Fenomena stunting masih menjadi masalah serius di Indonesia, termasuk di Kabupaten Bondowoso yang memiliki prevalensi cukup tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Desa Wonokusumo sebagai lokasi program pengabdian memiliki kasus balita stunting yang perlu penanganan segera. Melalui pendekatan Participatory Action Research (PAR), kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan fokus pada pencegahan stunting melalui pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Program dilaksanakan secara partisipatif dan kolaboratif dengan melibatkan perangkat desa, kader posyandu, serta masyarakat. Bentuk kegiatan meliputi penyuluhan kesehatan, sosialisasi pemanfaatan TOGA, serta aksi pendistribusian bibit sawi dan tomat ke tujuh dusun di Desa Wonokusumo. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai gizi dan pola asuh, perubahan perilaku menuju hidup sehat, serta kemandirian keluarga dalam memanfaatkan pekarangan untuk menanam TOGA sebagai sumber gizi tambahan. Selain itu, terjadi penurunan jumlah kasus stunting secara bertahap, yang menandakan bahwa program berbasis kearifan lokal ini dapat menjadi model preventif yang efektif, murah, dan berkelanjutan untuk menurunkan angka stunting di masyarakat pedesaan.