Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

RANCANGAN KONSEPTUAL MUSEUM BUDAYA BATAK: Studi Lokasi Di Parapatan Kabupaten Simalungun Noor, Hamidah; Rosalia, Alderina; Cloud Malber, Jean
JURNAL PERSPEKTIF ARSITEKTUR Vol. 17 No. 1 (2022): Jurnal Perspektif Arsitektur Volume 17 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Jurusan Arsitektur UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1295.087 KB) | DOI: 10.36873/jpa.v17i1.8523

Abstract

Masyarakat di Kelurahan Parapat, belum memiliki tempat untuk mewadahi seni dan budaya Suku Batak. Rancangan Museum Budaya ini dirancang sebagai tempat untuk menampung keingintahuan terhadap kebudayaan Suku Batak masih amat terbatas, sedangkan keingintahuan masyarakat untuk mengetahui akan kekayaan budaya Suku Batak begitu besar. Minat dari masyartakat dan wisatawan terhadap warisan budaya yang ada di Sumatera Utara merupakan hal penting dalam upaya untuk menjaga dan melestarikan budaya tersebut. Museum Budaya Batak di Parapat Kabupaten Simalungun sebagai sebuah sarana yang dapat digunakan untuk wadah pelestarian kebudayaan suku Batak. Fungsi Museum sebagai sarana melestarikan dan menggali budaya Suku Batak serta dapat digunakan sebagai sarana pengembangan seni dan budaya. Museum Budaya Batak juga menyediakan fasilitas untuk masyarakat berupa sarana hiburan yang memberikan informasi berbagai macam kebudayaan dari masyarakat Suku Batak Sumatera Utara dan menjadi wadah untuk masyarakat/wisatawan mempelajari kebudayaan Suku Batak yang ada di Sumatera Utara. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif berdasarkan kajian studi literatur, studi banding dan studi preseden untuk menggali pendekatan perancangan dan desain arsitektur museum budaya Batak. Luaran adalah rancangan Museum Budaya Batak di Parapat Kabupaten Simalungun dengan Pendekatan Arsitektur Neo- Vernakular.
LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN HOTEL BISNIS DI KOTA PALANGKA RAYA Daniel; Rosalia, Alderina; Sangalang, Indrabakti
JURNAL PERSPEKTIF ARSITEKTUR Vol. 17 No. 1 (2022): Jurnal Perspektif Arsitektur Volume 17 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Jurusan Arsitektur UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/jpa.v17i1.8525

Abstract

Ibukota provinsi Kalimantan Tengah yakni Kota Palangka Raya terjadi peningkatan kemajuan pembangunan dengan semakin pesat sehingga investor dan wisatawan tertarik untuk mengunjungi kota Palangka Raya. Berbagai ibu kota sering menjadi pusat perbisnisan di tiap provinsinya, sehingga umumnya banyak ditemukan hotel. Seiring dengan perkembangan jaman tuntutan pembangunan semakin bertambah banyak. Pembangunan hotel bisnis atau juga dikenal city hotel selain berdampak baik pada lingkungan, sosial budaya, maupun ekonomi juga dapat membawa dampak buruk terhadap alam. Green Building adalah pendekatan dalam merancang suatu bangunan dengan mempertimbangkan berbagai faktor pada tahapan perencanaan, perancangan, pembangunan hingga operasional pemeliharaan yaitu perlindungan, penghematan, pengurangan dalam menggunakan sumber daya alam menjaga mutu melalui kualitas udara bangunan, serta kesehatan para pengguna bangunan secara berkelanjutan. Perencanaan hotel bisnis diharapkan dapat melakukan antisipasi tuntutan mengenai sarana akomodasi maupun mendukung kegiatan beserta tetap memperhatikan lingkungan sekitar
KETERKAITAN ANTARA BUDAYA HIDUP DENGAN SETTING PERILAKU MASYARAKAT DI JALAN DI.PANJAITAN YOGYAKARTA Sanitha, Onie Dian; Rosalia, Alderina; Purwani S., Ni Made Bulan; Putu E., I. Gusti Ngurah; Margaretha, Maria
JURNAL PERSPEKTIF ARSITEKTUR Vol. 18 No. 1 (2023): "Teori dan Implementasi Desain Perancangan Arsitektur"
Publisher : Jurusan Arsitektur UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/jpa.v18i1.10812

