Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pelatihan Mengenai Standar Mutu Kain Mori dan Cacat Kain di IKM Aleyya Batik Rumiyati, Valentina Sri Pertiwi; Putranto, Adhy Prastyo Eko; Wijayono, Andrian
Abdi Dharma Vol. 5 No. 1 (2025): Abdi Dharma: Transformasi Digital dan Dampaknya, Optimalisasi Digital Marketing
Publisher : LP3kM Universitas Buddhi Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31253/ad.v5i1.3548

Abstract

Meningkatkan kualitas produk bertujuan untuk memastikan kepuasan konsumen tetap terjaga. Hal ini menjadi salah satu sasaran utama bagi setiap perusahaan. Beragam jenis, mutu, dan bentuk produk yang dihasilkan dirancang untuk menarik minat konsumen, sehingga mendorong mereka untuk membeli produk tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu mampu menciptakan produk dengan spesifikasi dan kualitas yang optimal. Produk berkualitas tinggi mencerminkan kesuksesan perusahaan dalam memenuhi ekspektasi konsumen, yang pada akhirnya akan memperkuat citra positif perusahaan. Aleyya-Batik adalah salah satu IKM yang memproduksi batik yang berlokasi di Desa Tancep, Kapenewon, Kec. Ngawen, Kab. Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di IKM Aleyya Batik, permasalahan terjadi karena pemahaman mengenai mengenai mutu bahan baku kain mori dan cacat kain masih sangat terbatas pada proses produksi batik di IKM Aleyya Batik. Dengan memperkuat pemahaman mengenai mutu bahan baku kain mori dan cacat kain, sehingga Aleyya Batik dapat meningkatkan kualitas produknya. Program pengabdian masyarakat ini memiliki tujuan untuk memperkuat kemampuan IKM untuk memilih bahan baku kain yang berkualitas melalui pelatihan mengenai standar mutu kain mori dan cacat kain. Disamping itu, pengetahuan mengenai spesifikasi mutu kain berupa konstruksi kain juga dapat memperkaya pengetahuan Aleyya Batik dalam melakukan pemilihan bahan. Kegiatan PKM ini terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Pelatihan telah diberikan kepada karyawan IKM Aleyya Batik yang secara langsung menangani proses produksi kain batik. Hasil umpan balik memperlihatkan bahwa kegiatan pendampingan yang telah dilaksanakan memberikan dampak positif di IKM Aleyya Batik, terutama dalam perubahan dalam cara kerja yang lebih efektif dalam pemilihan bahan baku yang lebih berkualitas.
STUDI PENGARUH TETAL BENANG PAKAN DAN NOMOR BENANG PAKAN TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU KEKUATAN SELIP JAHITAN KAIN DENIM KAPAS 100% Rumiyati, Valentina Sri Pertiwi; Putranto, Adhy Prastyo Eko; Wijayono, Andrian
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v5i2.4682

