awalini, Tika
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENDIDIKAN SENI RUPA DI INDONESIA: SEJARAH, PERAN DAN TANTANGAN MASA DEPAN awalini, Tika; Handayaningrum, Warih; Suryandoko, Welly
PRASI Vol. 18 No. 02 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/prasi.v18i02.63181

Abstract

Art education in Indonesia has an important role in forming a young generation who is creative, cultured, and cares about local and global art and culture. This includes cultural identity, character building, and creativity, as well as contributions to empowering the creative economy that need special attention from the government. This study aims to find out (1) the history of art education in Indonesia, (2) the role of art education, and (3) the hopes and challenges associated with the future of art education in the world of education in Indonesia. This research was written using the library research method, which uses a literature review analysis approach taken from articles and books both online and offline. The results of this study are that art education in Indonesia has a long history and was once an important subject in the Indonesian education curriculum. Art education, especially fine arts, has a major contribution to individual development, including emotional, mental, creative, social, physical and also aesthetics. Creativity is an important and influential aspect in human life. Fine arts education is one of the lighters that can be used as the vehicle and the most appropriate way to prepare the nation's creative next generation. The attention of the government and all stage holders in making policies is urgently needed so that the essence of art education which contains various benefits can have an impact on the next generation of the nation. Keywords : Art education, history, roles and challenges. Abstrak Pendidikan seni di Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk generasi muda yang kreatif, berbudaya, dan peduli terhadap seni dan budaya lokal serta global. Hal tersebut mencakup identitas budaya, pembentukan karakter, dan kreativitas, serta kontribusi pada pemberdayaan ekonomi kreatif yang perlu mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) sejarah dari pendidikan seni rupa yang ada di Indonesia, (2) peran dari pendidikan seni rupa, serta (3) harapan dan tantangan yang di terkait dengan masa depan pendidikan seni rupa dalam dunia pendidikan di Indonesia. Penelitian ini ditulis menggunakan metode library research, yaitu menggunakan pendekatan analisis kajian pustaka yang diambil dari artikel dan buku baik secara online ataupun offline. Hasil dari penelitian ini adalah pendidikan seni rupa di Indonesia memiliki sejarah panjang dan sempat menjadi mata pelajaran penting di kurikulum pendidikan Indonesia. Pendidikan seni khususnya seni rupa memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan individu antara lain emosi, mental, kreativitas, sosial, fisik dan juga estetika. Kreativitas menjadi salah satu aspek penting dan berpengaruh dalam kehidupan manusia. Pendidikan seni rupa menjadi salah satu pemantik yang dapat digunakan sebagai wahana dan cara yang paling tepat untuk menyiapkan generasi penerus bangsa yang kreatif. Perhatian dari pemerintah dan semua stage holder dalam membuat kebijakan sangat dibutuhkan agar esensi pendidikan seni rupa yang mengandung berbagai manfaat dapat berdampak bagi generasi penerus bangsa.
BAHASA RUPA PADA GAMBAR ANAK DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN awalini, Tika; Martadi; Autar Abdillah
PRASI Vol. 19 No. 01 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/prasi.v19i01.74392

Abstract

Children with hearing loss cannot hear sounds perfectly or even at all. Children with hearing loss will also experience problems with verbal language, they will have difficulty expressing what they know or the imagination that is in their minds. Images are a universal visual language and can be a medium for children to express themselves. At the age of 9-10 years, children have an imagination that begins to develop and are familiar with simple schemes such as the concept of land lines in pictures. Visual language theory was used to answer the research objective, namely to examine the tendency of object visualization in grouping several themes obtained from the results of collecting sample images of children with hearing impairments at Putra Asih SLB, Kediri city. The method used in this research is descriptive qualitative. Analysis was carried out on 10 students with hearing impairments with varying abilities. Judging from the visual language analysis, the wimba produced are quite diverse, while the wimba methods used are enlarging objects that are considered important, placing objects using a natural point of view, expressive depiction of the wimba, understanding land lines, and using colors that make the object appear more visible. life. From the results of the analysis, it was found that even though students have limitations in verbal language, they are good observers of what is around them.  Keywords : Children's drawings, visual language, hearing impairment.   Abstrak Anak dengan gangguan pendengaran tidak dapat mendengar bunyi dengan sempurna atau bahkan tidak dapat mendengar sama sekali. Anak dengan gangguan pendengaran juga akan mengalami kendala dalam bahasa verbal, mereka mengalami kesulitan dalam mengungkapkan apa yang mereka ketahui ataupun imajinasi yang ada dalam fikirannya. Gambar menjadi bahasa visual yang universal dan dapat menjadi media anak dalam berekpresi. Pada usia 9-10 tahun  anak memiliki imajinasi yang mulai berkembang dan telah mengenal skema sederhana seperti konsep garis tanah pada gambar. Teori bahasa rupa digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yaitu mengkaji kecenderungan visualisasi objek dalam pengelompokan beberapa tema yang didapat dari hasil pengumpulan sampel gambar anak dengan gangguan pendengaran di SLB Putra Asih kota Kediri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Analisis dilakukan terhadap 10 peserta didik yang mengalami gangguan pendengaran dengan kemampuan yang beragam. Ditinjau dari analisis bahasa rupa, wimba yang dihasilkan cukup beragam, sedangkan cara wimba yang digunakan adalah memperbesar objek yang dianggap penting, penempatan objek menggunakan sudut pandang wajar, penggambaran wimba yang ekspresif, telah memahami garis tanah, dan penggunaan warna yang membuat kesan objek tampak lebih hidup. Dari hasil analisis didapatkan bahwa peserta didik meskipun memiliki keterbatasan dalam bahasa verbal namun mereka adalah pengamat yang baik terhadap apa yang ada di sekitarnya.