Sejak epidemi COVID-19 memaksa banyak sekolah untuk mengadopsi pembelajaran jarak jauh, pendidikan daring telah berkembang dengan pesat. Meskipun memberikan lebih banyak fleksibilitas dan akses, pembelajaran daring bukannya tanpa bahaya yang dapat mengganggu proses pembelajaran dan pencapaian tujuan pendidikan. Analisis risiko yang komprehensif harus dilakukan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen dan pengambil keputusan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran daring. Ada berbagai potensi masalah dengan pendidikan daring, menurut penelitian sebelumnya. Ini termasuk masalah teknologi seperti koneksi yang lambat dan teknologi yang ketinggalan zaman, serta masalah yang lebih pribadi seperti kurangnya minat siswa, ketidakmampuan guru untuk berkomunikasi secara efektif satu sama lain, dan masalah kesehatan emosional dan mental siswa seperti stres dan kecemasan yang disebabkan oleh perasaan sendirian di kelas. Jika kita ingin pembelajaran daring memiliki efek buruk seminimal mungkin dan efek positif sebanyak mungkin, kita memerlukan langkah-langkah manajemen risiko yang baik, menurut penelitian tersebut. Penelitian studi ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia dan kesiapan teknologi merupakan penyebab utama risiko. Meskipun kendala teknologi merupakan kendala paling umum dalam penerapan kursus daring, latar belakang psikologis dan sosial siswa juga berperan dalam menentukan tingkat keterlibatan dan kinerja mereka. Untuk mengurangi dampak potensi hasil negatif, sekolah perlu meningkatkan infrastruktur teknis, menyediakan lebih banyak kesempatan pengembangan profesional bagi para pendidik, dan menerapkan pendekatan pendidikan yang lebih kolaboratif dan partisipatif yang memenuhi kebutuhan sosial dan emosional siswa