Studi ini meneliti peran pragmatik dalam membangun makna dalam komunikasi sehari-hari. Pragmatik, cabang linguistik yang berfokus pada bagaimana konteks memengaruhi penafsiran makna, melampaui makna harfiah kata-kata untuk mengungkap bagaimana individu memahami maksud, makna tersirat, dan isyarat sosial. Dengan menerapkan teori implikatur, praanggapan, dan deiksis, analisis ini menyelidiki bagaimana individu berkomunikasi secara eksplisit dan implisit dalam interaksi sehari-hari. Data untuk studi ini dikumpulkan melalui pengamatan naturalistik percakapan dalam berbagai latar, termasuk lingkungan kasual, profesional, dan publik. Temuan tersebut mengungkapkan bahwa pragmatik memainkan peran penting dalam menciptakan koherensi dan saling pengertian antara pembicara, sering kali membimbing pendengar dalam menafsirkan makna berdasarkan konteks, latar belakang budaya, dan dinamika relasional. Selain itu, studi ini menyoroti bagaimana strategi komunikatif seperti tindak tutur tidak langsung dan kesopanan membentuk interaksi, terutama dalam mengelola hubungan sosial dan menjaga keharmonisan. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pragmatik dalam pemahaman bahasa, yang menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif bergantung pada kemampuan untuk menavigasi makna yang mendasarinya, harapan sosial, dan faktor kontekstual. Melalui pemeriksaan mendalam terhadap dialog sehari-hari, penelitian ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana bahasa berfungsi secara pragmatis, menawarkan wawasan yang relevan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi di berbagai lingkungan. Dengan menjembatani kesenjangan antara teori linguistik dan aplikasi praktis, penelitian ini memberikan kerangka kerja yang berharga untuk memeriksa komunikasi dalam konteks di mana makna bersama sangat penting untuk interaksi pribadi, sosial, dan profesional.