Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peran Orang Tua Dalam Menumbuhkan Nilai Religius Pada Anak Usia 10-12 Tahun di Kampung Mekarjaya RT 10 Desa Cibening Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Lala Marlina; Surya Hadi Dharma; Nurul Fauziah; Usep Setiawan; Narkum
Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 10 No. 2 (2024)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v10i2.892

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dan mendeskripsikan bagaimana peran yang dilakukan orang tua terhadap pendidikan nilai religius pada anak dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi orang tua dalam melakukan perannya sebagai orang tua untuk dapat menumbuhkan nilai religius pada anak. Objek dalam penelitian ini yaitu orang tua dan anak di Kampung Mekarjaya RT 10 Desa Cibening Kecamatan Bungursari dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang akan mendeskripsikan peran orang tua terhadap anak dalam menanamkan nilai religius dengan data yang disajikan sampel berjumlah 24 kepala keluarga dari populasi 148. Adapun analisa teori yang digunakan yaitu menggunakan teori Glock & Stark untuk  mengungkapkan dimensi keberagamaan anak usia 10-12 tahun melalui peran orang tua dengan menggunakan metode nasihat, metode pembiasaan, metode keteladanan dan metode hukuman. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pertama, peran yang dilakukan oleh orang tua untuk menanamkan nilai religius pada anak dinilai baik karena dengan berbagai macam metode orang tua berusaha untuk memberikan peranan yang terbaik bagi anaknya. Kedua, perilaku yang ditunjukan oleh anak berdasarkan lima dimensi religiulitas menurut teori Glock & Stark bahwa anak cukup mampu melakukan kelima dimensi tersebut namun membutuhkan selalu bimbingan dan perhatian secara terus menerus oleh orang tua.
Peningkatan Literasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengawasan Tontonan Televisi Arif Maulana; Usep Setiawan; Dyah Wulandari; Narkum; M.S Ridwanulloh
Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 10 No. 2 (2024)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v10i2.893

