Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Immunomodulatory Effects of Phaleria macrocarpa Leaf Extract in Normal And Cyclophosphamides Induced in Wistar Rats Febriady, Andy; Harahap, Urip; Yuandani, Yuandani
Indonesian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research Vol. 5 No. 2 (2022): Indonesian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/idjpcr.v5i2.11271

Abstract

Abstract. Cyclophosphamide is an antineoplastic drug belonging to the alkylating agents commonly used in treating cancer. However, the use of cyclophosphamide causes a decrease in the body's immune system by reducing lymphocyte proliferation. The curent study was conducted to evaluate the immunomodulatory effect of ethyl acetate extracts of the leaf of the P. macrocarpa (EEADMD) and the ethanol extracts of the leaf of the P. macrocarpa (EEDMD) in normal and cyclophosphamide induced rats. This study used rats classified into two major groups: normal rats and rats induced by cyclophosphamide which were then given P. macrocarpa leaf extract until day 14. On day 4, the test animals were infected with 1% Staphylococcus aureus suspension in. Induced with cyclophosphamide 70 mg/kg BW was carried out on the 8th and 13th days, and then the immunomodulatory activity was tested using total leukocyte analysis, leukocyte differential, and delayed type hypersensitivity response. The results showed that EEDMD 400 mg/kg BW  in normal rats and EEDMD 100 mg/kg BW in cyclophosphamide induced rats could increase total leukocytes and leukocyte differential with a significant difference to the negative group (p <0.05). The results of the delayed hypersensitivity response test of EEADMD and EEDMD at a dose of 100 mg/kg BW with cyclophosphamide induction and normal rats could give an increase in rat paw volume with a significant difference to the negative group (p <0.05). This study shows that EEADMD and EEDMD have an immunomodulatory effect on increasing total and differential leukocytes and leukocyte differential and delayed type hypersensitivity response.
The Determination of Ascorbic in Ethanol Extract of Young and Old Kari Leaf (Murraya koenigii L. Spreng) by Spectrophotometry UV Suprianto, Suprianto; Samran, Samran; Sumardi, Sumardi; Meilani, Debi; Febriady, Andy; Andraini, Galuh
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v6i2.1920

Abstract

Kari (Murraya koenigii L. Spreng) merupakan flora dari famili Rutaceae. Kari merupakan tumbuhan khas Srilangka, India, dan beberapa wilayah Asia Tenggara, termasuk Nusantara, Provinsi Aceh kaya akan tanaman Kari yang dikenal dengan daun Temurui. Nusantara merupakan daerah dengan beragam kekayaan alam, misalnya flora berkhasiat obat. Nusantara memiliki 30.000 jenis flora dari 40.000 jenis flora di dunia dengan 940 jenis flora berkhasiat obat. Kari merupakan salah satu flora berkhasiat obat.Daun Kari dimanfaatkan masyarakat di Nusantara sebagai rempah-rempah dan penyedap makanan, penyembuh sakit perut, pemerah kepala, obat luka, influenza, reumatik, diare, maupun diabetes, penyembuhan wasir, penurun demam dan radang serta gatal-gatal, bahkan untuk parfum maupun sabun karena beraroma khas dengan kehadiran senyawa atsirinya. Daun Kari kaya akan senyawa berkhasiat obat, diantaranya askorbat. Askorbat mudah larut dalam air namun mudah rusak, teroksidasi karena panas, atau tidak stabil oleh panas. Penentuan kandungan askorbat pada daun telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Kandungan askorbat dapat dilakukan secara volumetris atau dengan instrumen.Penelitian bertujuan untuk menganalisis kadungan askorbat pada ekstrak daun Kari tua dan muda dengan spektrofotometri UV. Penentuan kandungan askorbat dengan metode ini relatif murah dan baik. Kandungan askorbat ekstrak daun Kari muda dan tua masing-masing sebesar 69,97 dan 45,58 mg/g. Kandungan askorbat ekstrak daun Kari muda lebih besar dibandingkan yang tua. Penentuan kandungan askorbat pada daun telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Kandungan askorbat dapat dilakukan secara volumetris atau dengan instrumen. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kadungan askorbat pada ekstrak daun Kari tua dan muda dengan spektrofotometri UV. Penentuan kandungan askorbat dengan metode ini relatif murah dan baik.Kandungan askorbat ekstrak daun Kari muda dan tua masing-masing sebesar 69,97 dan 45,58 mg/g. Kandungan askorbat ekstrak daun Kari muda lebih besar dibandingkan yang tua. Penentuan kandungan askorbat pada daun telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Kandungan askorbat dapat dilakukan secara volumetris atau dengan instrumen. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kadungan askorbat pada ekstrak daun Kari tua dan muda dengan spektrofotometri UV. Penentuan kandungan askorbat dengan metode ini relatif murah dan baik. Kandungan askorbat ekstrak daun Kari muda dan tua masing-masing sebesar 69,97 dan 45,58 mg/g. Kandungan askorbat ekstrak daun Kari muda lebih besar dibandingkan yang tua. Kandungan askorbat ekstrak daun Kari muda dan tua masing-masing sebesar 69,97 dan 45,58 mg/g. Kandungan askorbat ekstrak daun Kari muda lebih besar dibandingkan yang tua. Kandungan askorbat ekstrak daun Kari muda dan tua masing-masing sebesar 69,97 dan 45,58 mg/g. Kandungan askorbat ekstrak daun Kari muda lebih besar dibandingkan yang tua.
Utilization Of Butterfly Pea Flowers (Clioria ternate L.) In Gram Staining Of Staphylococcus aureus and Escherichia coli Bacteria HASTARI NINGRUM, DIAN; Herlina, Herlina; Krisdianilo, Visensius; Febriady, Andy
Medistra Medical Journal (MMJ) Vol 2 No 1 (2024): Medistra Medical Journal (MMJ)
Publisher : Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/mmj.v2i1.2377

Abstract

Introduction : Butterfly pea flower (Clitoria ternatea L.) is one of the most commonly found plants.  Butterfly pea flowers contain anthocyanins which are abundant in the flowers and play a role in giving red, violet-blue color to the flowers. Anthocyanins are the main molecules of plant colorants. The potential of anthocyanins in butterfly pea flowers can be used as a natural coloring reagent. Objective : The purpose of this study was to determine whether telang flower extract can be used as a substitute for gentian violet in Gram staining. Method : The research method used is experimental. Result : The results of Gram staining research using original pH butterfly pea flower extract at concentrations of 1:10, 2:10, 3:10, 4:10, and pH 5 butterfly pea flower extract at concentrations of 1:10, 2:10, 3:10, 4:10, 5:10 on Staphylococcus aureus bacteria showed poor bacterial staining results because the bacteria were not purple while the original pH butterfly pea flower extract at a concentration of 5:10 showed good staining results because the bacteria were purple. While in Escherichia coli bacteria, butterfly pea flower extract shows good staining results because the bacteria are red. Conclusion : Data analysis using the Kruskal Wallis test obtained Asymp. Sig (0.000) <0.05, it can be concluded that there is a significant difference in Gram staining using gentian violet and telang flower extract with variations in pH and composition as a substitute for gentian violet.