Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PEMETAAN TANAH LONGSOR SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA SEBUAH KOTA (STUDI KASUS: KECAMATAN BOGOR TENGAH, KOTA BOGOR) PAMUNGKAS, HELMI SETIA RITMA; SYAHBANDAR, MOHAMMAD YOGIE; ADHITIA, IIT
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 23, No 1 (2022): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v23i1.10423

Abstract

ABSTRAK Kawasan strategis Kota Bogor sebagian besar berada di wilayah Kecamatan Bogor Tengah.  Kota Bogor juga dilewati oleh dua DAS besar yakni Cisadane dan Ciliwung yang dipadati oleh permukiman. Secara litologi daerah ini dibentuk oleh produk hasil letusan gunung api yang bersifat kompak namun pada permukaan lebih sering ditemui pelapukan, sehingga dapat memicu gerakan tanah/longsor apalagi kondisi curah hujan tinggi atau pada kemiringan lereng yang terjal. Data kejadian longsor di Bogor Tengah menunjukkan meningkat 2 kali lipat selama 2 tahun (2016-2017), maka perlu upaya mitigasi bencana melalui pemetaan tanah longsor.  Tujuan penelitian ini adalah membuat peta rawan longsor dan peta kesesuaian pemanfaatan ruang di Bogor Tengah. Metode yang digunakan adalah pemetaan geologi dan analisis spasial  kesesuaian pemanfaatan ruang dengan Pola Ruang. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah longsoran yakni sebanyak 8 titik yang tersebar di 3 kelurahan di wilayah kemiringan lereng landai-terjal. Setelah diteliti, parameter dominan penyebab longsoran di Kecamatan Bogor Tengah adalah kemiringan lereng, sifat tanah, dan muka air tanah. Adapun faktor pemicu longsoran di Kec. Bogor Tengah adalah curah hujan dan tutupan lahan pemukiman/sarana umum yang berada di sempadan lereng terjal. Dalam Pola ruang Kota Bogor ada yang tidak sesuai karena longsor sebesar 7,16% dan akibat banjir sebesar 5,72%, namun sebesar 87,12% masih sesuai dengan polar uang. Maka dari itu perlu penyesuaian pola ruang pada kedua Kawasan tersebut dengan membuat buffering dari zona longsoran ataupun lereng terjal. Kata Kunci : Bencana, Mitigasi Bencana, Pemetaan, Tanah Longsor
KEDUDUKAN STRATIGRAFI DAN REKAYASA PEMANFAATAN BALL CLAY UNTUK INDUSTRI KERAMIK (Studi Kasus : Desa Cicantayan dan Sekitarnya, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) Adhitia, Iit
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 16, No 1 (2015): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v16i1.358

Abstract

Abstrak Ball clay merupakan salah satu jenis bahan galian industri yang dalam Undang-Undang Pertambangan termasuk bahan galian golongan C, merupakan jenis lempung sedimenter dengan komponen utama berupa mineral kaolinit. Ball clay diperlukan dalam industri keramik putih/keramik halus yaitu sebagai tambahan pada badan keramik untuk mengatasi sifat kaolin yang tidak plastis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kedudukan stratigrafi ball clay sebagai pedoman dalam melakukan eksploitasi, dan penelitian kualitas ball clay sebagai bahan pembuatan berbagai produk keramik. Kata Kunci : ball clay,  ceramic formula Abstract Ball clay is a type of industrial mineral belongs to C class according to Indonesia Mineral Law. It is sedimentary clay type with main component of kaolinite mineral. Ball clay is required for white ceramics industry/fine ceramic as additional material on ceramic body to solve with unplastic kaolin. The study aimed to identify stratigraphic position of ball clay as guidance on problem exploitation and study of quality ball clay for making some ceramic product.  Key words : ball clay,  ceramic formula
REVIEW DAN PEMETAAN LAHAN KRITIS DALAM WILAYAH URBAN Pamungkas, Helmi Setia Ritma; Yogaswara, Laila Mardlotillah; Adhitia, Iit; Karmadi, Muhammad Agus
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 24, No 2 (2023): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v24i02.9396