Abstract

Terbukanya ruang demokrasi penyiaran ke dalam bentuk Diversity of Content (keberagaman konten) dan Diversity of Ownership (keberagaman kepemilikan) telah mendorong tumbuhnya pendirian stasiun televisi dan banyaknya jenis program siaran. Meski secara umum kualitasnya telah mencapai standar KPI, tapi masih ada beberapa tayangan yang kerap kali tidak pernah mencapai standar tersebut, seperti: tayangan sinetron, infotainment, dan variety show. Sayangnya, animo masyarakat justru lebih banyak menikmati tiga program tayangan tersebut, khususnya perempuan. Padahal dengan kualitas tayangan rendah tidak akan memberikan nilai-nilai edukasi, kecuali sebatas hiburan. Segi lainnya, pengaruh yang diberikannya berdampak terhadap seluruh struktur kehidupan masyarakat mulai dari aspek kognitif, bergerak ke afektif dan akhirnya berlabu pada behavioral. Karena itu, untuk meningkatkan kualitas masyarakat terlebih dahulu mesti di mulai dari adanya tontonan berkualitas dan sehat, di antara caranya adalah dengan melakukan penguatan literasi media kepada masyarakat, sehingga masing-masing selain mengetahui (to know) juga dapat berpartisipasi dalam melakukan pengawasan agar tontonan menjadi benar-benar layak untuk di konsumsi. Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) merupakan satu ikhtiar untuk mendorong masyarakat sampai pada harapan tersebut, yang dalam segi ini aspek yang perlu dikembangkan adalah terhadap penguatan literasi media dan penguatan partisipasi masyarakat dalam tontonan televisi, dengan tujuan: Pertama, mengetahui kecenderungan tontonan perempuan dan menelusuri sejauh mana mereka memahami dampaknya. Kedua, memberikan pengetahuan akan budaya yang terjadi dalam media massa (televisi) serta efek kelurannya, dan perlunya mengetahui aturan di dalam penyelenggaraan penyiaran. Ketiga, mendorong khalayak untuk melakukan partisipasi berupa pengawasan langsung terhadap kualitas program tayangan. Hasil temuan yang diperoleh bahwa literasi media mendorong masyarakat bisa memilih, menyeleksi, menilai, mengkritisi, dan melakukan sesuatu dari apa yang menjadi tontonannya.   Terbukanya ruang demokrasi penyiaran ke dalam bentuk Diversity of Content (keberagaman konten) dan Diversity of Ownership (keberagaman kepemilikan) telah mendorong tumbuhnya pendirian stasiun televisi dan banyaknya jenis program siaran. Meski secara umum kualitasnya telah mencapai standar KPI, tapi masih ada beberapa tayangan yang kerap kali tidak pernah mencapai standar tersebut, seperti: tayangan sinetron, infotainment, dan variety show. Sayangnya, animo masyarakat justru lebih banyak menikmati tiga program tayangan tersebut, khususnya perempuan. Padahal dengan kualitas tayangan rendah tidak akan memberikan nilai-nilai edukasi, kecuali sebatas hiburan. Segi lainnya, pengaruh yang diberikannya berdampak terhadap seluruh struktur kehidupan masyarakat mulai dari aspek kognitif, bergerak ke afektif dan akhirnya berlabu pada behavioral. Karena itu, untuk meningkatkan kualitas masyarakat terlebih dahulu mesti di mulai dari adanya tontonan berkualitas dan sehat, di antara caranya adalah dengan melakukan penguatan literasi media kepada masyarakat, sehingga masing-masing selain mengetahui (to know) juga dapat berpartisipasi dalam melakukan pengawasan agar tontonan menjadi benar-benar layak untuk di konsumsi. Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) merupakan satu ikhtiar untuk mendorong masyarakat sampai pada harapan tersebut, yang dalam segi ini aspek yang perlu dikembangkan adalah terhadap penguatan literasi media dan penguatan partisipasi masyarakat dalam tontonan televisi, dengan tujuan: Pertama, mengetahui kecenderungan tontonan perempuan dan menelusuri sejauh mana mereka memahami dampaknya. Kedua, memberikan pengetahuan akan budaya yang terjadi dalam media massa (televisi) serta efek kelurannya, dan perlunya mengetahui aturan di dalam penyelenggaraan penyiaran. Ketiga, mendorong khalayak untuk melakukan partisipasi berupa pengawasan langsung terhadap kualitas program tayangan. Hasil temuan yang diperoleh bahwa literasi media mendorong masyarakat bisa memilih, menyeleksi, menilai, mengkritisi, dan melakukan sesuatu dari apa yang menjadi tontonannya.
Pemberdayaan Masyarakat melalui Pemanfaatan Botol Bekas di Desa Depok Desa Depok Kecamatan Darangdan Purwakarta Aulia, Vika Husnul; Narkum; Wulandari, Dyah
Subservire: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2025): Subservire
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/subservire.v3i1.2132

Abstract

The accumulation of rubbish is also due to a lack of public awareness in disposing of rubbish in its proper place. Community empowerment is an effort to make people recognize themselves. Community empowerment is an effort to develop one's abilities freely while simultaneously overcoming the waste problem through the management of used goods. The form of activity carried out is going directly to the field on Sunday, February 25 2024 in Depok Village, Darangdan District. Before implementing empowerment, it goes through three stages: 1. Observing each RW regarding waste problems 2. Providing explanations about waste and waste management to residents 3. Implementing community empowerment activities by using used bottles. Community empowerment through waste management can help the economy if carried out sustainably and continuously upgrading these crafts. . With this service, the community can be more aware of the classification of waste and the value of used goods if they are managed into crafts. Of course, making flower crafts from used bottles will also reduce waste generation. The targets in this community empowerment activity include SD Negeri 1 Depok, SD Negeri 2 Depok, SMP Negeri 6 Darangdan, and cadre mother