Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENDEKATAN FUNGSIONALISME STRUKTURAL TALCOTT PERSON UPAYA MELESTARIKAN TRADISI KENDURI SKO MASYARAKAT KERINCI Pritania, Nayes; Sandora, Lisna
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 28 No. 1 (2024): Majalah Ilmiah Tabuah: Ta'limat Budaya, Agama, dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37108/tabuah.v28i1.1237

Abstract

As time progresses, there are more challenges faced. One of these challenges is the increasingly modern globalization, which can easily lead to the loss of existence of a culture and make it vulnerable to extinction.  This research has two main objectives. First, to understand the existence of the "kenduri sko" tradition within the Kerinci community. This "kenduri sko" tradition is crucial for the Kerinci people, not only as a culture passed down through generations but also because it embodies valuable qualities and has become an identity for the Kerinci community. Second, the researcher's awareness of the importance of preserving and maintaining the continuity of this culture. The effort proposed to preserve it is by implementing Talcott Parsons' structural functionalism theory. The methods employed by the researcher are literature review and descriptive methods. The findings indicate that "kenduri sko" carries significant local wisdom, aligning with the goals of structural functionalism theory, which aims for integration. Every member of the Kerinci community, whether ordinary citizens, "anak batino" (women), government officials, religious scholars, "depati" and "ninik mamak," or government officials, has their respective roles and functions in the execution of "kenduri sko." Some aspects of "kenduri sko" have evolved positively in line with the times. Thus, if the values, roles, and functions can be understood and implemented effectively and can adapt to modern developments, the "kenduri sko" tradition can be preserved.
Jejak Islam di Asia Tenggara: Kedatangan Hingga Pertautan Kebudayaan Serta Watak dan Karakteristik Islam di Asia Tenggara Pritania, Nayes; Safriza, Nurul Fajrina; Afrianti, Vivi
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 29 No. 1 (2025): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta'limat, Budaya, Agama, dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37108/tabuah.v29i1.1752

Abstract

Meskipun masih banyak perdebatan mengenai asal-usul masuknya Islam ke Kawasan Asia Tenggara itu justru menjadi isu fokus tentang pertama kali perkembangan Islam di Asia Tenggara oleh para sejarawan mengenai dinamika perkembangan Islam di Asia Tenggara. Mendengar tentang kawasan Asia Tenggara yang muncul dalam benak adalah dengan wilayah yang mayoritas penduduknya paling banyak memeluk agama Islam. Diantara semua wilayah muslim hanya kawasan Asia Tenggara yang memiliki ciri khas Islam yang moderat, hal itu itu dikarenakan pada saat proses Islamisasi yang dilakukan orang-orang terdahulu yaitu dengan cara damai, dan tidak memaksa. Sehingga tidak adanya pertumpahan darah atau melibatkan kekuatan militer seperti yang terjadi di kawasan lain, dengan itu para penduduk lokal mudah menerima apa yang sudah dibawakan oleh para pedagang ke tanah Melayu. Mereka memulai dengan cara yang disenangi masyarakat seperti berdagang, membangun pusat pendidikan, bahkan termasuk mengadakan perkawinan dengan orang lokal yang menjadikan Islam semakin kuat dan dapat disebar luaskan dengan mudah. Tidak hanya agama, melainkan juga tradisi serta budaya-budaya keislaman melalui pengajaran yang dibawakan oleh para tokoh agama sangat membuat masyarakat antusias menerima dengan baik akulturasi dan perpaduan kebudayaan tanpa menghilangkan entitas kebudayaan lokal yang ada. Sehingga Islam Asia Tenggara dikenal dengan ciri khas watak dan karakteristiknya yang terbuka dan mudah menerima.
Gender Apartheid In Afghanistan: Analysis Discrimination Against Women's Rights Under The Taliban Regime (2021-2023) Pritania, Nayes; Nasir, Muhammad; Putra, Johan Septian; Hussin, Nafisah Ilham
Musãwa Jurnal Studi Gender dan Islam Vol. 24 No. 1 (2025):
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & The Asia Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/musawa.2025.241.89-103

Abstract

Abstrak Artikel ini mengkaji kesetaraan gender dan diskriminasi sistemik yang dialami oleh perempuan di bawah rezim Taliban di Afghanistan pada periode 2021 hingga 2023. Studi ini memberikan analisis kritis terhadap kebijakan-kebijakan Taliban, dengan menyoroti dampak merugikan terhadap hak-hak perempuan, akses terhadap pendidikan, peluang kerja, dan partisipasi dalam kehidupan publik. Dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan studi kasus, penelitian ini mengandalkan data sekunder yang diperoleh melalui tinjauan pustaka terhadap artikel ilmiah, jurnal, dan laporan terkait. Temuan menunjukkan bahwa kebijakan Taliban membentuk suatu bentuk apartheid gender yang terlembagakan, yang tidak hanya melanggar standar hak asasi manusia internasional, tetapi juga prinsip-prinsip dasar keadilan dan kesetaraan dalam Islam. Selain itu, praktik diskriminatif ini secara signifikan menghambat pembangunan sosial-ekonomi di Afghanistan. Artikel ini menekankan urgensi pengakuan apartheid gender sebagai kejahatan internasional dan menyerukan upaya global yang terkoordinasi untuk mengatasi serta mencegah pelanggaran sistemik semacam ini. Penelitian ini berkontribusi pada diskursus yang lebih luas mengenai kesetaraan gender dan mendorong reformasi kebijakan yang menjamin keadilan serta kesetaraan hak bagi perempuan di Afghanistan dan wilayah lainnya. Kata kunci: Gender Apartheid, Perempuan, Afghanistan Rezim Taliban [This article examines gender equality and the systemic discrimination faced by women under the Taliban regime in Afghanistan from 2021 to 2023. It offers a critical analysis of the Taliban’s policies, emphasizing their detrimental effects on women's rights, access to education, employment opportunities, and participation in public life. Employing a descriptive method and a case study approach, the study draws on secondary data gathered through a comprehensive literature review of scholarly articles, journals, and reports. The findings reveal that the Taliban's policies constitute a form of institutionalized gender apartheid, violating both international human rights standards and core Islamic principles of justice and equality. Furthermore, the study argues that these discriminatory practices significantly impede Afghanistan’s socio-economic development. The article highlights the urgent need to recognize gender apartheid as an international crime and calls for coordinated global efforts to address and prevent such systemic violations. This research contributes to the wider discourse on gender equality and advocates for policy reforms that promote justice and equal rights for women in Afghanistan and beyond. Keyword: Gender Apartheid, Women, Afghanistan, the Taliban Regime ]