Abstract

The purpose of this study was to determine the type of weft yarn count and weft yarn density that can be used to make denim fabric with quality that meets SNI 0560:2008 standards in terms of its seam slip strength properties. The yarn materials used in this study were Open-end Ne 16 yarn as the warp and three types of weft yarn: Open-end Ne 9, Open-end Ne 11, and Open-end Ne 13 yarn as the weft yarn. There were three variations of weft yarn density used in this study: 46 ends per inch, 50 ends per inch, and 54 ends per inch. In this study, the Rapier Picanol machine was used at the AK-Tekstil Solo Weaving Workshop to make denim fabric with a 2/1 twill weave construction. The slip strength properties of each sample produced in this study were tested using the SNI 13936-1:2010 standard (Textiles - Test method for slip resistance of yarn in woven fabric seams - Part 1: Fixed seam opening method) at the AK-Textile Solo Fabric Evaluation Laboratory. The results of the slip strength test of each sample were evaluated and compared with the quality requirements for the slip strength of denim fabric according to SNI 0560:2008. In this study, it was found that all variations of denim fabric construction that had been made could meet the quality requirements for the slip strength of seams according to SNI 0560:2008. The results showed that the higher the weft yarn number in a denim fabric construction, the higher the slip strength of the denim fabric. The effect of weft yarn density on the slip strength of seams was also found in this study. The higher the weft yarn density in a denim fabric construction, the higher the slip strength of the seams obtained. ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis nomor benang pakan dan tetal benang pakan yang dapat digunakan untuk membuat kain denim dengan mutu yang memenuhi standar SNI 0560:2008 ditinjau dari sifat kekuatan selip jahitannya. Bahan benang yang digunakan pada penelitian ini yaitu benang Open-end Ne 16 sebagai lusi, serta tiga jenis benang Open-end Ne 9, Open-end Ne 11 dan Open-end Ne 13 sebagai benang pakan. Terdapat tiga variasi tetal benang pakan yang digunakan pada penelitian ini, yaitu 46 helai per inci, 50 helai per inci dan 54 helai per inci. Pada penelitian ini telah digunakan mesin Rapier Picanol di Workshop Pertenunan AK-Tekstil Solo untuk membuat kain denim dengan anyaman twill 2/1. Sifat kekuatan selip jahitan dari setiap sampel yang dihasilkan pada penelitian ini diuji dengan menggunakan standar SNI 13936-1:2010 (Tekstil – Cara uji ketahanan selip benang pada jahitan kain tenun – Bagian 1: Metoda bukaan jahitan tetap) di Laboratorium Evaluasi Kain AK-Tekstil Solo. Hasil uji kekuatan selip jahitan dari setiap sampel dievaluasi dan dibandingkan dengan syarat mutu kekuatan selip jahitan kain denim sesuai SNI 0560:2008. Pada penelitian ini telah ditemukan bahwa seluruh variasi konstruksi kain denim yang telah dibuat dapat memenuhi syarat mutu kekuatan selip jahitan sesuai dengan SNI 0560:2008. Hasil menunjukan bahwa semakin besar nomor benang pakan pada sebuah konstruksi kain denim, maka semakin besar kekuatan selip jahitan kain denim tersebut. Pengaruh tetal benang pakan terhadap kekuatan selip jahitan juga telah ditemukan pada penelitian ini. Semakin besar tetal benang pakan pada sebuah konstruksi kain denim, maka semakin besar pula kekuatan selip jahitan yang diperoleh.
Penanganan Putus Benang Tinggi pada Proses Warping di PT KSM Putranto, Adhy Prastyo Eko
Jurnal Tekstil Vol 4 No 1 (2021): Vol 4 No 1 Juli 2021
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v4i1.12

Abstract

Dalam proses warping di PT Kusuma Sandang Mekarjaya (KSM), ditemukan masalah yang cukup dominan yaitu putus benang tinggi saat proses penarikan dari creel ke beam warping. Tujuan dari poses warping adalah untuk memindahkan gulungan dari cones pada creel ke beam warping secara sejajar kemudian di proses ke proses sizing. Putus benang tinggi disebabkan oleh beberapa faktor, dengan faktor dominan yaitu yaitu spieser lepas (93x). Setelah proses perbaikan melalui analisis diagram fishbone, maka jumlah putus benang tinggi tersebut dapat berkurang jumlahnya (21x). Tingkat warping breaknya turun dari 11,4 menjadi 7,7.
Analisis Perbandingan Mutu Produksi Kain Tenun dari Work Order dengan Kesamaan Konstruksi Putranto, Adhy Prastyo Eko; Antary, Grivonica Hokky
Jurnal Tekstil Vol 5 No 1 (2022): Vol 5 No 1 Juni 2022
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v5i1.20

