda; Darmadi, Herry
CHEDS: Journal of Chemistry, Education, and Science Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/cheds.v8i2.10127

Abstract

Resin merupakan bahan yang mengandung ion-ion yang dapat ditukar dengan ion-ion yang ada di dalam air. Resin sebagai media penukar ion memiliki kemampuan terbatas dalam menukar ion hingga resin jenuh. Resin yang telah mengalami kejenuhan akan diregenerasi menggunakan larutan NaCl sehingga kemampuan resin dalam menukar ion kembali efisien. Dari perhitungan yang telah dilakukan diketahui bahwa jumlah NaCl yang digunakan untuk proses regenerasi dapat ditentukan dengan menghitung jumlah zat reaktif yang ditukar resin dengan kesadahan yang terkandung dalam air. Cara penentuan tingkat kesadahan dalam air menggunakan metode titrasi kompleksometri. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui besarnya kekerasan yang terserap sebesar 18,9387 mg/L untuk logam Ca2+ dan 9,324 mg/L untuk logam Mg2+, jumlah zat reaktif Na+ yang ditukar sebesar 14,4763 mg/L untuk Ca2+ dan 7,0462 mg/L. mg/L untuk logam Mg2+ dan jumlah NaCl yang dibutuhkan sebesar 21,1504 mg/L untuk regenerasi resin.