Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kajian Terjemahan Takarir Verdictives Dengan Pendekatan Multi Semiotika Sulistyo, Chendy; Felayati, Safrina
SPHOTA: Jurnal Linguistik dan Sastra Vol. 15 No. 1 (2023): SPHOTA: Jurnal Linguistik dan Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa Asing (FBA) Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.411 KB) | DOI: 10.36733/sphota.v15i1.5964

Abstract

A film has a complex narrative and relates to coherence between the caption (a lingual unit) and moving images (a visual context). A narrative approach is needed in analyzing the film to see the context of the situation when the caption appears in the scene. This is a consideration in making captions so that the translation is acceptable and not literal. The subtitle of this film is studied by looking at the illocution speech acts that are present without consideration in the narrative and audio-visual interplay that plays in it. There have been a lot of research on film subtitles before, but only focused on the linguistic unit. Some of them have tried to see the speech act in film subtitles. The studies that have been carried out have not considered the audio-visual element when the caption appears so that it only sees it as a linguistic unit and only sees the environment linguistically. One form of speech act that appears in the film caption F.R.I.E.N.D.S is the illocution speech act. According to Anggraeni & Sari (2021:213) illocution speech acts are speech acts that aim to state something or also called The Act of Saying Something. The problems studied in this study are; 1) how are the subtitles translated in the F.R.I.E.N.D.S film, 2) how are the subtitles translated in the F.R.I.E.N.D.S film with time constraints. Based on the data analysis that has been carried out, it can be concluded that illocution speech acts are also included in the film's caption but have not considered the visual context. In the film, the role of characters and narrative theory becomes important to be able to express illocution speech acts in conveying their speech
Language Corner : Solusi Cerdas untuk Pelayanan yang Lebih Baik terhadap Wisman di Desa Wisata Melung Sulistyo, Chendy; Stovia, Anggita; Tazkiyah, Destyanisa
Journal of Sharia Tourism and Hospitality Vol. 2 No. 2 (2024): Journal of Sharia Tourism and Hospitality
Publisher : Department of Sharia Tourism, Faculty of Islamic Economics and Business UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70095/jetour.v2i2.74

Abstract

Salah satu upaya peningkatan pelayanan oleh pihak desa wisata Melung adalah dengan membuat pojok bahasa asing yang dapat digunakan oleh sumber daya masyarakat (SDM) setempat dan pelaku wisata serta wisatawan asing. Permasalahan yang dihadapi oleh pihak desa melung adalah keterbatasan SDM dalam kompetensi bahasa asing dan pengembangan desa wisata. Oleh sebab itu, diperlukan adanya pojok bahasa asing yang dapat diakses oleh SDM setempat dan wisatawwan asing dalam mengembangkan wisata desa. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah: a) Memberikan fasilitas pojok bahasa asing di bidang pariwisata; b) Meningkatkan pelayanan di desa wisata Melung dalam mengembangkan desa wisata. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah dengan memberikan pendampingan pendirian pojok bahasa asing di bidang pariwisata yang dapat diakses oleh SDM setempat dan wisatawan asing. Pengukuran dilakukan dengan tanya jawab dengan menggunakan guideline yang dilakukan di awal sebagai analisa situasi dan di bagian akhir sebagai evaluasi.
Optimalisasi SDM Sebagai Upaya Peningkatan Kapasistas Dan Kualitas Desa Wisata Melung Sulistyo, Chendy; Arifiani Felayati, Safrina; Kurniawan, Eko
Humanism : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 1 (2025): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu destinasi tujuan wisata (DTW) di Banyumas adalah desa wisata Melung. Desa wisata Melung berada di daerah Kedungbanteng, Banyumas. Potensi yang dimiliki oleh desa wisata Melung adalah keindahan alam persawahan dan hasil budi daya kopi yang masih dibuat dengan cara tradisional. Salah satu upaya yang dikembangkan oleh pihak desa adalah dengan memberikan pelatihan kepariwisataan kepada sumber daya masyarakat (SDM) setempat dan pelaku wisata. Hal tersebut sebagai upaya desa dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas desa melung sebagai desa wisata. Permasalahan yang dihadapi oleh pihak desa melung adalah keterbatasan SDM dalam kompetensi bahasa asing dan pengembangan desa wisata. Oleh sebab itu, diperlukan adanya pelatihan bahasa asing dan pemanduan dalam mengembangkan wisata desa. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah: a) Memberikan pelatihan bahasa asing dasar di bidang pariwisata; b) Meningkatkan kemampuan dan pemahaman SDM dalam mengembangkan desa wisata. Metode yang digunakan dalam kegiatan pelatihan ini adalah dengan memberikan pelatihan intensif berbahasa asing di bidang pariwisata sebagai pemandu wisata profesional. Pengukuran dilakukan dengan cara tanya jawab dengan menggunakan guideline yang dilakukan di awal sebagai analisa situasi dan di bagian akhir sebagai evaluasi.
Perangkap dan paradoks mitos kecantikan dalam narasi komik One Piece karya Eichiro Oda: Feminisme Naomi Wolf Felayati, Safrina Arifiani; Sentana, Yuli Mahmudah; Sulistyo, Chendy
SULUK : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol. 5 No. 1 (2023): Maret
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/suluk.2023.5.1.20-39

Abstract

Mitos tentang kecantikan mengukuhkan perempuan sebagai representasi dari keintiman, seksualitas, dan kehidupan sendiri. Naomi Wolf menyebutkan mitos purba tersebut didengungkan dalam peradaban manusia sejak zaman dahulu. Produk-produk kecantikan yang menjamur menunjukan bagaimana kuatnya hegemoni mitos tersebut memengaruhi kehidupan manusia. Tak hanya produk kecantikan tetapi sampai pada ilmu dan kesenian telah lekat dengan mitos kecantikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan narasi mengenai mitos kecantikan pada tokoh perempuan (Nami) dalam serial komik One Piece karya Eichiro Oda. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatis dengan analisis menggunakan teori mitos kecantikan Naomi Wolf. Hasil penelitian menunjukan bahwa masih kental terdapat mitos kecantikan dalam komik One Piece (khususnya serial 1). Tokoh perempuan dalam komik selalu digambarkan bertubuh sempurna, khususnya Nami—berwajah cantik, dada besar menonjol, pinggang kecil, kaki jenjang. Namun secara paradoksal, di balik tubuh ideal seorang perempuan tersebut ternyata berdiam sifat iblis, sifat jahat seperti licik, serakah dan kejam. Mitos kecantikan ini kental menjadikan perempuan sebagai objek yang menarik sasaran pembaca komik yang notabene maskulin. Hal ini sangat berbeda dengan gambaran maskulinitas, dalam komik kaum adam seolah diperbolehkan bermuka hiu atau berbadan panda.