Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Peran dan Kontribusi Perempuan Papalele Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Desa Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah Latuconsina, Hamid S.; Sopamena, Junianita F.; Kaplale, R.
KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Sosiologi Vol 6 No 2 (2023): KOMUNITAS: JURNAL ILMU SOSIOLOGI
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/komunitasvol6issue2page119-129

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peran dan kontribusi perempuan papalele terhadapat pendapatan rumahtangga di Desa Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan penentuan purposive sampling sebanyak 10 responden perempuan papalele dan di kumpulkan menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil dari penelitian ini menunjukkan: (1) Peran perempuan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga melalui papalele, dapat dilihat dari sumbangan waktu kerja yang mencapai 19 jam dalam sehari dan hanya menyisakan 5 jam untuk istirahat di waktu malam. 60 persen perempuan papalele menyumbang sebesar Rp. 120.000 – 150.000 per hari, 30 persen berkontribusi sebesar Rp. 100.000 – 120.000 per hari, dan hanya 10 persen saja yang berkontribusi sebesar Rp. 80.000 – 100.000 per hari. Artinya, perempuan papalele juga mampu berkontribusi berkisar Rp. 80.000 – 150.000 per hari. Jika diasumsikan dalam sebulan aktivitas dilakukan sebanyak 25 hari, maka penerimaan perempuan dari aktivitas papalele berkisar Rp. 2.000.000 – 3.750.000 per bulan. Sehingga rata-rata penerimaan perempuan papalele dalam sebulan mencapai Rp. 2.875.000. Ini menunjukkan bahwa penerimaan rumah tangga yang diperoleh dari usaha papalele mampu memenuhi kebutuhan rumah tangganya.(2) Alasan perempuan memilih papalele sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga karena pendapatan suami rendah sebanyak 60 persen, kebutuhan meningkat sebanyak 30 %, dan 10 % supaya mereka memiliki uang sendiri. Jika dilihat dari alasan yang disampaikan maka menunjukkan adanya pendapatan keluarga yang rendah, maka papalele dipilih sebagai alternatif oleh kaum perempuan dalam menunjang pendapatan keluarga, sehingga rumahtangga ini dapat dikatakan sejahtera karna ada sumbangsih dari peran dan kontribusi perempuan papalele (istri).
Masyarakat Pesisir Desa Sawai: Sumber Nafkah dan Strategi Nafkah Turukay, Martha; Sopamena, Junianita F.; Luhukay, Marcus; Pattiselanno, August E.
KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Sosiologi Vol 7 No 2 (2024): KOMUNITAS: JURNAL ILMU SOSIOLOGI
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/komunitasvol7issue2page94-103

Abstract

Abstrak Masyarakat pesisir memiliki beragam usaha untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga. Posisi pesisir memudahkan usaha sebagai nelayan, walau pun kondisi etrsebut tidak dapat dipastikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Masyarakat pesisir berdasarkan sumber penghidupan. Deskriptif kualitatif menjadi pilihan pendekatan penelitian. Data penelitian memberikan gambaran 26,5 % penerimaan rumahtangga disumbangkan sektor perikanan, sedangkan sektor jasa turut menyumbang 28,2 %. Sisanya disumbangkan oleh sektor pertanian.. Pilihan strategi nafkah yang dipustuskan rumahtangga adalah memanfaatkan dua sumber nafkah, kemudian tiga sumber nafkah dan satu sumber nafkah. Rumahtangga yang memanfatkan lebih banyak sumber nafkah lebih mampu bertahan menghadapi pasang surutnya usaha dibandingkan dengan rumahtangga yang memanfaatkan sedikit sumber nafkah. Kata kunci : sumber nafkah, strategi nafkah, Masyarakat pesisir Abstract Coastal communities have a variety of businesses to meet household needs. The coastal position makes it easier to do business as a fisherman, even though the condition cannot be ascertained. This study aims to analyze coastal communities based on their sources of livelihood. Qualitative descriptive is the choice of research approach. The research data provides an overview of 26.5% of household receipts contributed by the fisheries sector, while the service sector also contributed 28.2%. The rest is contributed by the agricultural sector. The choice of the maintenance strategy decided by the household is to utilize two sources of livelihood, then three sources of livelihood and one source of livelihood. Households that utilize more sources of livelihood are better able to survive the ups and downs of business compared to households that utilize few sources of income. Keywords: source of livelihood, livelihood strategy, coastal community
Pinang (Areca catechu): Suku Moi di Kelurahan Klabinain Distrik Aimas Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Daya Lawalata, Audrie; Sopamena, Junianita F.; Wenno, Noviar F.
Media Agribisnis Vol. 8 No. 2 (2024): November
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/agribisnis.v8i2.5602

Abstract

Pinang merupakan salah satu buah yang secara tradisional dimanfaatkan sehari-hari oleh masyarakat suku moi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan dan nilai kearifan lokal dari tanaman pinang (Areca catechu) dan nilai ekonomi tanaman pinang (Areca catechu) yang mempengaruhi perekonomian masyarakat Suku Moi di Kelurahan Klabinain. Penelitian ini merupakan penelitian dekriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis dan analisis pendapatan dengan penentuan sampel secara purposive samping. Hasil penelitian menunjukan bahwa bagian organ tanaman pinang (Areca catechu) yang dimanfaatkan di Kelurahan Klabinain adalah bagian buah untuk memenuhi kebutuhan. Nilai kearifan lokal yang masih melekat dan tetap terjaga dari tanaman pinang ini sendiri yaitu nilai sosial, ekonomi dan budaya.
Peran Perempuan dalam Pemenuhan Nafkah Rumah Tangga di Desa Masihulan Kecamatan Seram Utara Kabupaten Maluku Tengah Ipa, Nurlaelatul; Sopamena, Junianita F.; Adam, Felecia P.
KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Sosiologi Vol 8 No 1 (2025): KOMUNITAS: JURNAL ILMU SOSIOLOGI
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/komunitasvol8issue1page1-13

