Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Upaya Pengelolaan Hipertensi Stage II dengan Pendekatan Pelayanan Dokter Keluarga pada Pasien Perempuan Usia 45 Tahun di Puskesmas Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara Ami, Ghisca Chairiyah; Zara, Noviana; Debbyousha, Maulina; Fauzan, Rivhan; Novalia, Vera; Utariningsih, Wheny; Nasution, Muhammad Husni Fansury; Surayya, Rahmi; Rizaldi, Muhammad Bayu; Fauzan, Ahmad
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 3 No. 6 (2024): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - November 2
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v3i6.10108

Abstract

Hipertensi adalah faktor risiko yang dapat dicegah untuk penyakit kardiovaskular (CVD; termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, infark miokard, fibrilasi atrium, dan penyakit arteri perifer), penyakit ginjal kronis (PGK) dan gangguan kognitif, dan merupakan penyebab utama penyumbang semua penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Pasien Perempuan berusia 45 tahun mengeluhkan nyeri kepala yang telah dirasakannya sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri kepala terutama dirasakan saat pasien keletihan. Selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri kuduk dan nyeri ulu hati. Pasien mengatakan bahwa pasien telah di diagnosis Hipertensi oleh dokter dan pasien rutin mengkonsumsi obat antihipertensi untuk mengontrol tekanan darah nya. Pasien memiliki pola hidup yang tidak sehat yaitu seringkali mengkonsumsi makanan berlemak dan berminyak. Pasien di diagnosis dengan Hipertensi stage II. Terapi yang digunakan pada pasien yaitu Amlodipin 1x10mg dan Ranitidin 2x1, pasien juga dianjurkan untuk memperbaiki pola hidupnya. Data primer diperoleh melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan melakukan kunjungan rumah, mengisi family folder, dan mengisi berkas pasien. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik awal, proses, dan akhir kunjungan secara kuantitatif dan kualitatif. Diperlukan berbagai pendekatan untuk melakukan tatalaksana komprehensif terhadap masalah kesehatan, baik secara medikamentosa dan non medikamentosa serta edukasi untuk memperbaiki kualitas hidup dan mencegah komplikasi yang lebih lanjut pada pasien.
Studi Kasus Stunting dan Underweight pada Anak Usia 48 Bulan di Gampoeng Rayeuk Naleung Puskesmas Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara Zara, Noviana; Agiara, Lisna; Aragibinafika, Aragibinafika; Muzainy, Nurhafizah; Chairina, Nanda; Siregar, Sarah Rahmayani; Fona, Tischa Rahayu; Syafridah, Anita; Nasution, Muhammad Husni Fansury; Sari, Bungsu Keumala
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 3 No. 4 (2024): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - Agustus 20
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v3i4.10040

Abstract

Indonesia mempunyai masalah gizi yang cukup berat yang ditandai dengan banyaknya kasus gizi kurang pada balita. Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Stunting diukur sebagai status gizi dengan memperhatikan tinggi atau panjang badan, umur, dan jenis kelamin balita. Kebiasaan tidak mengukur tinggi atau panjang badan balita di masyarakat menyebabkan kejadian stunting sulit disadari. Hal tersebut membuat stunting menjadi salah satu fokus pada target perbaikan gizi di dunia sampai tahun 2025. Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus terhadap seorang anak balita An. R laki-laki berusia 48 bulan di Gampoeng Rayeuk Naleung tahun 2023. Studi kasus ini dilakukan dengan cara observasi pasien melalui pendekatan home visit. Diagnosis stunting dan gizi kurang ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Setelah diagnosis ditegakkan pasien diberikan tatalaksana secara komprehensif. Dilakukan edukasi dan pemantauan pada anak dan keluarga. Studi ini juga menganalisis faktor-faktor yang menjadi permasalahan penyebab terjadinya masalah gizi pada An.R dengan pendekatan fish bone. Kesimpulan studi kasus ini didapatkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian stunting dan gizi krang pada anak tersebut, diantaranya adalah tingkat pendidikan orang tua yang rendah, faktor ekonomi rendah, faktor biologis berkaitan dengan usia ibu saat melahirkan anak, faktor perilaku seperti pengetahuan dan penerapan terkait gizi dan PHBS yang kurang, kerentanan anak mengalami sakit batuk, pilek dan diare, serta pelayanan kesehatan.
Article Review : Sarcopenia Geriatric Syndrom Lubis, Ilfan Adi Putra; Siregar, Sarah Rahmayani; Sari, Putri Eka; Nasution, Muhammad Husni Fansury
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 4 No. 2 (2025): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - April 2025
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v4i2.21505

