Arlini Wello, Eny
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Relationship Between Worm Infections and Selenium Intake In Children In The Working Area Of Tabaringan Health Center Makassar City Shafa Nathania Utami; Nurmadilla, Nesyana; Arlini Wello, Eny; Hadi, Santriani; Darma, Sidrah
JURNAL KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI (JKF) Vol. 6 No. 2 (2024): Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF)
Publisher : Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jkf.v6i2.2023

Abstract

Background: Worm infection is one of the health problems in Indonesia. Worm infections can disrupt nutrient requirements, hinder growth, intellectual development, and affect the immune system, making the body susceptible to other diseases. Selenium is a micronutrient with great potential to influence the immune system. The mechanism of action of selenium includes antioxidant activity, protecting against oxidative damage, maintaining the integrity of the intestinal mucosa, and anti-apoptotic function in the large intestine. Selenium can enhance the host's immune response by increasing the activity of Alternative Activated Macrophages (AAM), which are the main macrophages in fighting intestinal parasitic worms.  Research Objective: To determine the relationship between worm infections and selenium intake. Research Method: Analytical research using a cross-sectional approach. Sampling was done using total sampling technique on elementary school children in the Tabaringan Health Center working area in Makassar City, aged 7-9 years.  Research Results: The frequency distribution of positive worm infections was 22.2%, equivalent to 8 samples, and negative worm infections were 77.8%, equivalent to 28 samples. Adequacy of selenium intake in the samples showed 16.7% inadequacy, equivalent to 6 samples, and 83.3% adequacy, equivalent to 30 samples. The analysis of the relationship between worm infections and selenium intake yielded a P-value = 0.151. Conclusion: There is no relationship between worm infections and selenium intake in children in the Tabaringan Health Center working area in Makassar City.
GAMBARAN ASUPAN VITAMIN D DAN KALSIUM MAHASISWA FK UMI ANGKATAN 2020 Ananda Putri, Atika; Nurmadilla, Nesyana; Arlini Wello, Eny; Royani, Ida; Mutmainnah Musa, Inna
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i1.24626

Abstract

Mikronutrien termasuk vitamin D dan kalsium merupakan elemen penting yang dibutuhkan manusia untuk mengatur sebagian besar koordinasi fungsi tubuh guna menjaga kesehatan. Defisiensi mikronutrien merupakan masalah kesehatan global yang berperan dalam meningkatan angka morbiditas dan mortalitas. Prevalensi defisiensi vitamin D di Indonesia mencapai 50% dari berbagai kalangan. Penelitian terbaru menyatakan asupan rata-rata kalsium di berbagai negara berada dibawah angka yang direkomendasikan, yakni kurang 400 mg/hari. Asupan kalsium harian yang tidak memadai berdampak buruk pada aspek struktural dan fisiologis tubuh. Vitamin D berperan penting dalam penyerapan kalsium dan memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran asupan vitamin D dan kalsium mahasiswa FK UMI angkatan 2020 serta faktor yang memengaruhi pola asupan tersebut. Penelitian ini menggunakan mix method dengan SQ-FFQ dan wawancara mendalam. Sampel kuantitatif berjumlah 254 responden dan kualitatif 5 informan. Data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis univariat sedangkan data kualitatif menggunakan analisis tematik. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 254 orang. Sebanyak 72,4% responden memiliki asupan harian vitamin D yang tidak adekuat dan 71,7% memiliki asupan kalsium harian yang tidak adekuat. Hasil penelitian kualitatif didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi asupan zat gizi meliputi pilihan makanan, aktivitas fisik, kondisi kesehatan, preferensi makanan, lingkungan, pengetahuan, edukasi, iklan, interaksi sosial, dan keuangan. Mayoritas responden mengalami defisiensi vitamin D dan kalsium. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi seluruh lapisan masyarakat mengenai dampak defisiensi nutrisi ini, dengan memperhatikan kompleksitas faktor personal dan lingkungan yang membentuk kebiasaan makan seseorang.