Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pelatihan Mengenai Standar Mutu Kain Mori dan Cacat Kain di IKM Aleyya Batik Rumiyati, Valentina Sri Pertiwi; Putranto, Adhy Prastyo Eko; Wijayono, Andrian
Abdi Dharma Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Abdi Dharma (Jurnal Pengabdian Masyarakat)
Publisher : LP3kM Universitas Buddhi Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31253/ad.v5i1.3548

Abstract

Meningkatkan kualitas produk bertujuan untuk memastikan kepuasan konsumen tetap terjaga. Hal ini menjadi salah satu sasaran utama bagi setiap perusahaan. Beragam jenis, mutu, dan bentuk produk yang dihasilkan dirancang untuk menarik minat konsumen, sehingga mendorong mereka untuk membeli produk tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu mampu menciptakan produk dengan spesifikasi dan kualitas yang optimal. Produk berkualitas tinggi mencerminkan kesuksesan perusahaan dalam memenuhi ekspektasi konsumen, yang pada akhirnya akan memperkuat citra positif perusahaan. Aleyya-Batik adalah salah satu IKM yang memproduksi batik yang berlokasi di Desa Tancep, Kapenewon, Kec. Ngawen, Kab. Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di IKM Aleyya Batik, permasalahan terjadi karena pemahaman mengenai mengenai mutu bahan baku kain mori dan cacat kain masih sangat terbatas pada proses produksi batik di IKM Aleyya Batik. Dengan memperkuat pemahaman mengenai mutu bahan baku kain mori dan cacat kain, sehingga Aleyya Batik dapat meningkatkan kualitas produknya. Program pengabdian masyarakat ini memiliki tujuan untuk memperkuat kemampuan IKM untuk memilih bahan baku kain yang berkualitas melalui pelatihan mengenai standar mutu kain mori dan cacat kain. Disamping itu, pengetahuan mengenai spesifikasi mutu kain berupa konstruksi kain juga dapat memperkaya pengetahuan Aleyya Batik dalam melakukan pemilihan bahan. Kegiatan PKM ini terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Pelatihan telah diberikan kepada karyawan IKM Aleyya Batik yang secara langsung menangani proses produksi kain batik. Hasil umpan balik memperlihatkan bahwa kegiatan pendampingan yang telah dilaksanakan memberikan dampak positif di IKM Aleyya Batik, terutama dalam perubahan dalam cara kerja yang lebih efektif dalam pemilihan bahan baku yang lebih berkualitas.
STUDI PENGARUH TETAL BENANG PAKAN DAN NOMOR BENANG PAKAN TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU KEKUATAN SELIP JAHITAN KAIN DENIM KAPAS 100% Rumiyati, Valentina Sri Pertiwi; Putranto, Adhy Prastyo Eko; Wijayono, Andrian
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v5i2.4682

Abstract

The purpose of this study was to determine the type of weft yarn count and weft yarn density that can be used to make denim fabric with quality that meets SNI 0560:2008 standards in terms of its seam slip strength properties. The yarn materials used in this study were Open-end Ne 16 yarn as the warp and three types of weft yarn: Open-end Ne 9, Open-end Ne 11, and Open-end Ne 13 yarn as the weft yarn. There were three variations of weft yarn density used in this study: 46 ends per inch, 50 ends per inch, and 54 ends per inch. In this study, the Rapier Picanol machine was used at the AK-Tekstil Solo Weaving Workshop to make denim fabric with a 2/1 twill weave construction. The slip strength properties of each sample produced in this study were tested using the SNI 13936-1:2010 standard (Textiles - Test method for slip resistance of yarn in woven fabric seams - Part 1: Fixed seam opening method) at the AK-Textile Solo Fabric Evaluation Laboratory. The results of the slip strength test of each sample were evaluated and compared with the quality requirements for the slip strength of denim fabric according to SNI 0560:2008. In this study, it was found that all variations of denim fabric construction that had been made could meet the quality requirements for the slip strength of seams according to SNI 0560:2008. The results showed that the higher the weft yarn number in a denim fabric construction, the higher the slip strength of the denim fabric. The effect of weft yarn density on the slip strength of seams was also found in this study. The higher the weft yarn density in a denim fabric construction, the higher the slip strength of the seams obtained. ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis nomor benang pakan dan tetal benang pakan yang dapat digunakan untuk membuat kain denim dengan mutu yang memenuhi standar SNI 0560:2008 ditinjau dari sifat kekuatan selip jahitannya. Bahan benang yang digunakan pada penelitian ini yaitu benang Open-end Ne 16 sebagai lusi, serta tiga jenis benang Open-end Ne 9, Open-end Ne 11 dan Open-end Ne 13 sebagai benang pakan. Terdapat tiga variasi tetal benang pakan yang digunakan pada penelitian ini, yaitu 46 helai per inci, 50 helai per inci dan 54 helai per inci. Pada penelitian ini telah digunakan mesin Rapier Picanol di Workshop Pertenunan AK-Tekstil Solo untuk membuat kain denim dengan anyaman twill 2/1. Sifat kekuatan selip jahitan dari setiap sampel yang dihasilkan pada penelitian ini diuji dengan menggunakan standar SNI 13936-1:2010 (Tekstil – Cara uji ketahanan selip benang pada jahitan kain tenun – Bagian 1: Metoda bukaan jahitan tetap) di Laboratorium Evaluasi Kain AK-Tekstil Solo. Hasil uji kekuatan selip jahitan dari setiap sampel dievaluasi dan dibandingkan dengan syarat mutu kekuatan selip jahitan kain denim sesuai SNI 0560:2008. Pada penelitian ini telah ditemukan bahwa seluruh variasi konstruksi kain denim yang telah dibuat dapat memenuhi syarat mutu kekuatan selip jahitan sesuai dengan SNI 0560:2008. Hasil menunjukan bahwa semakin besar nomor benang pakan pada sebuah konstruksi kain denim, maka semakin besar kekuatan selip jahitan kain denim tersebut. Pengaruh tetal benang pakan terhadap kekuatan selip jahitan juga telah ditemukan pada penelitian ini. Semakin besar tetal benang pakan pada sebuah konstruksi kain denim, maka semakin besar pula kekuatan selip jahitan yang diperoleh.
Upaya Peningkatan Efisiensi Proses Produksi Mesin Tenun Air Jet Loom Toyota 600 Rumiyati, Valentina Sri Pertiwi; Rosyadi, Hefni; Muslikhah, Khanifatul
Jurnal Tekstil Vol 4 No 1 (2021): Vol 4 No 1 Juli 2021
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v4i1.11

