Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Tekstil: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Bidang Tekstil dan Manajemen lndustri

Penanganan Putus Benang Tinggi pada Proses Warping di PT KSM Putranto, Adhy Prastyo Eko
Jurnal Tekstil Vol 4 No 1 (2021): Vol 4 No 1 Juli 2021
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v4i1.12

Abstract

Dalam proses warping di PT Kusuma Sandang Mekarjaya (KSM), ditemukan masalah yang cukup dominan yaitu putus benang tinggi saat proses penarikan dari creel ke beam warping. Tujuan dari poses warping adalah untuk memindahkan gulungan dari cones pada creel ke beam warping secara sejajar kemudian di proses ke proses sizing. Putus benang tinggi disebabkan oleh beberapa faktor, dengan faktor dominan yaitu yaitu spieser lepas (93x). Setelah proses perbaikan melalui analisis diagram fishbone, maka jumlah putus benang tinggi tersebut dapat berkurang jumlahnya (21x). Tingkat warping breaknya turun dari 11,4 menjadi 7,7.
Analisis Perbandingan Mutu Produksi Kain Tenun dari Work Order dengan Kesamaan Konstruksi Putranto, Adhy Prastyo Eko; Antary, Grivonica Hokky
Jurnal Tekstil Vol 5 No 1 (2022): Vol 5 No 1 Juni 2022
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v5i1.20

Abstract

Penelitian ini berupa pengamatan terhadap produksi dua work order (pesanan konsumen) yang masuk ke PT Sekarlima Pratama dengan konstruksi benang rayon yang sama. Tahap produksi yang menjadi objek pengamatan adalah proses warping, sizing, loom dan folding. Parameter akhir pengamatan adalah persentase cacat kain yang dihasilkan dari kedua pesanan konsumen tersebut. Hasilnya, pesanan konsumen dengan nomor benang (Ne) real 30 mempunyai persentase cacat kain yang lebih sedikit dibandingkan dengan pesanan konsumen dengan nomor benang (Ne) real 29 yaitu 1,32% dibandingkan dengan 2,04%. Dari beragam faktor yang dapat menjadi penyebab cacat produksi, perbedaan mutu bahan mentah dapat menjadi penyebab utama perbedaan mutu produk akhir.
Identifikasi Konstruksi dan Kualitas Kain Mori Sebagai Bahan Baku Pembuatan Batik Rumiyati, Valentina Sri Pertiwi; Putranto, Adhy Prastyo Eko; Amar, Amar; Nazar, Yunus; Oktaviani, Bintan
Jurnal Tekstil Vol 5 No 1 (2022): Vol 5 No 1 Juni 2022
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v5i1.21

Abstract

Penelitian berjudul Identifikasi Konstruksi dan Kualitas Kain Mori sebagai Bahan Baku Pembuatan Batik dilakukan karena adanya permasalahan yang timbul di home industri batik antara lain belum mengetahui jenis konstruksi kain mori dan kualitasnya yang paling sesuai untuk membuat produk batik yang berkualitas, oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan identifikasi konstruksi dan kualitas kain mori yang biasa digunakan di home industry batik. Tujuan penelitian adalah mengetahui konstruksi dan kualitas kain mori yang digunakan di home industri dan setelah diketahui konstruksi dan kualitasnya. maka para pengusaha batik mampu memilih kain mori yang berkualitas. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode experiment yaitu membandingkan hasil uji kain mori yang digunakan sebagai bahan untuk batik yang diambil dari tujuh home industry di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan SNI 08-0281-2004, Kain Mori Prima dan SNI 08-0280-2004, Kain Mori Primisima. Penelitian dilaksanakan di AK Tekstil Solo yaitu di Laboratorium pengujian. Parameter yang diuji adalah konstruksi (nomor benang dan anyaman) dan sifat fisik (lebar kain, berat kain per m2, kekuatan tarik/2,5 mm arah lusi dan pakan, serta kekuatan sobek arah lusi dan pakan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel B dan D memenuhi persyaratan SNI 08-0281-2014, Kain Mori Prima kelas 1. Sampel A dan C memenuhi persyaratan SNI 08-0281-2014, Kain Mori Prima kelas 2 kecuali untuk parameter berat kain, Sampel E memenuhi persyaratan SNI 08-0281-2014, Kain Mori Prima kelas 2 kecuali untuk parameter kekuatan Tarik arah pakan. Sampel F memenuhi persyaratan SNI 08-0280-2014, Kain Mori Primisima kelas 2 kecuali parameter lebar kain, nomor benang (Ne) benang lusi, dan kekuatan Tarik arah pakan. Sampel G memenuhi persayaratan SNI 08-0281-2014, Kain Mori Prima kelas 2 kecuali parameter berat kain, nomor benang (Ne) lusi dan pakan.
Penanganan Benang Lusi Lengket pada Mesin Sizing Baba Sangyo Kikai C.12 (Studi Kasus di PC GKBI Medari) Putranto, Adhy Prastyo Eko
Jurnal Tekstil Vol 3 No 1 (2020): Vol 3 No 1 Juli 2020
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v3i1.27