Abstract

Sarkopenia merupakan suatu sindrom yang ditandai oleh kehilangan progresi massa otot dan kekuatan otot yang berkaitan dengan penuaan. Sarkopenia merupakan penentu utama risiko jatuh dan gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, yang sering kali menyebabkan kecacatan, hilangnya kemandirian, dan kematian. Penyebab sarkopenia diduga multifaktorial termasuk: faktor lingkungan, penyakit, aktivasi jalur inflamasi, disfungsi mitokondria, hilangnya sambungan neuromuskular, berkurangnya jumlah sel satelit dan perubahan kualitas fungsi hormonal. Diagnosis sarkopenia dikonfirmasi oleh adanya kuantitas atau kualitas otot yang rendah. Ketika kekuatan otot rendah, kuantitas/kualitas otot rendah dan kinerja fisik rendah semua terdeteksi, maka sarkopenia dianggap parah. Pendekatan nonfarmakologis meliputi latihan ketahanan dan nutrisi yang adekuat. Beberapa pendekatan diet seperti asupan protein, vitamin D, nutrisi antioksidan, dan asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang yang adekuat telah terbukti memiliki efek positif terhadap sarkopenia. Saat ini, belum ada obat khusus yang disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk pengobatan sarkopenia. Namun, beberapa agen, termasuk hormon pertumbuhan, steroid anabolik atau androgenik, modulator reseptor androgenik selektif, agen anabolik protein, stimulan nafsu makan, inhibitor miostatin, obat pengaktif reseptor II, penghambat reseptor β, inhibitor enzim pengubah angiotensin, dan aktivator troponin, direkomendasikan dan telah terbukti memiliki efikasi yang bervariasi.
Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Dry Eye Disease (DED) dengan Relevansi Kondisi Lingkungan dan Populasi di Indonesia: Literature Review Nasution, Muhammad Husni Fansury; Nabiilah, Anis En; Zahrina, Zahrina; Rahma, Febriani
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 4 No. 2 (2025): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - April 2025
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Dry Eye Disease (DED) merupakan gangguan multifaktorial pada permukaan okular yang semakin banyak dikaitkan dengan faktor iklim dan lingkungan. Literature review ini bertujuan menganalisis hubungan antara perubahan iklim dan insidensi DED dengan fokus pada relevansi di Indonesia. Pencarian literatur dilakukan pada PubMed, Scopus, Web of Science, dan Google Scholar menggunakan kombinasi kata kunci dalam bahasa Inggris dan Indonesia, mencakup artikel 15 tahun terakhir yang menilai pengaruh suhu, kelembaban, polusi udara, paparan debu, dan radiasi ultraviolet terhadap DED. Dari 12 penelitian yang dianalisis, ditemukan bahwa kelembaban rendah, suhu ekstrem, polusi udara, debu, serta paparan UV berkontribusi signifikan terhadap instabilitas tear film, peningkatan osmolaritas, dan inflamasi permukaan okular. Kondisi iklim tropis, musim kemarau panjang, urbanisasi cepat, dan kualitas udara yang bervariasi menempatkan masyarakat Indonesia pada risiko tinggi. Disimpulkan bahwa faktor lingkungan merupakan determinan penting DED, sehingga diperlukan penelitian lokal berbasis populasi, edukasi publik, serta kebijakan kesehatan yang adaptif untuk mencegah dan mengurangi beban penyakit ini. Abstract Dry Eye Disease (DED) is a multifactorial ocular surface disorder increasingly linked to environmental and climatic factors. This literature review aimed to analyze the association between climate change and DED, with a particular focus on Indonesia. A comprehensive search was conducted in PubMed, Scopus, Web of Science, and Google Scholar using English and Indonesian keywords, covering studies published within the last 15 years. Twelve relevant studies were included, showing that low humidity, extreme temperatures, air pollution, dust exposure, and ultraviolet (UV) radiation significantly contribute to tear film instability, increased osmolarity, ocular surface inflammation, and worsening DED symptoms. These findings are highly relevant to Indonesia, where tropical climate, prolonged dry seasons, rapid urbanization, and declining air quality increase population risk. In conclusion, environmental and climatic factors are key determinants of DED, highlighting the need for local population-based research, public education, clinical screening, and adaptive health policies to reduce the burden of this disease.
Effects of methotrexate, Moringa oleifera, and Andrographis paniculata extracts on the myocardial and aortic tissue of streptozotocin-nicotinamide-induced hyperglycemic rats Pamungkas, Dimas Bathoro Bagus; Kalanjati, Viskasari Pintoko; Abdurachman; Aditya, Dwi Martha Nur; Nasution, Muhammad Husni Fansury; Syamhadi, Maya Rahmayanti
Medical Journal of Indonesia Vol. 32 No. 3 (2023): September
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13181/mji.oa.236944

Abstract

BACKGROUND Methotrexate (MTX) could lower glucose levels in type 1 diabetes mellitus, while Moringa oleifera and Andrographis paniculata supplementations have similar effects on hyperglycemia. This study aimed to analyze the effects of MTX, M. oleifera, and A. paniculata leaf extracts on the myocardial interleukin (IL)-6 and the histopathology of the left ventricle and aorta. METHODS 49 rats were divided equally into 7 groups: negative control and diabetic induced by streptozotocin-nicotinamide (STZ-NA) injection consisting of positive control (STZ-NA only), M. oleifera (500 mg/kgBW/day), A. paniculata (500 mg/kgBW/day), MTX (7 mg/kgBW/week), MTX (7 mg/kgBW/week)+M. oleifera (500 mg/kgBW/day), and MTX (7 mg/kgBW/week)+A. paniculata (500 mg/kgBW/day). We analyzed oral MTX, M. oleifera, and A. paniculata leaf extracts’ effects on random blood glucose, myocardial IL-6, and cardiac histopathology of STZ-NA-induced hyperglycemic male rats. Data were analyzed using Wilcoxon and Kruskal–Wallis tests. RESULTS Myocardial IL-6 in the M. oleifera group was significantly lower compared to the positive control group (p = 0.041). Compared to the positive control group, the myocardial necrosis and aortic intima–media thickness in the MTX+A. paniculata group were significantly reduced (p = 0.005 and 0.001, respectively). CONCLUSIONS MTX, M. oleifera, and A. paniculata showed antihyperglycemic effect, both individually and in combination. A. paniculata leaf extract had a significant cardioprotective effect in STZ-NA-induced hyperglycemia.