Abstract

Pembuatan kain tenun dilakukan melalui beberapa tahapan proses dan menggunakan berbagai jenis mesin, salah satunya adalah proses pembuatan kain tenun dengan menggunakan mesin tenun Air Jet Loom Toyota 600 yang dimiliki oleh PC GKBI Medari. Mesin tenun Air Jet Loom adalah jenis mesin tenun tanpa teropong (Shuttleless loom) yang menggunakan udara sebagai penyisipan atau peluncuran benang pakan. Produksi PC GKBI berupa greige berbahan rayon dan cotton dengan efisiensi produksi sebesar 66,63 % yang belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 80 %, disebabkan karena adanya masalah di proses sizing namun baru diketahui pada saat proses produksi di mesin loom. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyebab kendala yang tertinggi sebesar 32,1 % disebabkan masalah pinggiran beam jepit saat proses produksi di mesin loom. Upaya meningkatkan efisiensi dilakukan dengan melakukan analisis masalah dmenggunakan diagram fishbone. Faktor yang menyebabkan terjadinya kasus pinggiran beam jepit adalah kecepatan (speed) pada awal gulungan tidak sesuai dengan standard kecepatan yang ditetapkan yaitu speed awal gulungan 0 sampai 100 yard speed 5 sampai 6 yard/menit, satu piece ke atas speed 15 -25 yard/menit, press roll tidak rata dan dudukan press roll tidak lurus, penataan sisir ekspansi yang tidak lurus atau terlalu mepet flange atau jauh dari batas flange beam serta penataan kain lapis yang tidak baik menyebabkan gulungan benang menjadi tidak rata. Beberapa langkah perbaikan telah dilakukan untuk menangani permasalahan pinggiran beam jepit dan perbaikan yang dilakukan dapat menaikan efisiensi proses produksi pada mesin tenun Air Jet Loom Toyota 600 sebesar 9,80 % dibandingkan sebelum perbaikan yaitu dari 66,63 % menjadi 76,43 %. The manufacture of woven fabrics is carried out through several process stages and using various types of machines, one of which is the process of making woven fabrics using the Toyota 600 Air Jet Loom loom owned by PC GKBI Medari. Air Jet Loom weaving machine is a type of weaving machine without binoculars (Shuttleless loom) that uses air as the insertion or launch of the weft yarn. PC GKBI production in the form of greige made of rayon and cotton with a production efficiency of 66.63% which has not reached the set target of 80%, due to problems in the sizing process but only discovered during the production process on the loom machine. Based on the results of the study, it is known that the cause of the highest obstacle at 32.1% is due to the problem of the edge of the clamping beam during the production process on the loom machine. Efforts to improve efficiency are carried out by analyzing the problem using a fishbone diagram. The factor that causes the case of the edge of the clamped beam is the speed (speed) at the beginning of the roll that is not in accordance with the established speed standard, namely the initial speed of the roll 0 to 100 yards, speed 5 to 6 yards/minute, one piece and above speed 15 -25 yards/minute , uneven press roll and misaligned press roll holder, expansion comb arrangement that is not straight or too tight on the flange or far from the flange beam limit and improper arrangement of the lining fabric causes the yarn roll to be uneven. Several improvement steps have been taken to deal with the problems of the clamped beam edge and the improvements made can increase the efficiency of the production process on the Toyota 600 Air Jet Loom weaving machine by 9.80% compared to before the repair, from 66.63% to 76.43%.
Identifikasi Konstruksi dan Kualitas Kain Mori Sebagai Bahan Baku Pembuatan Batik Rumiyati, Valentina Sri Pertiwi; Putranto, Adhy Prastyo Eko; Amar, Amar; Nazar, Yunus; Oktaviani, Bintan
Jurnal Tekstil Vol 5 No 1 (2022): Vol 5 No 1 Juni 2022
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v5i1.21

