Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peran Guru dalam Mengembangkan Kompetensi Sosial pada Anak Usia Dini di TK Cempaka Balikpapan Indriawati, Prita; Prasetya, Kiftian Hady; Sinambela, Sesi Marselina; Taufan, Ika Septiani
Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 2 No. 03 (2022): Artikel Riset Edisi Desember 2022
Publisher : ITScience (Information Technology and Science)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/educendikia.v2i03.1917

Abstract

Pendidikan adalah modal dasar yang berfungsi untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan aspek penting dalam membina serta mengembangkan berbagai potensi, karena sasaran atau objek pendidikan tidak hanya aspek akademis akan tetapi pendidikan juga merupakan aspek kepribadian, sosial, dan nilai-nilai agama untuk membentuk manusia seutuhnya. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai enam tahun melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani agar anak-anak siap untuk melanjutkan pendidikannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian wawancara. Penelitian wawancara ini dilakukan di TK Cempaka Balikpapan. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Berdasarkan beberapa pernyataan ahli tentang keterampilan sosial, dalam penelitian ini keterampilan sosial diartikan sebagai kemampuan anak untuk memiliki karakter positif, keterampilan sosial dan hubungan interpersonal. Dari hasil penelitian di TK terdapat kompetensi kegiatan anak dalam keseharian yang sudah dirancang dari Kementrian pendidikan dan kebudayaan dengan menerapkan kompetensi dasar yang menyangkut segala aspek tentang anak dan lebih diutamakan ialah perilaku sosial. Anak usia dini umumnya masih bersifat ego (egosentris, egois). Jadi anak ditekankan masuk ke TK agar ditekankan kompetensi indikatornya bisa bersosialisasi, bisa berteman, bisa berbagi dan semua itu ada didalam indikator, semua ada dikompetensi dasar untuk mengembangkan kompetensi sosial pada anak.
Peningkatan Keterampilan Berbicara untuk Membangun Kepercayaan Diri pada Siswa Kelas VIII SMPN 18 Balikpapan Musdolifah, Ari; Maulida, Nurliani; Istianingrum, Rika; Marsella, Devy; Putri, Retno Amelia; Putri, Wanda Haditiya; Restianawati, Nur Maulida; Hidayah, Lidya Intan; Sinambela, Sesi Marselina; Erni, Dias Nursita
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 4 No 5 (2024): JAMSI - September 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.1265

Abstract

Keterampilan berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dan berperan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama di bidang pendidikan. Namun siswa terkadang kurang memahami pentingnya memiliki public speaking yang baik dan bagaimana cara menumbuhkan rasa kepercayaan diri saat berbicara didepan umum. Untuk meningkatkan pengetahuan tersebut, upaya yang dapat dilakukan adalah kegiatan peningkatan keterampilan berbicara untuk membangun kepercayaan diri siswa. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan berbicara siswa, sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan public speaking yang baik. Metode yang diterapkan dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini meliputi ceramah, diskusi, dan praktik. Kegiatan ini dilaksanakan dalam empat tahap: persiapan, pelaksanaan penyuluhan dengan penyampaian materi tentang keterampilan berbicara, cara membangun kepercayaan diri, dan pentingnya public speaking bagi siswa sekolah menengah pertama. Kegiatan ini diadakan di SMPN 18 Balikpapan. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa siswa telah memahami mengenai teknik public speaking, bagaimana cara membangun kepercayaan diri, dan mampu menghilangkan kecemasan ketika berbicara di depan khalayak ramai.
Eksplorasi Debat Bahasa Indonesia untuk Memperkuat Literasi Lisan di Sangatta Sinambela, Sesi Marselina; Musdolifah, Ari; Sari, Besse Intan Permata; Istianingrum, Rika; Retnowaty, Retnowaty; Prasetya, Kiftian Hady; Indriawati, Prita; Casmudi, Casmudi; Nuraini, Nuraini
JURNAL AKADEMIK PENGABDIAN MASYARAKAT Vol. 3 No. 3 (2025): MEI
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/japm.v3i4.5510

Abstract

Literasi lisan merupakan keterampilan fundamental yang mencakup kemampuan berbicara dan menyimak dalam konteks pembelajaran abad ke-21, namun siswa SMA sederajat di wilayah Sangatta masih menghadapi kendala dalam mengembangkan keterampilan berbicara, khususnya dalam hal kepercayaan diri dan kemampuan berpikir kritis. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk meningkatkan literasi lisan siswa melalui penyelenggaraan lomba debat bahasa Indonesia sebagai sarana penguatan keterampilan berbicara dan kemampuan berpikir kritis. PKM dilaksanakan dalam empat tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan penyusunan laporan dengan menggunakan sistem parlemen Asia dalam format eliminasi yang melibatkan 12 sekolah dari Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang, dimana peserta dinilai berdasarkan tiga kriteria yaitu isi, penyampaian, dan strategi sesuai pedoman Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI). Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan pada keterampilan berbicara peserta dalam tiga aspek penilaian debat, dimana peserta menunjukkan kemajuan dalam penguasaan materi argumentasi, teknik penyampaian yang meliputi kontrol sikap tubuh dan volume suara, serta strategi pengelolaan waktu debat, sementara kemampuan berpikir kritis peserta juga berkembang melalui proses penyusunan logika argumentasi dan analisis data konkret. Lomba debat bahasa Indonesia terbukti efektif sebagai sarana penguatan literasi lisan di era digital yang berhasil meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam berbicara di depan umum dan mengembangkan kemampuan argumentasi yang terstruktur, dengan rekomendasi untuk kegiatan serupa meliputi perpanjangan alokasi waktu, pelatihan pra-lomba yang intensif, dan integrasi teknologi digital.