Abstract

Kota Bogor merupakan salah satu wilayah urban penyangga atau pinggiran kota megapolitan yang terdekat dengan Jakarta yang memiliki keterbatasan ruang. Dampak dari pemanfaatan ruang yang tidak sesuai akan mengakibatkan degradasi lingkungan apalagi lahan dengan kemiringan lereng dari curam sampai sangat curam dimanfaatkan untuk permukiman. Kepadatan penduduk sangat tinggi tentu saja akan menyebabkan ruang-ruang sempadan jalan, sungai, dan situ menjadi ruang terbuka hijau dan biru semakin sulit direalisasikan karena alih fungsi lahan menjadi kawasan terbangun di Kota Bogor terutama di Kecamatan Bogor Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mereview dan pemetaan lahan kritis Bogor Timur dengan menggunakan metode tumpang susun berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor. P.32/Menhut-II/2009. Hasil review dan pemetaan data lahan kritis menunjukkan bahwa Kecamatan Bogor Timur pada tahun 2015, kategori lahan kritis pada Kawasan budidaya pertanian seluas 98,21 ha, kemudian pada tahun 2022 menjadi 37,79 ha. Kategori agak kritis juga menjadi menurun signifikan dari 111,2 ha menjadi 36,59 ha. Kawasan lindung di luar Kawasan hutan memiliki kategori agak kritis seluas 3,2 ha, kritis 3,2 ha, dan sangat kritis 7,99 ha. Akan tetapi pada tahun 2022 dengan banyak sekali perubahan kondisi tutupan lahan maka lahan kritis pada tahun 2022 dengan kategori agak kritis menjadi meningkat menjadi 25,74 ha, kritis menjadi 28,78 ha, dan sangat kritis menjadi 10,77 ha. Lahan-lahan yang tadinya tidak kritis menjadi potensial kritis sebesar 30,53 ha. Kata kunci : Review, Lahan Kritis, Wilayah Urban
PENILAIAN KUANTITATIF UNTUK TUJUAN GEOWISATA DI DAERAH BAYAH DAN SEKITARNYA Karmadi, Muhammad Agus; Adhitia, Iit; Solihin, Solihin
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 24, No 2 (2023): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v24i02.9456

Abstract

ABSTRAK Daerah Bayah dan sekitarnya memiliki kawasan geowisata yang sangat menarik untuk dijadikan sebagai kawasan wisata pendidikan atau wisata lanskap. Penilaian prospek geowisata yang dilakukan di kawasan tersebut menemukan beberapa situs yang menarik untuk digunakan sebagai lokasi wisata dengan menganalisis berbagai sudut pandang menitikberatkan pada nilai ilmiah dan intrinsik, edukasi, ekonomi, konservasi dan nilai tambah dari situs geologi dan geomorfologi. Pada kajian ini ada 10 situs geologi dan geomorfologi yaitu Bukit Teletabis, Curug Kanteh, Goa Lauk, Pantai Tanjung Layar, Goa Langir, Pantai Karang Bokor, Pantai Pulo Manuk, Pantai Karang Taraje, Batu Masigit, dan Pedataran Kampung Sawah, yang mempunyai penilaian kelayakan kuantitatif masing-masing 55.67%, 59.83%, 56.17%, 72.00%, 59.50%, 65.00%, 70.00%, 65.00%, 27.00%, dan 36.67%. Situs Pantai Tanjung Layar, dan Pantai Pulo Manuk dapat digunakan sebagai objek wisata, untuk situs Pantai Karang Bokor, Pantai Karang Taraje, Curug Kanteh, Goa Langir, Goa Lauk, dan Bukit Teletabis kelayakannya perlu ditingkatkan lebih lanjut, sedangkan Pedataran Kampung Sawah dan Batu Masigit tidak layak saat sekarang. Perlu adanya peningkatan kelayakan pembangunan sarana dan prasarana penunjang pariwisata di daerah tujuan wisata untuk menciptakan kenyamanan wisatawan. Kata Kunci : bayah, geowisata, situs geologi, situs geomorfologi, kelayakan kuantitatif ABSTRACT The Bayah area and its surroundings have a very interesting geotourism area to be used as an educational or landscape tourism area. The geotourism prospect assessment carried out in the area found several interesting sites to be used as tourist locations by analyzing various points of view emphasizing the scientific and intrinsic, educational, economic, conservation and added value of geosites and geomorphosites. In this research, there are 10 geosites and geomorphosites, namely Teletabis Hill, Kanteh Waterfall, Lauk Cave, Tanjung Layar Beach, Langir Cave, Karang Bokor Beach, Pulo Manuk Beach, Karang Taraje Beach, Batu Masigit, and Pedataran Kampung Sawah, which have a feasibility assessment quantitative respectively 55.67%, 59.83%, 56.17%, 72.00%, 59.50%, 65.00%, 70.00%, 65.00%, 27.00%, and 36.67%. The Tanjung Layar Beach and Pulo Manuk Beach sites can be used as tourist attractions, for the Karang Bokor Beach, Karang Taraje Beach, Kanteh Waterfall, Langir Cave, Lauk Cave and Teletabis Hill sites their feasibility needs to be further improved, while the Pedataran Kampung Sawah and Batu Masigit not worth it now. There is a need to increase the feasibility of developing tourism supporting facilities and infrastructure in tourist destination areas to create tourist comfort. Keywords: bayah, geotourism, geosite, geomorphosite, quantitative assessment
PENDAMPINGAN TEKNIS MASYARAKAT DESA SIRNAJAYA DALAM MENGHADAPI RISIKO BENCANA TANAH LONGSOR Kamardi, Muhammad Agus; Adhitia, Iit; Prakoso, Wahyu Gendam; Marwanza, Irfan; Karmadi, Muhammad Agus; Hadi, Singgih Irianto Trisilo; Solihin
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMIN) Vol 5 No 1 (2023): JURNAL ABDI MASYARAKAT INDONESIA (JAMIN)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jamin.v5i1.16047