Abstract

Penelitian berjudul Identifikasi Konstruksi dan Kualitas Kain Mori sebagai Bahan Baku Pembuatan Batik dilakukan karena adanya permasalahan yang timbul di home industri batik antara lain belum mengetahui jenis konstruksi kain mori dan kualitasnya yang paling sesuai untuk membuat produk batik yang berkualitas, oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan identifikasi konstruksi dan kualitas kain mori yang biasa digunakan di home industry batik. Tujuan penelitian adalah mengetahui konstruksi dan kualitas kain mori yang digunakan di home industri dan setelah diketahui konstruksi dan kualitasnya. maka para pengusaha batik mampu memilih kain mori yang berkualitas. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode experiment yaitu membandingkan hasil uji kain mori yang digunakan sebagai bahan untuk batik yang diambil dari tujuh home industry di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan SNI 08-0281-2004, Kain Mori Prima dan SNI 08-0280-2004, Kain Mori Primisima. Penelitian dilaksanakan di AK Tekstil Solo yaitu di Laboratorium pengujian. Parameter yang diuji adalah konstruksi (nomor benang dan anyaman) dan sifat fisik (lebar kain, berat kain per m2, kekuatan tarik/2,5 mm arah lusi dan pakan, serta kekuatan sobek arah lusi dan pakan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel B dan D memenuhi persyaratan SNI 08-0281-2014, Kain Mori Prima kelas 1. Sampel A dan C memenuhi persyaratan SNI 08-0281-2014, Kain Mori Prima kelas 2 kecuali untuk parameter berat kain, Sampel E memenuhi persyaratan SNI 08-0281-2014, Kain Mori Prima kelas 2 kecuali untuk parameter kekuatan Tarik arah pakan. Sampel F memenuhi persyaratan SNI 08-0280-2014, Kain Mori Primisima kelas 2 kecuali parameter lebar kain, nomor benang (Ne) benang lusi, dan kekuatan Tarik arah pakan. Sampel G memenuhi persayaratan SNI 08-0281-2014, Kain Mori Prima kelas 2 kecuali parameter berat kain, nomor benang (Ne) lusi dan pakan.
Analisis Penanganan Banyaknya Limbah Benang Pakan Di Mesin Air Jet Loom Tsudakoma ZA 205 i PT Dan Liris Rumiyati, Valentina Sri Pertiwi; Pakpahan, Pauli Cristy; Hariri, Muhammad
Jurnal Tekstil Vol 3 No 1 (2020): Vol 3 No 1 Juli 2020
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v3i1.26

Abstract

Dan Liris merupakan industri tekstil yang memproduksi benang kain dan garmen. Permasalahan yang dihadapi adalah banyaknya banyaknya limbah benang pakan di mesin Air Jet Loom Tsudakoma ZA 205 i yaitu 2,36 %, jumlah tersebut melebihi dari target yang ditetapkan yaitu sebanyak 2,0 %. dari panjang kain sepanjang 150 meter yang mengacu pada standar potong kain dari inspecting. Jumlah mesin Air Jet Loom Tsudakoma ZA 205 i yang ada di PT. Dan Liris sebanyak 225 unit sehingga mesin tersebut akan berpengaruh terhadap jalannya proses produksi. Penulis melakukan pengamatan limbah benang pakan di Mesin AJL merek Tsudakoma tipe ZA 205 i. dengan mengamati pada panjang kain sepanjang 150 meter yang mengacu pada standar potong kain dari inspecting. Berdasarkan hasil pengamatan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap banyaknya limbah benang pakan adalah faktor mesin, SDM, metode, bahan baku dan faktor lingkungan. Upaya penanganan dari masing-masing faktor telah direncanakan namun berdasarkan rencana yang ditetapkan baru satu penanganan yang dilakukan yaitu menangani faktor metode dengan cara melakukan retraning untuk personil yang bertanggung jawab dan melakukan setting mesin sesuai SOP. Banyaknya limbah kain pakan setelah dilakukan penanganan mengalami penurununan dari 2,36 % menjadi 2,21%
Pengaruh Tetal Kain Mori terhadap Penyerapan Zat Warna pada Proses Pembuatan Motif Batik dengan Teknik Pencapan Rumiyati, Valentina Sri Pertiwi; Putranto, Adhy Prastyo Eko; Amar, Amar; Nazar, Yunus; Oktaviani, Bintan
Jurnal Tekstil Vol 6 No 2 (2023): Vol 6 No 2 Desember 2023
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v6i1.51