Abstract

Penelitian ini berupa pengamatan terhadap produksi dua work order (pesanan konsumen) yang masuk ke PT Sekarlima Pratama dengan konstruksi benang rayon yang sama. Tahap produksi yang menjadi objek pengamatan adalah proses warping, sizing, loom dan folding. Parameter akhir pengamatan adalah persentase cacat kain yang dihasilkan dari kedua pesanan konsumen tersebut. Hasilnya, pesanan konsumen dengan nomor benang (Ne) real 30 mempunyai persentase cacat kain yang lebih sedikit dibandingkan dengan pesanan konsumen dengan nomor benang (Ne) real 29 yaitu 1,32% dibandingkan dengan 2,04%. Dari beragam faktor yang dapat menjadi penyebab cacat produksi, perbedaan mutu bahan mentah dapat menjadi penyebab utama perbedaan mutu produk akhir.
Identifikasi Konstruksi dan Kualitas Kain Mori Sebagai Bahan Baku Pembuatan Batik Rumiyati, Valentina Sri Pertiwi; Putranto, Adhy Prastyo Eko; Amar, Amar; Nazar, Yunus; Oktaviani, Bintan
Jurnal Tekstil Vol 5 No 1 (2022): Vol 5 No 1 Juni 2022
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v5i1.21

Abstract

Penelitian berjudul Identifikasi Konstruksi dan Kualitas Kain Mori sebagai Bahan Baku Pembuatan Batik dilakukan karena adanya permasalahan yang timbul di home industri batik antara lain belum mengetahui jenis konstruksi kain mori dan kualitasnya yang paling sesuai untuk membuat produk batik yang berkualitas, oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan identifikasi konstruksi dan kualitas kain mori yang biasa digunakan di home industry batik. Tujuan penelitian adalah mengetahui konstruksi dan kualitas kain mori yang digunakan di home industri dan setelah diketahui konstruksi dan kualitasnya. maka para pengusaha batik mampu memilih kain mori yang berkualitas. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode experiment yaitu membandingkan hasil uji kain mori yang digunakan sebagai bahan untuk batik yang diambil dari tujuh home industry di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan SNI 08-0281-2004, Kain Mori Prima dan SNI 08-0280-2004, Kain Mori Primisima. Penelitian dilaksanakan di AK Tekstil Solo yaitu di Laboratorium pengujian. Parameter yang diuji adalah konstruksi (nomor benang dan anyaman) dan sifat fisik (lebar kain, berat kain per m2, kekuatan tarik/2,5 mm arah lusi dan pakan, serta kekuatan sobek arah lusi dan pakan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel B dan D memenuhi persyaratan SNI 08-0281-2014, Kain Mori Prima kelas 1. Sampel A dan C memenuhi persyaratan SNI 08-0281-2014, Kain Mori Prima kelas 2 kecuali untuk parameter berat kain, Sampel E memenuhi persyaratan SNI 08-0281-2014, Kain Mori Prima kelas 2 kecuali untuk parameter kekuatan Tarik arah pakan. Sampel F memenuhi persyaratan SNI 08-0280-2014, Kain Mori Primisima kelas 2 kecuali parameter lebar kain, nomor benang (Ne) benang lusi, dan kekuatan Tarik arah pakan. Sampel G memenuhi persayaratan SNI 08-0281-2014, Kain Mori Prima kelas 2 kecuali parameter berat kain, nomor benang (Ne) lusi dan pakan.
Penanganan Benang Lusi Lengket pada Mesin Sizing Baba Sangyo Kikai C.12 (Studi Kasus di PC GKBI Medari) Putranto, Adhy Prastyo Eko
Jurnal Tekstil Vol 3 No 1 (2020): Vol 3 No 1 Juli 2020
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v3i1.27

