Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

METODE USLE UNTUK MEMPREDIKSI EROSI TANAH DI DAS CILIWUNG KOTA BOGOR, JAWA BARAT FIRMANSYAH, YUDI; PAMUNGKAS, HELMI SETIA RITMA; YOGASWARA, LAILA MARDLOTILLAH
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 24, No 2 (2023): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v24i02.9465

Abstract

Pembangunan wilayah penting dilakukan untuk menopang kegiatan masyarakat di suatu wilayah, sama halnya dengan perkembangan di wilayah DAS Ciliwung yang berada di Kota Bogor.  Pembangunan wilayah DAS Ciliwung tumbuh begitu pesat sehingga fungsinya sebagai daerah konservasi tanah sangat berkurang.  Tingkat bahaya erosi DAS Ciliwung Kota Bogor teridentifikasi seluas 190,10 ha dan terbagi menjadi empat kelas, yaitu ringan, sedang, berat dan sangat berat.  Masing-masing luas kelas TBE, yaitu 0,01 ha , 12,15 ha , 131,95 ha, dan 45,95 ha.  Jumlah sedimentasi pada masing-masing nilai A 0,54 ton/ha/tahun, 25,18 ton/ha/tahun, 57,31 ton/ha/tahun  dan 84,09 ton/ha/tahun.  Lahan yang mengalami erosi tinggi merupakan jenis penggunaan lahan pertanian yang sedang dalam kondisi tidak ditanami atau lahan kosong terlantar.  Perbaikan lahan diarahkan metode vegetatif dan mekanik, dilakukan penanaman pohon dan perbaikan dinding sungai.  Pentingnya aplikasi tanaman penutup tanah untuk mengurangi laju air dipermukaan tanah dan mengurangi sedimentasi. Kata Kunci : USLE , Erosi Tanah  ABSTRACT Regional development is important to support community activities in a region, the same as development in the Ciliwung watershed area in Bogor. Development of the Ciliwung watershed area is growing so rapidly that its function as a land conservation area is greatly reduced. The erosion hazard level for the Ciliwung Watershed in Bogor City has been identified as 190,10 ha and is divided into four classes, light, medium, heavy and very heavy. Each TBE class area is 0,01 ha, 12,15 ha, 131.95 ha, and 45.95 ha. The amount of sedimentation at each value of A is 0,54 tons/ha/year, 25,18 tons/ha/year, 57,31 tons/ha/year and 84,09 tons/ha/year. Land with high erosion is a type of agricultural land use that is not planted or abandoned soil. Land improvements are directed at vegetative and mechanical methods, planting trees and repairing river walls. The importance of applying cover crops to reduce the rate of water on the soil surface and reduce sedimentation. Keywords : USLE , Soil Erosion
REVIEW DAN PEMETAAN LAHAN KRITIS DALAM WILAYAH URBAN Pamungkas, Helmi Setia Ritma; Yogaswara, Laila Mardlotillah; Adhitia, Iit; Karmadi, Muhammad Agus
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 24, No 2 (2023): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v24i02.9396

Abstract

Kota Bogor merupakan salah satu wilayah urban penyangga atau pinggiran kota megapolitan yang terdekat dengan Jakarta yang memiliki keterbatasan ruang. Dampak dari pemanfaatan ruang yang tidak sesuai akan mengakibatkan degradasi lingkungan apalagi lahan dengan kemiringan lereng dari curam sampai sangat curam dimanfaatkan untuk permukiman. Kepadatan penduduk sangat tinggi tentu saja akan menyebabkan ruang-ruang sempadan jalan, sungai, dan situ menjadi ruang terbuka hijau dan biru semakin sulit direalisasikan karena alih fungsi lahan menjadi kawasan terbangun di Kota Bogor terutama di Kecamatan Bogor Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mereview dan pemetaan lahan kritis Bogor Timur dengan menggunakan metode tumpang susun berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor. P.32/Menhut-II/2009. Hasil review dan pemetaan data lahan kritis menunjukkan bahwa Kecamatan Bogor Timur pada tahun 2015, kategori lahan kritis pada Kawasan budidaya pertanian seluas 98,21 ha, kemudian pada tahun 2022 menjadi 37,79 ha. Kategori agak kritis juga menjadi menurun signifikan dari 111,2 ha menjadi 36,59 ha. Kawasan lindung di luar Kawasan hutan memiliki kategori agak kritis seluas 3,2 ha, kritis 3,2 ha, dan sangat kritis 7,99 ha. Akan tetapi pada tahun 2022 dengan banyak sekali perubahan kondisi tutupan lahan maka lahan kritis pada tahun 2022 dengan kategori agak kritis menjadi meningkat menjadi 25,74 ha, kritis menjadi 28,78 ha, dan sangat kritis menjadi 10,77 ha. Lahan-lahan yang tadinya tidak kritis menjadi potensial kritis sebesar 30,53 ha. Kata kunci : Review, Lahan Kritis, Wilayah Urban
RIVIEW DAN INVENTARISASI LAHAN KRITIS TANAH SAREAL KOTA BOGOR Pamungkas, Helmi Setia Ritma; Syahrulyati, Teti; Manfiqri, Muhamad Dio; Yogaswara, Laila Mardlotillah; Halimatusyadiah, Siti
JURNAL TEKNIK GEOLOGI : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 8, No 1 (2025): Jurnal Teknik Geologi : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Publisher : Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtgeo.v8i1.20882

Abstract

Bagi wilayah perkotaan, lahan pertanian yang subur dan potensial menjadi langka. Alih fungsi lahan menjadi perhatian besar bagi pemerintah, karena banyak lahan pertanian dikonversi menjadi lahan permukiman dan berpotensi kritis. Kota Bogor memiliki pola tata ruang sebagian besar diperuntukkan untuk wilayah permukiman kepadatan rendah-tinggi termasuk diantaranya adalah Kecamatan Tanah Sareal, sehingga perlu identifikasi lahan kritis setiap lima tahun sekali. Tujuan dari penelitian ini adalah mereview data lahan kritis Kecamatan Tanah Sareal tahun 2016 serta inventarisasi data lahan kritis. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (Dirjen PDASHL) Nomor P.3/PDASHL/SET/KUM.1/7/2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa review pada 2016 terdapat luas lahan kritis tahun 2013 dengan metode SK Dirjen RRL No.41/Kpts/V/1998, lahan kritis Kecamatan Tanah Sareal dengan kategori kritis seluas 22,13 ha, agak kritis 6,43 ha, dan potensi kritis 6,74 ha dan hasil inventarisasi lahan kritis 2016, dengan metode Permenhut No. 32 tahun 2009, lahan kritis justru mengalami peningkatan yang signifikan. Luas lahan kritis di Kecamatan Tanah Sareal diklasifikasikan 2 kategori yaitu lahan kritis di luar kawasan hutan dengan kategori kritis 0,01 ha dan sangat kritis 27,37 ha, sedangkan lahan kritis di kawasan budidaya lahan pertanian memiliki lahan agak kritis dengan luas 277,29 ha, kritis 17,77 ha, dan sangat kritis 69,70 ha. Hasil inventarisasi 2023 dengan metode Peraturan Dirjen PDASHL Nomor P.3/PDASHL/SET/KUM.1/7/2018, terpetakan luas lahan kritis pada berada pada kategori luar kawasan hutan, dengan kategori kritis 0,13 ha, agak kritis 32,01 ha, potensi kritis 18,12 ha, dan tidak kritis 318,64 ha.