Abstract

Kain mori adalah kain tenun kapas yang memiliki anyaman polos, tetal rapat, sudah diputihkan dan tanpa atau diberi penyempurnaan kanji, digunakan untuk bahan batik. Kain mori yang tersedia di industri tidak sesuai dengan harapan khususnya dalam hal zat warna yang terserap pada kain. Penelitian  dilakukan untuk mengetahui pengaruh tetal kain mori terhadap  penyerapan zat  warna pada proses pembuatan motif batik cap dengan teknik pencapan. Penelitian menggunakan metode experiment, sampel kain diambil di Industri Kain Tenun DIY sebanyak tiga sampel   yaitu KM 125, KM 309, KM 2243. Masing-masing sampel diperlakukan sama yaitu kain mori diproses menjadi kain motif batik dengan teknik pencapan. Proses pencelupan dikerjakan dalam media air tanah,  menggunakan pewarna naftol 3 g/l, soda kostik (NaOH teknis dalam bentuk bubuk) 1,5 g/l dan garam naftol 9 g/l. Air yang dibutuhkan untuk proses pewarnaan 3,5 l/lembar kain mori dengan panjang 2,5 m lebar 1,20 m. Kain motif batik dengan teknik pencapan, diuji ketuaan warna dan tahan luntur zat warna terhadap pencucian sabun, dinilai dengan perubahan warna menggunakan grey scale, dan penodaan menggunakan staining scale, mengacu SNI-ISO-7211:2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tetal kain yang berbeda berpengaruh terhadap penyerapan zat warna ke dalam kain motif batik dengan teknik pencapan, Semakin tinggi tetal kain, kerapatan semakin tinggi dan semakin banyak menyerap zat warna yang menjadikan warna kain semakin tua/gelap. Kain mori KM 309 dan KM 125 mempunyai warna sangat tua sedangkan KM 2243 mempunyai  warna tua. Tetal kain tidak berpengaruh terhadap ketahanan luntur zat warna terhadap pencucian.
Efisiensi pada Mesin Shuttle 75” SGA Tipe 1515 melalui Perbaikan Teropong Tidak Oper Amar, Amar; Rumiyati, Valentina Sri Pertiwi; Oktaviani, Bintan; Astutik, Rina Aprilia Puji
Jurnal Tekstil Vol 6 No 1 (2023): Vol 6 No 1 Juni 2023
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v6i1.56

Abstract

Penyebab dominan dari mesin tenun yang sering berhenti antara lain terjadinya kerusakan mesin, salah satu kerusakan pada bagian change berupa teropong yang tidak oper. Penelitian ini menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasil analisis ditemukan tiga faktor yang mempengaruhi teropong tidak oper yaitu, faktor manusia, faktor mesin, dan faktor metode. Faktor manusia disebabkan oleh mekanik kurang teliti dalam melakukan perbaikan yang menyebabkan mesin mengalami kerusakan berulang. Faktor mesin disebabkan oleh jarak cross spindle dengan cross spindle hook yang tidak sesuai akibat adanya getaran mesin.  Faktor metode disebabkan oleh penyetelan weft feeler yang kurang tepat sehingga mengakibatkan feeler tidak bisa mendeteksi benang. Cara mengatasi faktor yang menyebabkan teropong tidak oper adalah melakukan penyetelan ulang terhadap weft feeler dengan jarak antara feeler dan palet 1,5 mm, melakukan penyetelan ulang terhadap cross spindle dengan cross spindle hook dengan jarak 0,8 mm, serta melakukan pengarahan terhadap mekanik supaya lebih meningkatkan ketelitian ketika melakukan perbaikan atau pengecekan mesin. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa jumlah teropong yang tidak oper pada salah satu mesin shuttle sebanyak 29 kali selama 7 jam dan rata-rata efisiensi selama tiga shift atau sebesar 65%. Setelah dilakukan penanganan dan perbaikan, jumlah teropong yang tidak oper mengalami penurunan sebesar 79,31 % dengan jumlah 6 kali selama 7 jam, sedangkan efisiensi mesin mengalami kenaikan sebesar 13,33% dengan rata-rata efisiensi selama tiga shift yaitu 75%.