Abstract

The hilly area around Situ Rawa Gede is located in Sirnajaya Village, Sukamakmur District, Bogor Regency, with the existence of Situ Rawa Gede surrounded by hills extending from the south to the northwest. Landform changes are increasingly visible in the hilly areas around Situ Rawa Gede due to community gardening activities and coffee agro-tourism, and the opening of settlements causes topsoil to peel off, which is detrimental to the physical condition of the soil, can cause erosion and trigger mass movement of soil/rock. It is necessary to arrange land in the hilly area around Situ Rawa Gede to be appropriately organized. A zoning map of the vulnerability of ground motion is needed; from this map, it can be seen which areas have low to high soil vulnerability. Land management is one of them by making terracing which helps increase water infiltration into the soil and limiting surface runoff to minimize the risk of surface water erosion. This PkM activity provides a technical description of the concept of making a soil movement vulnerability zoning map to the community so that they understand the importance of maps of low to high soil vulnerability zones in their area in disaster mitigation efforts and through technical assistance related to the application of bench terraces and garden terraces so that they can be planted with plantation crops as ground cover is also for the safety of the community and visitors to coffee agro-tourism.
PENGARUH MORFOLOGI TERHADAP KETEBALAN NIKEL LATERIT DI BLOK X DAN Y KABUPATEN BUTON TENGAH SULAWESI TENGGARA IQBAL FAHREZA, MUHAMMAD; ADHITIA, IIT; ISMIRALDA, DINTA ANINDY
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 25, No 2 (2024): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik Unpak
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v25i2.11091

Abstract

Daerah penelitian terletak di Desa Wulu, Kecamatan Talaga Raya, Kabupaten Buton Tengah, Provinsi Sulawesi Tenggara tersusun oleh batuan ultramafik dan memiliki bentuk karakteristik morfologi yang kasar, memanjang, dan lurus dengan kemiringan lereng yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk morfologi daerah penelitian dan hubungannya dengan ketebalan zona laterit. Tahapan penelitian terdiri dari studi pustaka, tahap pengambilan data, dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bentuk morfologi di blok X dan Y memiliki bentuk morfologi laterit steep hill, karena memiliki kemiringan lereng ≥20˚ dan berdasarkan hasil korelasi kemiringan lereng dengan data penampang laterit dari hasil pengeboran menunjukkan blok X memiliki kemiringan lereng di lokasi titik bor yaitu miring – curam sehingga laterit di blok X lebih tebal dibandingkan dengan blok Y yang memiliki kemiringan lereng curam – sangat curam. Hal tersebut dipengaruhi oleh limpasan air yang tinggi menyebabkan lapisan laterit di permukaan lebih cepat tererosi dan air tidak terpenetrasi dengan baik di blok Y. Kata Kunci: morfologi, nikel laterit, ultamafik, ketebalan laterit ABSTRACT The study area is located in Wulu Village, Talaga Raya Subdistrict, Central Buton Regency, Southeast Sulawesi Province and is composed of ultramafic rocks and has a characteristic form of morphology that is rough, elongated and straight with a high slope. The purpose of this study was to determine the morphological form of the study area and its relationship with the thickness of the laterite zone. The research stages consist of literature review, data collecting, and data analysis. The results showed that the morphological form in Blocks X and Y has a steep hill laterite morphological form because it has a slope of ≥20˚ and based on the correlation results of slope with laterite cross section data from drilling results, Block X has a slope at the drilling point location that is sloping - steep so that the laterite in Block X is thicker than Block Y which has a steep - very steep slope. This is influenced by high water run-off which causes the laterite layer on the surface to erode faster and water does not penetrate well into block Y. Keywords: morphologi, laterite nickel, ultramafic, laterite thickness
PENILAIAN POTENSI DAN PEMANFAATAN BATUGAMPING DAERAH KLAPANUNGGAL DAN SEKITARNYA ADHITIA, IIT
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 23, No 1 (2022): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v23i1.5610

