Aryanti, Dwi Wulan
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengembangan Keberbakatan dan Minat Siswa dalam Konteks Pendidikan Habsy, Bakhrudin All; Lena, Annora Malva; Aryanti, Dwi Wulan; Asfinda, Hany
TSAQOFAH Vol 4 No 1 (2024): JANUARI
Publisher : Lembaga Yasin AlSys

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58578/tsaqofah.v4i1.2199

Abstract

The analysis that we make this time aims to develop students' giftedness, which the term gifted itself can be described by Plato as Men of gold or "golden men", namely someone who has a superior intellectual character, then translated from the English word gifted, which others are giftedness, talented, talented, creative, insightful, genius and precocious. So what is meant by a gifted person is a person who has a high level of intelligence, judging from the scores obtained from intelligence tests. Two approaches to looking at talent, namely one-dimensional and multidimensional, namely the intelligence dimension and various other measures. And gifted models are (a) genetically oriented, (b) cognitive models, (c) achievement-oriented, and (d) systemic models. The development of student giftedness is someone from the chronological age range in the age range of 12-18 years, and is undergoing psychosocial changes related to identity, independence, friendship, sexuality and achievement, and has a general ability or intelligence above average, high creativity, and commitment to duty.
Membangun Kesetaraan Gender dalam Budaya Jawa melalui Model Integratif Salsabila, Adinda; Shidqah, Syafira Badhiatus; Aryanti, Dwi Wulan; Wandari, Nadya Indria; Zahro, Chintya Inayatus
JURNAL KONSELING GUSJIGANG Vol 11, No 1 (2025): Jurnal Konseling Gusjigang Juni 2025
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/jkg.v11i1.14797

Abstract

Kesetaraan gender merupakan isu penting dalam konseling, terutama dalam konteks multibudaya yang menghadirkan beragam tantangan terkait norma sosial dan budaya. Salah satu  isu gender yang berpengaruh adalah konsep kanca wingking dalam budaya Jawa, yang secara tradisional menempatkan perempuan dalam ranah domestik. Model integratif dalam konseling memungkinkan konselor untuk mengeksplorasi lebih dalam terkait nilai-nilai budaya yang dibawa oleh konseli. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis penerapan model integratif dalam konseling multibudaya sebagai strategi dalam mendukung kesetaraan gender, termasuk dalam konteks budaya Jawa yang masih mempertahankan konsep kanca wingking. Metode penelitian yaitu metode penelitian kualitatif deskriptif  menggunakan literatur terkait konseling multibudaya, model integratif, dan isu gender kanca wingking. Hasil kajian menunjukkan bahwa model integratif dapat membantu konselor dalam menangani permasalahan gender secara lebih komprehensif. Dengan demikian, model ini menjadi pendekatan yang relevan dalam praktik konseling yang berorientasi pada keadilan gender.