Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Students’ Mathematical Problem Solving Ability With Introduction, Connection, Application, Reflection, and Extension Models Susanto, Andi; Mayana, Sabli; Mardika, Fitria
Journal Focus Action of Research Mathematic (Factor M) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/factor_m.v6i1.1069

Abstract

Salah satu kemampuan yang dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika adalah kemampuan memecahkan masalah matematis. Untuk mengembangkan kemampuan ini, cara yang dapat dipakai adalah dengan menerapkan model ICARE. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui kemampuan memecahkan masalah matematis peserta didik kelas IX yang pembelajarannya menerapkan model pembelajaran ICARE lebih tinggi daripada kemampuan memecahkan masalah matematis peserta didik yang menerapkan pembelajaran saintifik. Jenis penelitian ini adalah Quasy Experiment.Populasinya adalah peserta didik kelas IX SMP Negeri 5 Padang dengan sampel kelas eksperimennya adalah kelas IX.7 dan kelas kontrolnya adalah kelas IX.3. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji-t. Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan, diperoleh bahwa nilai rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah matematis pada kelas eksperimen adalah 79,23 dan kelas kontrol adalah . Uji-t juga menunjukkan bahwa yaitu maka keputusannya adalah hipotesis yang diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan model ICARE dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas.   One of the mathematical problem-solving abilities that must be developed during the mathematics learning process can be developed through the application of the ICARE learning model. The purpose of the article is to find out the mathematical problem-solving abilities of class IX students of SMP Negeri 5 Padang whose learning applies the ICARE learning model higher than scientific learning. Quasi Experiment with research type with a randomized control group only design. The population is class IX students of SMP Negeri 5 Padang; a sample of class IX.7 as an experimental class is 31 people, and class IX.3 is a control class with 32 people.The t-test was used to analyze the data. Based on the tests, the average score of the experimental class mathematical problem-solving ability test was , while that of the control class was . The t-test also shows that  is , so the decision is that the hypothesis is accepted. In conclusion, the ICARE model can improve the mathematical problem-solving abilities of class IX students at SMP Negeri 5 Padang.
Students’ Mathematical Problem Solving Ability With Introduction, Connection, Application, Reflection, and Extension Models Susanto, Andi; Mayana, Sabli; Mardika, Fitria
Journal Focus Action of Research Mathematic (Factor M) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Syekh Wasil Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/factor_m.v6i1.1069

Abstract

Salah satu kemampuan yang dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika adalah kemampuan memecahkan masalah matematis. Untuk mengembangkan kemampuan ini, cara yang dapat dipakai adalah dengan menerapkan model ICARE. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui kemampuan memecahkan masalah matematis peserta didik kelas IX yang pembelajarannya menerapkan model pembelajaran ICARE lebih tinggi daripada kemampuan memecahkan masalah matematis peserta didik yang menerapkan pembelajaran saintifik. Jenis penelitian ini adalah Quasy Experiment.Populasinya adalah peserta didik kelas IX SMP Negeri 5 Padang dengan sampel kelas eksperimennya adalah kelas IX.7 dan kelas kontrolnya adalah kelas IX.3. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji-t. Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan, diperoleh bahwa nilai rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah matematis pada kelas eksperimen adalah 79,23 dan kelas kontrol adalah . Uji-t juga menunjukkan bahwa yaitu maka keputusannya adalah hipotesis yang diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan model ICARE dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas.   One of the mathematical problem-solving abilities that must be developed during the mathematics learning process can be developed through the application of the ICARE learning model. The purpose of the article is to find out the mathematical problem-solving abilities of class IX students of SMP Negeri 5 Padang whose learning applies the ICARE learning model higher than scientific learning. Quasi Experiment with research type with a randomized control group only design. The population is class IX students of SMP Negeri 5 Padang; a sample of class IX.7 as an experimental class is 31 people, and class IX.3 is a control class with 32 people.The t-test was used to analyze the data. Based on the tests, the average score of the experimental class mathematical problem-solving ability test was , while that of the control class was . The t-test also shows that  is , so the decision is that the hypothesis is accepted. In conclusion, the ICARE model can improve the mathematical problem-solving abilities of class IX students at SMP Negeri 5 Padang.
EcengPreneur: Pemanfaatan Eceng Gondok Menjadi Produk Kerajinan Anyaman Taufan, Mochammad; Samsudin, Samsudin; Aprilia, Vivi; Koriah, Tri; Pralita, Yumar Dwi; Mayana, Sabli; Aulia, Rubayyi; Drajat, Widi Rahmawati; Nurhasanah, Siti; Oktaviana, Tia; Azzahra, Vista Ulya; Sawu, Salvator Mariano
Abdi Wiralodra : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2025): Abdi Wiralodra
Publisher : universitas wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/abdi.v7i2.277

Abstract

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan limbah eceng gondok yang melimpah di Desa Cantigi Kulon, Kec. Cantigi, Kab. Indramayu, yang menyebabkan gangguan lingkungan dan ekonomi. Tujuan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini adalah memberdayakan masyarakat, khususnya anggota PKK, melalui pelatihan keterampilan mengolah eceng gondok menjadi produk kerajinan anyaman bernilai jual. Kegiatan dilaksanakan pada 12 April 2025 dengan metode sosialisasi, pelatihan menganyam secara kelompok, monitoring, serta evaluasi melalui angket respon peserta. Hasil kegiatan menunjukkan peserta mampu menghasilkan produk kerajinan berupa kotak tisu dan tas anyaman, dengan total 5 produk yang selesai dibuat dalam pelatihan. Skor rata-rata respon peserta mencapai 88,05% dalam kategori baik, menandakan tingginya antusiasme dan keberhasilan pelatihan. Program ini berpotensi menciptakan peluang usaha baru berbasis kearifan lokal dan solusi berkelanjutan terhadap permasalahan lingkungan.