Abstract

Mutu benang produksi yang baik akan menentukan keberhasilan proses produksi pertenunan. Di PC GKBI Medari Sleman, masih terdapat cacat benang produksi yaitu benang lusi yang mengakibatkan benang tersebut tidak bisa terlibat dalam proses produksi secara maksimal. Benang lusi tersebut mengalami beberapa keadaan seperti gembos, lolos muncul, lengket, lengket 2 helai, terjepit, rantas dan mengalami crossing. Kasus benang lengket mendominasi dengan jumlah 45% dari jumlah permasalahan cacat benang yang ada. Tindakan levelling squeezing roll yang diambil dengan mengatur tekanan angin (pada bagian awal yaitu 3,5 – 4 kg/cm2, dan pada bagian finish 4 – 5 kg/cm2), dan mengatur hardness agar tetap di atas standar (60-70 shore) berhasil menurunkan jumlah benang lusi lengket tersebut.
Pengaruh Tetal Kain Mori terhadap Penyerapan Zat Warna pada Proses Pembuatan Motif Batik dengan Teknik Pencapan Rumiyati, Valentina Sri Pertiwi; Putranto, Adhy Prastyo Eko; Amar, Amar; Nazar, Yunus; Oktaviani, Bintan
Jurnal Tekstil Vol 6 No 2 (2023): Vol 6 No 2 Desember 2023
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v6i1.51

Abstract

Kain mori adalah kain tenun kapas yang memiliki anyaman polos, tetal rapat, sudah diputihkan dan tanpa atau diberi penyempurnaan kanji, digunakan untuk bahan batik. Kain mori yang tersedia di industri tidak sesuai dengan harapan khususnya dalam hal zat warna yang terserap pada kain. Penelitian  dilakukan untuk mengetahui pengaruh tetal kain mori terhadap  penyerapan zat  warna pada proses pembuatan motif batik cap dengan teknik pencapan. Penelitian menggunakan metode experiment, sampel kain diambil di Industri Kain Tenun DIY sebanyak tiga sampel   yaitu KM 125, KM 309, KM 2243. Masing-masing sampel diperlakukan sama yaitu kain mori diproses menjadi kain motif batik dengan teknik pencapan. Proses pencelupan dikerjakan dalam media air tanah,  menggunakan pewarna naftol 3 g/l, soda kostik (NaOH teknis dalam bentuk bubuk) 1,5 g/l dan garam naftol 9 g/l. Air yang dibutuhkan untuk proses pewarnaan 3,5 l/lembar kain mori dengan panjang 2,5 m lebar 1,20 m. Kain motif batik dengan teknik pencapan, diuji ketuaan warna dan tahan luntur zat warna terhadap pencucian sabun, dinilai dengan perubahan warna menggunakan grey scale, dan penodaan menggunakan staining scale, mengacu SNI-ISO-7211:2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tetal kain yang berbeda berpengaruh terhadap penyerapan zat warna ke dalam kain motif batik dengan teknik pencapan, Semakin tinggi tetal kain, kerapatan semakin tinggi dan semakin banyak menyerap zat warna yang menjadikan warna kain semakin tua/gelap. Kain mori KM 309 dan KM 125 mempunyai warna sangat tua sedangkan KM 2243 mempunyai  warna tua. Tetal kain tidak berpengaruh terhadap ketahanan luntur zat warna terhadap pencucian.
Penanganan Cacat Kain Tidak Teranyam (Netting) pada Mesin Tenun Shuttle di PT SSIL Putranto, Adhy Prastyo Eko
Jurnal Tekstil Vol 1 No 1 (2018): Vol 1 No 1 Juli 2018
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT SSIL mempunyai 4 divisi diantaranya Printing (Dying), Finishing, Printing Flat, serta Weaving (pertenunan). Weaving merupakan unit kerja yang membuat benang menjadi kain mentah atau bisa disebut sebagai proses petenunan kain (Weaving). Bagian pengendalian kualitas berusaha menekan jumlah produk yang rusak, menjaga agar produk akhir yang di hasilkan sesuai dengan standart kualitas perusahaan dan menghindari lolosnya produk rusak ketangan konsumen secara intensif dan terus menerus. Produk kain grey yang diproduksi masih banyak sekali terjadi cacat produk seperti : pakan renggang, pakan rapat, pakan double dan netting (tidak teranyam). Jika terjadi cacat kain tidak teranyam (netting) cara memperbaikinya yaitu pemberes akan berupaya untuk memperbaiki dengan cara dedel kain yang baik hingga netting bisa di dedel, kemudian maintenance akan berupaya memperbaiki terjadinya cacat.