Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Strengthening Marketing Strategies To Support The Jadoel Lembah Si Cangkring Market To Become A Traditional Culinary Tourism Destination Dwiarti, Rina; Lutiyan, Yetti; Arifin, Busthanul; Casmi, Eno; Fadhil Harfiez bin Abdul Muttalib, Mohd; Sumiyarsih, Sumiyarsih; Harsini Wahyuningsih, Tri
International Journal Of Community Service Vol. 3 No. 4 (2023): November 2023 ( Indonesia - Republik Demokratik Timor Leste - Malaysia - USA -
Publisher : CV. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51601/ijcs.v3i4.218

Abstract

During the Covid 19 pandemic, it had a huge impact on all business sectors, including the Jadoel Valley Si Cangkring Market with its main business being traditional culinary tourism destinations. The Covid 19 pandemic also had an impact on decreasing sales turnover because few customers came. However, the opportunity and opportunity for Jadoel Valley Si Cangkring Market to develop business in the tourism sector is still open. This is because there are still a lack of tourist destinations that offer traditional products which can be the main attraction at Jadoel Market. Some of the products offered include: kricak porridge, megono rice, gudeg pecel, jadah tempeh, cucur, gatot, tiwul, wajik, to wiwit rice with shredded chicken as a side dish. Meanwhile, in the drinks section, wedang bajigur, dawet, bandrek, ice jadoel, brewed coffee, sekoteng, wedang uwuh and ginger and lemongrass palm sugar are available. The development of the Jadoel Lembah Si Cangkring Market in the last two years shows that the market or consumer reach is still limited to the community around Tempel sub-district and people who exercise by bicycle (goweser). Apart from that, traders are also still inadequate in serving consumers and are less able to read business opportunities which causes a lack of product innovation offered at each stall. Jadoel Lembah Si Cangkring Market has run promotions both online and offline, but tends to use offline marketing, namely Word of Mouth Marketing (WOMM), because it has limitations in mastering IT in online promotions.As for the results of the training that has been carried out, conclusions can be drawn: Si Cangkring Valley adopts good promotional methods, how to maintain consistency in developing tourist villages, how to maintain cohesion between managers, financial management, and much more. Si Cangkring Valley has great potential to be used as a traditional culinary tourism destination by using a marketing funnel. Lembah Si Cangkring can strengthen its marketing strategy with seven principles, abbreviated as DIGITAL. The principle in question is The Seven Laws which is an acronym for the 7 letters DIGITAL, namely: Differentiate products or services; simplify Ideas; Use creativity; Identify the position of customers or buyers in digital media; Keep what you promised; Align digital marketing strategy with organizational strategy; See what the market demand.
Penguatan motivasi bisnis dan promosi online bagi pedagang di Pasar Jadoel Lembah Si Cangkring Rina Dwiarti; Ratnawati, Dwi Puji; Arifin, Busthanul; Handayani, Sri
Masyarakat Berdaya dan Inovasi Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33292/mayadani.v5i2.204

Abstract

Pengabdian masyarakat dilaksanakan di Pasar Jadoel Lembah Si Cangkring, Dusun Jambeyan, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan ini meliputi pelatihan, studi banding, dan pendampingan terkait penguatan motivasi bisnis dan promosi online. Penguatan motivasi bisnis sangat penting mengingat potensi usaha pasar yang besar, namun sebagian besar pedagang hanya memanfaatkan waktu luang saat berjualan di hari Sabtu dan Minggu. Selain itu, promosi online yang telah dijalankan belum optimal, dengan konten yang monoton dan jarang diperbarui. Keterbatasan tenaga admin dalam merespons konsumen juga menjadi kendala. Untuk mengatasi hal ini, diadakan pelatihan oleh dosen dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta, STIM YKPN Yogyakarta, dan Universitas Muria Kudus. Studi banding ke Desa Wisata Brayut Sleman juga dilakukan. Hasilnya, motivasi bisnis pedagang meningkat, mereka lebih konsisten berdagang, dan tim pemasaran semakin aktif dalam mengelola konten promosi online. Pelatihan ini berhasil menggugah semangat dan kinerja para pengurus serta pedagang pasar.
When Customers Complain: The Value of Self Efficacy in Service Recovery Performance Arifin, Busthanul; Kusuma, Hadri; Kusumaputri, Erika Setyanti
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol. 14 No. 2 (2025): IN PROGRESS
Publisher : Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/share29441

