Abstrak-Persoalan perekonomian kolonial Belanda di Indonesia (dahulu Hindia-Belanda) yang buruk karena kesalahan pengurusan keuangan, pengeluaran biaya selama perang Belgia, perang Dipenonegoro, perang Padri yang berdampak pada tingginya hutang kolonial Belanda saat itu. Maka, untuk memperbaiki kondisi keuangan tersebut, diterapkanlah Cultuurstelsel (sistem tanam paksa). Di Mandailing, Sumatra Utara Cultuurstelsel diwujudkan dalam bentuk penanaman kopi. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang dampak kebijakan Cultuurstelsel kopi Mandailing terhadap pembangunan jalan lintas Natal. Metode yang digunakan adalah metode sejarah. Adapun tahap-tahapan dalam metode sejarah yaitu pengumpulan sumber (heuristik) dengan menggunakan teknik studi kepustakaan yaitu mengumpulkan segala informasi yang berkaitan dengan penelitian yang didapatkan dari perpustakaan maupun dari website penyedia sumber sejarah berupa buku-buku, catatan ilmiah, arsip, dan lainnya. Tahapan selanjutnya, kritik sumber (verifikasi) terdiri dari kritik eksternal dan internal yaitu mengkritik kondisi fisik luar (eksternal) dan isi (internal) sumber dengan cara membandingkannya dengan sumber yang lainnya, lalu tahapan penafsiran (interpretasi) yaitu memberikan pemaknaan setelah tahapan kritik. Interpretasi dengan menggunakan ilmu bantu ekonomi dengan menelaah bagaimana "kepentingan ekonomi" kolonial Belanda yang kemudian melahirkan kebijakan Cultuurstelsel kopi di Mandailing, sehingga menimbulkan dampak pada pembangunan jalan lintas Natal. Terakhir, tahapan historiografi yaitu penulisan sejarah dengan menghadirkan hasil temuan berupa kebijakan Cultuurstelsel kopi Mandailing yang berdampak pada pembangunan jalan lintas Natal. Hasil penelitian ini menunjukkan kebijakan Cultuurstelsel (sistem tanam paksa) oleh kolonial Belanda di Mandailing 1841 M berupa sistem tanam paksa tanaman kopi. Penanaman kopi Mandailing mengalami keberhasilan yang luar biasa, sehingga kopi dari wilayah Mandailing tersebut diekspor ke pasar dunia internasional, teruatama ke Amerika dan Eropa, sehingga dalam dunia internasional kopi yang berasal dari Mandailing terkenal dengan sebutan "Mandheling Coffee" (kopi Mandailing) sebagai kopi terbaik di dunia yang kemudian melahirkan gagasan untuk membangun jalan raya yaitu jalan lintas Natal penghubung dari Mandailing ke Natal (Pelabuhan Natal). Pembangunan jalan lintas Natal bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat pengiriman kopi dari Mandailing ke pelabuhan Natal. Pembangunan jalan lintas Natal diresmikan oleh Van Sweiten pada bulan maret 1851 M. Sampai pada saat ini jalan lintas Natal masih digunakan oleh penduduk dan menjadi jalan utama penghubung dari Mandailing ke Natal.Kata Kunci: Cultuurstelsel, kopi, mandailing, natal, jalan. Abstract-The Dutch colonial economy in Indonesia (formerly Dutch East Indies) was poor due to financial mismanagement, expenses during the Belgian War, Dipenonegoro War, Padri War, which had an impact on the high Dutch colonial debt at that time. So to improve the financial condition, Cultuurstelsel (forced planting system) was implemented. In Mandailing, North Sumatra, Cultuurstelsel was implemented in the form of coffee plantation. This paper aims to explain the impact of Mandailing Coffee Cultuurstelsel policy on the construction of Natal Crossing Road. The method used is the historical method. The stages in the historical method are source collection (heuristics) using literature study techniques, namely collecting all information related to research obtained from libraries and websites that provide historical sources in the form of books, scientific records, archives, and others. The next stage, source criticism (verification), consists of external and internal criticism, namely criticizing the physical condition (external) and content (internal) of the source by comparing it with other sources, then the interpretation stage, namely giving meaning after the criticism stage. The interpretation is based on economic science by examining how Dutch colonial "economic interests" then gave birth to the Coffee Cultuurstelsel policy in Mandailing, which had an impact on the construction of the Natal Crossing Road. Finally, the historiography stage writes history by presenting the findings in the form of the Mandailing Coffee Cultuurstelsel policy, which has an impact on the construction of the Natal Causeway. The results of this study show that the Cultuurstelsel policy (forced planting system) of the Dutch colonial in Mandailing in 1841 AD was in the form of a forced planting system for coffee plants. The coffee plantation in Mandailing was so successful that the coffee from the Mandailing region was exported to the international world market, especially to America and Europe, so that the coffee from Mandailing was famous in the international world as "Mandheling Coffee" (Mandailing coffee) as the best coffee in the world, which then gave birth to the idea of building a highway, namely the Natal Cross Road connecting Mandailing to Natal (Natal Port). The construction of the Natal Cross Road aims to facilitate and speed up the delivery of coffee from Mandailing to the Port of Natal. The construction of the Natal Cross Road was inaugurated by Van Sweiten in March 1851 AD. To this day, the Natal Crossing Road is still used by the local people and is the main connecting road from Mandailing to Natal.Keywords: Cultuurstelsel, coffee, mandailing, natal, road.