Abstract

Mutu benang produksi yang baik akan menentukan keberhasilan proses produksi pertenunan. Di PC GKBI Medari Sleman, masih terdapat cacat benang produksi yaitu benang lusi yang mengakibatkan benang tersebut tidak bisa terlibat dalam proses produksi secara maksimal. Benang lusi tersebut mengalami beberapa keadaan seperti gembos, lolos muncul, lengket, lengket 2 helai, terjepit, rantas dan mengalami crossing. Kasus benang lengket mendominasi dengan jumlah 45% dari jumlah permasalahan cacat benang yang ada. Tindakan levelling squeezing roll yang diambil dengan mengatur tekanan angin (pada bagian awal yaitu 3,5 – 4 kg/cm2, dan pada bagian finish 4 – 5 kg/cm2), dan mengatur hardness agar tetap di atas standar (60-70 shore) berhasil menurunkan jumlah benang lusi lengket tersebut.
Pengaruh Tetal Kain Mori terhadap Penyerapan Zat Warna pada Proses Pembuatan Motif Batik dengan Teknik Pencapan Rumiyati, Valentina Sri Pertiwi; Putranto, Adhy Prastyo Eko; Amar, Amar; Nazar, Yunus; Oktaviani, Bintan
Jurnal Tekstil Vol 6 No 2 (2023): Vol 6 No 2 Desember 2023
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v6i1.51

Abstract

Kain mori adalah kain tenun kapas yang memiliki anyaman polos, tetal rapat, sudah diputihkan dan tanpa atau diberi penyempurnaan kanji, digunakan untuk bahan batik. Kain mori yang tersedia di industri tidak sesuai dengan harapan khususnya dalam hal zat warna yang terserap pada kain. Penelitian  dilakukan untuk mengetahui pengaruh tetal kain mori terhadap  penyerapan zat  warna pada proses pembuatan motif batik cap dengan teknik pencapan. Penelitian menggunakan metode experiment, sampel kain diambil di Industri Kain Tenun DIY sebanyak tiga sampel   yaitu KM 125, KM 309, KM 2243. Masing-masing sampel diperlakukan sama yaitu kain mori diproses menjadi kain motif batik dengan teknik pencapan. Proses pencelupan dikerjakan dalam media air tanah,  menggunakan pewarna naftol 3 g/l, soda kostik (NaOH teknis dalam bentuk bubuk) 1,5 g/l dan garam naftol 9 g/l. Air yang dibutuhkan untuk proses pewarnaan 3,5 l/lembar kain mori dengan panjang 2,5 m lebar 1,20 m. Kain motif batik dengan teknik pencapan, diuji ketuaan warna dan tahan luntur zat warna terhadap pencucian sabun, dinilai dengan perubahan warna menggunakan grey scale, dan penodaan menggunakan staining scale, mengacu SNI-ISO-7211:2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tetal kain yang berbeda berpengaruh terhadap penyerapan zat warna ke dalam kain motif batik dengan teknik pencapan, Semakin tinggi tetal kain, kerapatan semakin tinggi dan semakin banyak menyerap zat warna yang menjadikan warna kain semakin tua/gelap. Kain mori KM 309 dan KM 125 mempunyai warna sangat tua sedangkan KM 2243 mempunyai  warna tua. Tetal kain tidak berpengaruh terhadap ketahanan luntur zat warna terhadap pencucian.
Penanganan Cacat Kain Tidak Teranyam (Netting) pada Mesin Tenun Shuttle di PT SSIL Putranto, Adhy Prastyo Eko
Jurnal Tekstil Vol 1 No 1 (2018): Vol 1 No 1 Juli 2018
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT SSIL mempunyai 4 divisi diantaranya Printing (Dying), Finishing, Printing Flat, serta Weaving (pertenunan). Weaving merupakan unit kerja yang membuat benang menjadi kain mentah atau bisa disebut sebagai proses petenunan kain (Weaving). Bagian pengendalian kualitas berusaha menekan jumlah produk yang rusak, menjaga agar produk akhir yang di hasilkan sesuai dengan standart kualitas perusahaan dan menghindari lolosnya produk rusak ketangan konsumen secara intensif dan terus menerus. Produk kain grey yang diproduksi masih banyak sekali terjadi cacat produk seperti : pakan renggang, pakan rapat, pakan double dan netting (tidak teranyam). Jika terjadi cacat kain tidak teranyam (netting) cara memperbaikinya yaitu pemberes akan berupaya untuk memperbaiki dengan cara dedel kain yang baik hingga netting bisa di dedel, kemudian maintenance akan berupaya memperbaiki terjadinya cacat.