Abstract

With the growing importance of Islamic hospitality in Indonesia's tourism sector, understanding the psychological pressures faced by frontline employees becomes crucial for maintaining service quality and organizational competitiveness. This study aims to investigate the relationship between customer-related social stressors (ambiguous customer expectations, disliked customers, disproportionate customer expectations, and customer verbal aggression) and their effects on emotional exhaustion and service recovery performance, while examining the moderating role of self-efficacy among frontline employees in Islamic hotels. Using a quantitative approach, primary data were collected through questionnaires distributed to 559 frontline employees of Islamic hotels across Indonesia and analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) with AMOS 24 software. The findings reveal that ambiguous customer expectations, disproportionate customer expectations, and customer verbal aggression significantly increase emotional exhaustion among employees, while interactions with disliked customers showed no significant effect. Emotional exhaustion was found to negatively impact service recovery performance, with higher exhaustion levels leading to diminished recovery efforts. Importantly, self-efficacy emerged as a significant moderator, mitigating the adverse effects of emotional exhaustion on service recovery performance, enabling employees with high self-efficacy to maintain optimal performance despite experiencing emotional stress. These results have important implications for Islamic hotel management, emphasizing the need to implement comprehensive programs that enhance employee self-efficacy through interpersonal skills training, stress management, and spiritual enrichment initiatives that align with Islamic values, ultimately improving employee well-being and service quality in the halal tourism industry. Abstrak Saat Pelanggan Komplain: Peran Efikasi Diri dalam Optimalisasi Kinerja Pemulihan Layanan.  Dengan meningkatnya peran perhotelan syariah dalam sektor pariwisata Indonesia, pemahaman terhadap tekanan psikologis karyawan frontline menjadi krusial karena berkaitan erat dengan kualitas layanan dan daya saing organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara stressor-stressor sosial yang berkaitan dengan pelanggan seperti ekspektasi pelanggan yang ambigu, pelanggan yang tidak disukai, ekspektasi pelanggan yang tidak proporsional, dan agresi verbal pelanggan serta pengaruhnya terhadap kelelahan emosional dan kinerja pemulihan layanan, sambil menguji peran moderasi efikasi diri di antara karyawan frontline hotel syariah. Data penelitian dikumpulkan melalui angket yang didistribusikan kepada 559 karyawan frontline hotel syariah di seluruh Indonesia yang kemudian dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan software AMOS 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspektasi pelanggan yang ambigu, tidak proporsional, dan agresi verbal secara signifikan meningkatkan kelelahan emosional di antara para karyawan, sementara interaksi dengan pelanggan yang tidak disukai tidak menunjukkan pengaruh signifikan. Kelelahan emosional terbukti berdampak negatif pada kinerja pemulihan layanan, dengan tingkat kelelahan yang lebih tinggi menyebabkan berkurangnya upaya pemulihan. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa efikasi diri berperan sebagai moderator yang signifikan dalam meredam dampak negatif kelelahan emosional terhadap kinerja pemulihan layanan. Karyawan dengan efikasi diri tinggi memiliki keyakinan dan kemampuan untuk mengatasi tantangan, sehingga dapat tetap berkinerja optimal meskipun mengalami stres emosional. Penelitian ini memiliki implikasi penting bagi manajemen hotel syariah yang menekankan perlunya program komprehensif dalam meningkatkan efikasi diri para karyawan, seperti pelatihan keterampilan interpersonal, manajemen stres, dan pengayaan spiritual, yang pada akhirnya meningkatkan well-being karyawan dan kualitas layanan dalam industri pariwisata halal.