Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KESIAPAN BUDAYA MASYARAKAT KOTA BATAM DALAM MENYAMBUT BATAM SEBAGAI KOTA WISATA Dailami; Moh. Thamdzir; Dewi Aurora Mikasari
JURNAL MATA PARIWISATA Vol. 1 No. 2 (2022): SEPTEMBER 2022
Publisher : PUSLITABMAS - BATAM TOURISM POLYTECNIC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59193/jmp.v1i2.56

Abstract

Batam City is one of the largest cities in the Riau Islands Province which has a very strategic location, is located on international shipping lanes which have a very close distance, and is directly adjacent to the Singapore Strait and the Malayasia Strait. Batam City was built and developed with the establishment of the Batam Authority Agency based on Presidential Decree No. 41 of 1973 concerning the Batam Island Industrial Area which is currently the Batam City Concession Agency. As an Industrial City, Batam City is certainly a magnet for all Indonesian people to come as job seekers or just visit Batam City. Batam City, which in the early 1970s only had a population of 6000 people at this time has experienced very rapid growth according to the records of the Batam City Population and Civil Registry Office in 2020 the population of Batam City reached 1,157,882 people. Having a very strategic location supported by international standard facilities, at this time Batam City has been transformed into a Modern City so that it becomes one of the national strategic tourist destinations. The people of Batam City, which are heterogeneous with various tribes, religions, and cultures, have their charm for tourists. Malay, Javanese, Minang, Batak, Bugis, Palembang, and almost all ethnic groups in Indonesia are in Batam City. Malay culture which is synonymous with Islam is still very strong in Batam City which later became the root of local culture. The traditional house of cut pyramids, lemmang dance, zapin dance, traditional clothes, traditional weapons, and traditional Malay songs have their treasures that are always displayed in every cultural performance. Having rich and cultural roots that are always open to visitors, friendliness, courtesy, and modesty, and having very adequate infrastructure facilities are the main capital for the Batam City Government in developing Batam City tourism. So according to the records of the Batam City Tourism Office, in 2019 before the COVID-19 pandemic outbreak hit, the number of domestic tourist visits to Batam reached 6 million people and foreign tourists reached 1.9 million people.
MENINGKATKAN PENGALAMAN WISATAWAN DENGAN SENTUHAN LOKAL DI PULAU PENAWAR RINDU KECAMATAN BELAKANG PADANG KOTA BATAM I Wayan Thariqy Kawakibi Pristiwasa; Haufi Sukmamedian; Dailami, Dailami; Moh. Thamdzir; Muhammad Farid; Gendis Azhara Nuzwa
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 2: Juli 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi peningkatan pengalaman wisatawan melalui penerapan sentuhan lokal di Pulau Penawar Rindu, Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam. Pulau ini memiliki potensi wisata yang besar, baik dari segi keindahan alam, budaya lokal, maupun keramahan masyarakatnya. Namun, optimalisasi daya tarik lokal dalam memberikan pengalaman yang otentik kepada wisatawan masih perlu ditingkatkan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan observasi lapangan, wawancara dengan pelaku wisata lokal, serta studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi elemen budaya lokal seperti kuliner tradisional, seni pertunjukan, arsitektur khas, serta partisipasi masyarakat dalam pelayanan wisata dapat meningkatkan kepuasan dan keterlibatan wisatawan. Dengan memperkuat identitas lokal sebagai bagian dari pengalaman wisata, Pulau Penawar Rindu berpotensi menjadi destinasi unggulan yang berdaya saing di wilayah Kepulauan Riau. Rekomendasi utama dari penelitian ini adalah pengembangan paket wisata berbasis budaya lokal dan pelatihan masyarakat sebagai pelaku utama dalam industri pariwisata berkelanjutan.
PELATIHAN KERJASAMA TIM UNTUK KARYAWAN DI MOMOO JUICE BAR & COFFEE HARBOUR BAY Moh. Thamdzir; Alhamdi, Rezki; Sipayung , Natal Olotua; Bachrul Ulum Lubis, Taufik
JURNAL KEKER WISATA Vol. 2 No. 1 (2024): JANUARI 2024
Publisher : PUSLITABMAS-Politeknik Pariwisata Batamc

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59193/jkw.v2i1.200

Abstract

Cafe merupakan tempat untuk menukmati minuman dan makanan serta menjadi tempat untuk menghabiskan watu bersama orang-orang terdekat. Cafe saat ini mempunyai banyak pelayanan dan pengalaman yang di tawarkan untuk dapat menikmati makanan tersebut. Untuk itu cafe harus berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan serta pengalaman yang menarik kepada tamu yang datang. Cafe yang ada dikota batam mempunyai banyak pilihan yang dibisa dipilih oleh penikmat kafe. Cafe akan menyajikan makanan dan minuman yang mereka miliki agar tamu yang datang tetapi menjadi langganan dari cafe tersebut. Setiap cafe akan meningkatkan kualitas dari setiap aspek untuk menjadi yang terbaik. Selain dari makanan dan minuman yang disajikan terbaik, cafe juga harus meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan. Pelayanan tersebut berasal dari sikap dan cara pelayan dan front liner yang ada dicafe tersebut. Pelayanan yang ramah, cepat dan tepat menjadi sukses pelayanan yang diberikan oleh tim yang ada di cafe. Setiap cafe akan memberikan pelayanan yang terbaik oleh karyawannnya namun ada pada saat tertentu pelayanan tidak dapat di berikan secara maksmial.