Abstract

The Philosophical Axis Corridor on Jalan DI. The Panjaitan towards the Krapyak Stage, Yogyakarta, has a historical value which implies a Philosophical Image as a noble cultural heritage as an influential path in forming the City Image. This road corridor which is about 3 kilometers long has special characteristics seen from the appearance of the buildings along the various and rhythmic road corridors, as if they have a specific purpose that represents the meaning of the path traversed by this philosophical axis. The appearance of this building also influences the daily culture of the surrounding community so that the appearance of the building reflects the contents of the building itself. As a reference for observation, some relevant data is used to support the observation process to find answers to unique phenomena along the Panggung Krapyak axis corridor. The difference in each building that seems to be rhythmic in the Jl.DI Panjaitan Corridor when viewed from an anthropological perspective, has a diverse background which is highlighted from the point of view of the social values of a developing community to produce a cultural form with character so that it has an impact on the appearance of the building and its diverse scope and rhythmic. It is found that the size and area of the building are gradually getting bigger towards the north, as if this change represents a special meaning from the philosophical axis, namely the journey of a small child to maturity.
PERANCANGAN RUANG PUBLIK: SLOW LIVING SPACE DI PALANGKA RAYA Alwi, Rasyidah; Permana, Indrawan; Rosalia, Alderina
JURNAL PERSPEKTIF ARSITEKTUR Vol. 19 No. 1 (2024): Kajian Konseptual Perancangan Kawasan, Ruang Terbuka Publik dan Bangunan Arsit
Publisher : Jurusan Arsitektur UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/jpa.v19i1.12456

Abstract

Perkembangan kota Palangka Raya yang merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah di berbagai kegiatan terutama pada kegiatan di tempat-tempat populer menunjukan minat masyarakat terhadap ruang publik. Dari tempat-tempat yang diidentifikasi, kebanyakan merupakan tempat-tempat yang menghadirkan nuansa alam yang tenang dan seimbang di tengah perkotaan. Konsep "slow living" diadopsi sebagai solusi untuk menciptakan ruang publik yang responsif, demokratis, dan bermakna. Melalui analisis ini, penulis mengidentifikasi komponen yang diperlukan, seperti area meditasi, cafe dan ruang baca yang terintegrasi dengan alam, serta area makan yang menawarkan makanan sehat sebagai bagian dari gerakan slow food. Namun, harus dipertimbangkan bagaimana menggabungkan kebutuhan akan ruang pribadi yang tenang dengan ekspektasi ruang publik yang ramah dan beragam. Oleh karena itu, teori personal space dari Robert Sommer dan Edward T. Hall diharapkan dapat menjawab permasalahan  tersebut dengan cara penghargaan terhadap batasan personal space individu hingga dapat mewadahi lingkungan yang nyaman dan mendukung praktik slow living.
Pemanfaatan Minyak Jelantah Untuk Pembuatan Lilin Aromatherapy dan Sabun di Desa Basungkai Syahrozi, Syahrozi; Rahayu, Elis Sri; Rosalia, Alderina
Diteksi : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025): Diteksi, Vol. 3, No. 1, Mei 2025
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/diteksi.v3i1.17038

Abstract

Cooking oil is a food processing ingredient that is commonly used by Indonesian people. Various types of food require frying in the processing process.  Indonesian people are accustomed to using cooking oil more than twice, which is usually called used cooking oil. The aim is to reduce household expenses. Many people do not know the physical quality of cooking oil that is used more than twice. Use of used cooking oil can increase the risk of cancer, bacterial infections, degenerative diseases (Alzheimer's and Parkinson's) and obesity. The method implemented in carrying out community empowerment has several stages: (1) Providing education on healthy living, (2) demonstration and practice, utilization of used cooking water and (3) assistance in carrying out activities whose targets are the perpetrators of family sustainability activities, namely PKK Association (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga/ Family Welfare Empowerment). This Community Empowerment activity provides knowledge in the health sector, and the use of used cooking oil to make clothes washing soap, hand washing soap and aromatherapy candles which are beneficial for everyday life.
Pelatihan Home Decoration: Pendant Lamp Dari Mika Film Di Perkumpulan WKRI Rosalia, Alderina; Rahayu, Elis Sri; Mardika, Kadek
Diteksi : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025): Diteksi, Vol. 3, No. 1, Mei 2025
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/diteksi.v3i1.17127

Abstract

Home decoration is an activity that is currently very popular, where there are many unique and interesting decorative elements that make the appearance of a house more beautiful.  As part of the aesthetic elements of a room, pendant lamps can also be created yourself using various materials that are easily available on the market. The creative process is very diverse, from the shape and materials used. This time the pendant lamp is made from white mica film, which will make the color of the lamp softer and also the effect of the mica film folds adding to the aesthetics of this lamp. The methods used to empower the target group are: (1) Providing materials, (2) demonstration and practice, and (3) assistance in implementing Home Decoration: Pendant Lamp Training activities at the WKRI (Wanita Katolik Repubik  Indonesia) association, Santa Maria Palangka Raya Branch It is hoped that the results obtained from the activities obtained from the activities of the Community Empowerment Assistant Lecturer Program will be able to express themselves through the practice of craft/handycraft skills, and be able to produce goods that become an expression of themselves and even produce works of art and the members of the association can develop into creative individuals.