Strategi Komunikasi Dakwah Lazismu Dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Menunaikan Zakat di Kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar. Dibimbing oleh Abbas Baco Miro dan Muhammad Syahruddin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu bagaimana Strategi Komunikasi munikasi dakwah yang diterapkan oleh Pengurus Lazismu dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat berzakat khusus Di Kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar . Kemudian untuk mengetahui apa faktor pendukung dan penghambat dalam setiap program - program telah di rancang . Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu sebuah penelitian yang mengarah pada analisis data yang lebih deskriptif dan objektif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini berlokasi di Kantor Lazismu, kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar yang dilakukan proses penelitian selama kurang lebih 2 bulan, dari bulan September hingga November. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1). Strategi dakwah yang dilaksanakan oleh lazismu adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menubaikan zakat, memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang keutamaan dan kewajiban mengeluarkan zakat, mendorong pastisipasi warga Muhammadiyah untuk mengsosialisasikan LAZISMU di kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar, menjalin kerja sama Bersama pemerintah daerah untuk menfasilitasi aparat pemerintah untuk mengeluarkan infak,zakat, dan sedekahnya kepada LAZISMU. 2). Adapun faktor pendukung LAZISMU dalam mensosialiasikan zakat adalah : 1. Warga Muhammadiyah menyalurkan zakatnya di LAZISMU. 2. Memiliki eksekutif yang loyalitas terhadap LAZISMU. 3. Memiliki pemuda-pemuda Muhammadiyah yang siap diajak untuk kerjasama. 4. Dukungan pemerintah. 5. Struktrur lazismu yang efektif. 6. Dukungan dari amal-amal Muhammadiyah yang ada di makassar, seperti : perguruan tinggi, sekolah-sekolah, masjid Muhammadiyah yang berpotensi menyalurkan zakat di LAZISMU. 3). Faktor penghambat LAZISMU dalam mensosialisasikan zakat ; 1. Minimnya pelatihan-pelatihan yang LAZISMU berikan kepada relawan yang diberdayakan dalam pengelolaan zakat. 2. Kurangnya promosi dan sosialisasi yang dilakukan kepada LAZISMU kepada warga-warga Muhammadiyah yang berpotensi menyalurkan zakat dan infaknnya. 3. Maraknya lembaga-lembaga zakat yang sejenis dengan LAZISMU yang memiliki basis komunitas dan basis masyarakat yang lebih loyal. 4. Kuragnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pentingya/keutamaan Infak,Zakat, dan Shadakah. 5. Kurangnya koordinasi dan komunikasi antar pengurus dalam menjalankan program kerja yang dtetapkan oleh pimpinan LAZISMU.