Kalurahan Wukirsari di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah berupaya meningkatkan pelayanan publik melalui implementasi teknologi digital dan pendekatan partisipatoris. Teknologi seperti Sistem Informasi Desa (SID), Dukcapil Smart Bantul, dan Senayan Library Management System (SLiMS) digunakan untuk mempercepat proses administrasi, pengelolaan pustaka desa, dan manajemen aset berbasis digital. Pelayanan administrasi, seperti pembuatan KTP, KK, dan surat keterangan, menjadi lebih efisien dengan adanya teknologi ini. Meski demikian, tantangan berupa rendahnya literasi digital di kalangan masyarakat, terutama kelompok lansia, masih menjadi hambatan dalam pemanfaatan teknologi secara optimal. Selain itu, pustaka desa menghadapi tantangan rendahnya minat baca masyarakat, sedangkan pengelolaan aset membutuhkan transparansi lebih lanjut untuk mendukung pembangunan desa. Mahasiswa Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) Universitas Negeri Yogyakarta mengambil peran signifikan dalam membantu mengatasi kendala-kendala tersebut. Dengan pendekatan partisipatoris, mahasiswa tidak hanya mendukung pelayanan administrasi dan manajemen pustaka, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam kegiatan kreatif yang berfokus pada pelestarian budaya lokal, seperti Festival Anak Wukirsari. Festival ini dirancang untuk mengasah kreativitas anak-anak sekaligus mendorong interaksi sosial yang lebih kuat di masyarakat.Program ini menunjukkan keberhasilan kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat lokal dalam menciptakan solusi yang relevan dengan kebutuhan desa. Artikel ini mengeksplorasi implementasi inovasi digital dalam pelayanan administrasi dan pengelolaan aset yang dilakukan di Kalurahan Wukirsari, dampak dari kegiatan partisipatoris yang melibatkan masyarakat, serta peluang keberlanjutan dari program ini. Dengan demikian, hasilnya memberikan gambaran tentang bagaimana teknologi dapat diintegrasikan dengan nilai-nilai lokal untuk mendukung pembangunan desa secara holistik.