Abstract

Daerah penelitian sebagai bagian dari Mandala Cekungan Bogor terdapat pelamparan batugamping yang cukup luas sehingga menjadikan daerah ini memiliki potensi sumber daya batugamping yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri semen. Bahan galian batugamping yang tersingkap merupakan bagian dari Formasi Klapanunggal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi secara ekonomis dari keterdapatan bahan galian batugamping, baik mengenai estimasi besarnya sumber daya (resource estimation) bahan galian batugamping daerah penelitian, beserta kualitas sampel yang diperoleh dari singkapan maupun peruntukannya secara ekonomis bagi bahan baku industri semen. Metode perhitungan volume sumber daya bahan galian batugamping menggunakan Metode Penampang dengan Rumus Prismoida, didapatkan hasil perhitungan volume kotor sebesar 104.890.317,12 m³, dan hasil perhitungan volume bersih batugamping sebesar 83.908.065,696 m³ setelah dikurangi faktor koreksi 20% sebesar 20.978.063,424 m3. Dengan berat jenis batugamping     2,3 ton/m3, maka estimasi sumber daya (resource estimation) bahan galian batugamping di daerah penelitian  sebesar  192.988.551,1 ton. Hasil analisis kimia batugamping menggunakan metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) sampel 1,2, dan 3, maka peruntukan batugamping di daerah penelitian memenuhi syarat standar bahan baku untuk pembuatan semen, dan masuk kedalam jenis (tipe) semen portland I, III, IV dan V. Bahan galian batugamping yang dijumpai di daerah penelitian merupakan bagian dari Formasi Klapanunggal  mempunyai kualitas yang baik dan sumber daya yang cukup, sehingga tahap eksplorasi lanjutan perlu dilakukan hingga studi kelayakan untuk mendapatkan cadangan terbukti, sehingga bisa dilakukan produksi dan pemanfaatan yang optimal bagi dunia industri. Kata Kunci : Batugamping , Mandala cekungan bogor,  Metode penampang, metode, Atomic                        Absorption Spectrophotometry
POLA PENYEBARAN DAN PENILAIAN SUMBER DAYA BATUBARA DAERAH GERAMAT DAN SEKITARNYA Adhitia, Iit; Solihin, Solihin; Pamungkas, Helmi Setia Ritma; Irawan, Robin
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 25, No 1 (2024): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v25i1.10215

Abstract

ABSTRAK Daerah penyelidikan berada di area Geramat dan sekitarnya, Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan termasuk bagian dari Cekungan Sumatera Selatan yang diestimasikan mengandung batubara cukup besar dikarenakan cekungan ini disusun oleh litologi yang terendapkan pada lingkungan darat – transisi sebagai bagian Formasi Muara Enim, terdapat formasi lainnya yang berdekatan yaitu Formasi Gumai, Formasi Air Benakat, Formasi Kasai, Andesit, serta Satuan Gunung Api Muda. Pola penyebaran batubara daerah penelitian berarah umum tenggara – barat laut, hal ini di karenakan pola penyebaran batubara didaerah penelitian masih berhubungan dengan hasil proses geologi regional yaitu adanya pola lipatan antiklin dan sinklin serta sesar mendatar sebagai pengendali utama pola penyebaran seam batubara di area penyelidikan, sedangkan estimasi sumberdaya batubara daerah penelitian yaitu 8.900.975,6 ton untuk  sumberdaya tereka, 2.815.829,8 ton untuk sumberdaya tertunjuk, dan 854.850,8 ton untuk sumberdaya terukur, dengan total sumberdaya 12,571,656.1 ton. Batubara di daerah penelitian dijumpai pada bagian selatan  daerah penelitian, dan untuk menentukan prospek atau tidaknya batubara didaerah penelitian harus dilakukan penelitian lebih lanjut, untuk mengetahui ketebalan dan penyebaran berdasarkan data bor, striping rasio, dan analisis kualitas batubara. Kata Kunci : cekungan sumatera selatan, estimasi sumber daya, pola penyebaran  ABSTRACT The investigation area is in the Geramat area and its surroundings, South Merapi District, Lahat Regency, South Sumatra Province, including part of the South Sumatra Basin, which is estimated to contain quite a lot of coal because this basin is composed of lithology deposited in a terrestrial environment - transitional as part of the Muara Enim Formation. Other formations nearby, namely the Gumai Formation, Air Benakat Formation, Kasai Formation, Andesite, and the Young Volcano Unit. The coal distribution pattern in the research area has a general direction of southeast - northwest. This is because the coal distribution pattern in the research area is still related to the results of regional geological processes, namely the presence of anticline and syncline fold patterns and horizontal faults as the main controller of the coal seam distribution pattern in the investigation area. The projected coal resources for the research area are 8,900,975.6 tonnes inferred, 2,815,829.8 tonnes indicated, and 854,850.8 tonnes measured, for a total resource of 12,571,656.1 tonnes. Coal is found in the southern part of the research area, and more research is needed to determine thickness and distribution based on drill data, striping ratio, and coal quality analysis. Keywords: south sumatra basin, resource estimation, distribution patterns