Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Abstention Phenomenon in the 2024 Mandailing Natal Regional Election in Qur'anic Perspective Gustianda, Nana; Adhli, Aulya; Amiruddin, Amiruddin; Aini, Syaripah; Afriza, Nugraha Andri
Jurnal Kajian dan Pengembangan Umat Vol 8, No 1 (2025):Vol. 8, No. 1 Juni 2025
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/jkpu.v8i1.6459

Abstract

The phenomenon of non-voting (golput) or voter abstention in elections presents a significant challenge to democracy in Indonesia, including in the 2024 Mandailing Natal Regional Election. Low political participation can undermine the legitimacy of elected governments and hinder regional development processes. In the context of Islam, political participation can be viewed as part of the social responsibility taught in the Qur'an, which emphasizes the importance of deliberation, justice, and trustworthiness in societal life. This study employs a qualitative-descriptive approach with data collected through in-depth interviews with non-participating voters in the 2024 Mandailing Natal Regional Election and secondary data analysis from reports by the General Election Commission (KPU) and relevant literature. The Qur'anic perspective is examined using the thematic interpretation (maudhu’i) method, tracing verses related to political participation. The study finds that the main factors driving non-voting in Mandailing Natal include: (1) public distrust in candidates perceived as incapable of bringing change, (2) political apathy due to money politics, and (3) limited understanding of the importance of political participation in Islam. From the Qur'anic perspective, abstention can be considered contrary to the principle of shura (deliberation), as stated in QS. Ash-Shura (42:38), and the obligation to uphold justice in QS. An-Nisa (4:58).
Living Hadith Studies: Acculturation of Religion and Minang Culture in the Sadakah Basorakan Tradition Saputra, Edriagus; Gustianda, Nana; Kirin, Arwansyah; Fata, Azamel; Marlina, Inda; Zakiyah, Zakiyah
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 29 No. 1 (2025): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta'limat, Budaya, Agama, dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37108/tabuah.v29i1.2349

Abstract

Tradisi sedekah basorakan merupakan tradisi sedekah yang dilakukan di masjid, mushala, dan surau secara turun-temurun dengan menyebutkan nama dan jumlah uang yang diberikan oleh pemberi sedekah, sehingga dianggap sebagai tindakan riya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pelaksanaan tradisi sedekah basorakan yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan antropologi akulturasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tradisi sedekah basorakan yang dilakukan oleh masyarakat Jorong Lubuk Alung didasari oleh sebuah hadis tentang perlombaan sedekah para sahabat pada saat perang Tabuk. Prosesi pelaksanaan sedekah basorakan pada hari-hari besar Islam, seperti shalat Jumat, peringatan Isra' dan Mi'raj serta Idul Fitri. Prosesi sedekah basorakan memiliki dampak yang sangat besar dan jumlah yang diperoleh sangat besar, jika dibandingkan dengan sedekah melalui kotak infak yang dipajang di masjid. Bagi masyarakat setempat, sedekah basorakan bukanlah bagian dari riya, karena bukan orang yang bersedekah yang menyebutkan hasil sedekahnya, melainkan orang lain yang telah diamanahi untuk menyampaikan jumlah sedekah dan pemberi sedekah. Tradisi sedekah basorakan merupakan bentuk akulturasi agama dan budaya yang masih dipertahankan oleh masyarakat setempat dengan menggunakan cara basorakan dalam memotivasi orang lain untuk bersedekah.