Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Studi Kasus Gizi Buruk Dengan Tuberkulosis Paru Pada Anak Usia 10 Bulan Di Desa Teumpok Tungku Puskesmas Meurah Mulia Tahun 2023 Br Tarigan, Ayu Permata Sari; Ami, Ghisca Chairiyah; Zara, Noviana
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol 3, No 2 (2024): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - April 2024
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v3i2.10037

Abstract

Gizi buruk adalah kondisi kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan menderita sakit yang begitu lama. Gizi buruk umumnya terjadi pada anak usia di bawah lima tahun (Balita) yang disebabkan oleh banyak faktor. Balita gizi buruk sangat rentan terkena penyakit infeksi, dimana lebih besar risiko untuk berkembangnya penyakit TB yang lebih parah terutama usia dibawah 2 tahun. Seringkali gizi buruk disebabkan oleh penyakit infeksi, sehingga harus dilakukan penanganan secara cepat,tepat, dan terintegrasi antara rawat inap dan rawat jalan. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa terdapat 10,2% balita gizi kurang (wasting) dan 3,5% diantaranya gizi buruk (severe wasting). Kondisi ini menunjukkan masalah gizi buruk dan gizi kurang di Indonesia menurut kriteria WHO masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dengan kategori ”tinggi”. Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus terhadap seorang anak balita An. M berusia 10 bulan di Desa Teumpok Tungku tahun 2023. Studi kasus ini dilakukan dengan cara observasi pasien melalui pendekatan home visite. Diagnosis gizi buruk ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Setelah diagnosis ditegakkan pasien diberikan tatalaksana secara komprehensif. Dilakukan edukasi dan pemantauan pada anak dan keluarga dengan hasil perbaikan di akhir kunjungan. Pada kunjungan pertama didapatkan BB pasien 5,8 kg, kunjungan kedua 5,9 kg, kunjungan ketiga 6,1 kg. Kesimpulan studi kasus ini didapatkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian gizi buruk pada anak tersebut, diantaranya adalah tingkat pengetahuan orangtua, ekonomi keluarga, lingkungan rumah, penyakit infeksi dan terkait pelayanan kesehatan seperti kurangnya promosi kesehatan.
Upaya Pengelolaan Hipertensi Stage II dengan Pendekatan Pelayanan Dokter Keluarga pada Pasien Perempuan Usia 45 Tahun di Puskesmas Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara Ami, Ghisca Chairiyah; Zara, Noviana; Debbyousha, Maulina; Fauzan, Rivhan; Novalia, Vera; Utariningsih, Wheny; Nasution, Muhammad Husni Fansury; Surayya, Rahmi; Rizaldi, Muhammad Bayu; Fauzan, Ahmad
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol 3, No 6 (2024): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - November 20
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v3i6.10108

Abstract

Hipertensi adalah faktor risiko yang dapat dicegah untuk penyakit kardiovaskular (CVD; termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, infark miokard, fibrilasi atrium, dan penyakit arteri perifer), penyakit ginjal kronis (PGK) dan gangguan kognitif, dan merupakan penyebab utama penyumbang semua penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Pasien Perempuan berusia 45 tahun mengeluhkan nyeri kepala yang telah dirasakannya sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri kepala terutama dirasakan saat pasien keletihan. Selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri kuduk dan nyeri ulu hati. Pasien mengatakan bahwa pasien telah di diagnosis Hipertensi oleh dokter dan pasien rutin mengkonsumsi obat antihipertensi untuk mengontrol tekanan darah nya. Pasien memiliki pola hidup yang tidak sehat yaitu seringkali mengkonsumsi makanan berlemak dan berminyak. Pasien di diagnosis dengan Hipertensi stage II. Terapi yang digunakan pada pasien yaitu Amlodipin 1x10mg dan Ranitidin 2x1, pasien juga dianjurkan untuk memperbaiki pola hidupnya. Data primer diperoleh melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan melakukan kunjungan rumah, mengisi family folder, dan mengisi berkas pasien. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik awal, proses, dan akhir kunjungan secara kuantitatif dan kualitatif. Diperlukan berbagai pendekatan untuk melakukan tatalaksana komprehensif terhadap masalah kesehatan, baik secara medikamentosa dan non medikamentosa serta edukasi untuk memperbaiki kualitas hidup dan mencegah komplikasi yang lebih lanjut pada pasien.