Abstract

Abstrak Perempuan dalam rumah tangga sering dianggap hanya mengurus urusan domestik, padahal mereka memiliki peran penting dalam mendukung ekonomi keluarga, terutama di daerah pedesaan seperti Desa Masihulan. Terbatasnya akses terhadap sumber daya alam mendorong perempuan untuk mencari cara alternatif dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Mereka menjalani peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah. Penelitian ini bertujuan mengungkap peran perempuan dalam pemenuhan nafkah keluarga di Desa Masihulan, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah. Dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan teknik purposive sampling terhadap 21 responden dari 116 KK, data dikumpulkan melalui wawancara dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan berperan penting terhadap kebutuhan dasar keluarga seperti sandang, pangan, dan papan. Dalam aktivitas domestik, mereka menghabiskan sekitar 17 jam per hari untuk pekerjaan rumah tangga, sementara 4 jam digunakan untuk aktivitas ekonomi seperti berkebun, berjualan, atau membantu suami. Pembagian waktu ini menunjukkan betapa besar peran mereka dalam kehidupan rumah tangga. Kata kunci: Peran, perempuan, nafkah rumahtangga Abstract Women in rural households are often seen only as caretakers of domestic duties, yet they play a crucial role in supporting family livelihoods. In Masihulan Village, due to limited access to natural resources, women actively seek alternative ways to help meet their families’ needs. They take on dual responsibilities: managing household duties while also contributing to the household income. This study aims to explore women’s roles in household income fulfillment in Masihulan Village, Seram Utara District, Central Maluku Regency. Using a qualitative descriptive method with purposive sampling, data were collected from 21 respondents out of 116 households through interviews and documentation. Findings reveal that women are central to fulfilling basic needs such as food, clothing, and shelter. They spend approximately 17 hours per day on domestic tasks like cleaning, cooking, washing, and preparing meals. In addition, they dedicate about 4 hours daily to economic activities such as gardening, small-scale trading, stone breaking, and selling fish caught by their husbands. This balance of domestic and public roles illustrates women’s vital contribution to household sustainability. Keywords: Role, Women, Household Maintenance
Women, Work, and Family: A Sociological Study on Female Income Contribution in Rural Maluku Communities Heatubun, Ave Maria Stella; Turukay, Martha; Sopamena, Junianita F.
KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Sosiologi Vol 9 No 1 (2026): Komunitas Volume 9 Issue 1, May 2026 (On Process)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/komunitasvol9issue1page1-18

Abstract

This study aims to analyze women’s economic contribution to household income and the dynamics of their dual roles within rural communities in Maluku, particularly in Sawai Village. Although men are traditionally recognized as primary breadwinners, socio-economic transformations have encouraged women to engage in productive activities such as farming, trading, tailoring, and public employment, yet their contributions remain socially and statistically undervalued. Using a qualitative approach within the framework of economic sociology and gender studies, this research employs in-depth interviews, participant observation, and social documentation, analyzed thematically through categories of economic contribution, domestic roles, social perception, and gender adaptation. The findings reveal that women in Sawai play a significant role in sustaining household economies, contributing an average of 28.38% to total income, with the highest contribution (42.70%) coming from formal employment. These results indicate a shift in the gendered division of labor, as women become integral to household economic structures despite limited social recognition under prevailing patriarchal norms. The study’s novelty lies in applying a locally grounded economic sociology perspective to postcolonial rural Maluku, integrating quantitative and qualitative insights. Theoretically, it advances discourse on gendered economic participation, while practically offering policy implications for culturally sensitive women’s economic empowerment in Indonesia’s eastern rural contexts.
Corporate Agrarian Expansion and Rural Livelihood Reconfiguration: A Sociological Analysis of Agrarian Structure Transformation in Rural Maluku Lodarmasse, Delvien; Sopamena, Junianita F.; Siwalette, Jeter D.
KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Sosiologi Vol 9 No 1 (2026): Komunitas Volume 9 Issue 1, May 2026 (On Process)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/komunitasvol9issue1page19-37

Abstract

This article examines how large-scale corporate plantation expansion reconfigures agrarian structures and reshapes rural household livelihood strategies in an island context. Focusing on the entry of PT Spice Island Maluku into abaca banana plantation development in Kawa Village and its surrounding areas in West Seram Regency, this study employs a qualitative sociological case study approach. Data were collected through in-depth interviews, field observations, and document analysis of land lease agreements and village policies, involving 60 informants comprising landholding farmers, plantation laborers, customary leaders, and village officials. The findings reveal that corporate plantation expansion produces an asymmetric agrarian transformation in which formal land ownership remains with local farmers, while substantive control and land use are transferred to the corporation through long-term leasing mechanisms. This shift weakens farmers’ effective control over land, accelerates the transition from diversified subsistence agriculture to market-oriented monoculture, and compels rural households to adopt defensive livelihood strategies reliant on wage labor and residual economic activities. The novelty of this study lies in demonstrating that agrarian change does not necessarily occur through formal land dispossession, but through functional land control that generates concealed agrarian domination and new forms of economic dependency. This research contributes to agrarian and rural sociology by advancing a more nuanced understanding of non-formal land control mechanisms and by enriching empirical discussions on agrarian transformation in underrepresented island regions.