Chairunnisa, Dian Fitri
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Reaksi Merugikan Obat Kanker Berbasis Antrasiklin pada Pasien Kanker Payudara di RS Kanker Dharmais Chairunnisa, Dian Fitri; Harahap, Yahdiana; Syafhan, Nadia Farhanah; Purwanto, Denni Joko
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 16 No. 1 (2024): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfionline.v16i1.164

Abstract

Breast cancer is the type of cancer that most often affects women worldwide. Doxorubicin is an anthracycline class, a first-line anticancer therapy with clinical activity in breast cancer. Doxorubicin can cause cardiotoxic effects due to the formation of doxorubicinol as its primary metabolite. Adverse drug reactions also vary depending on the chemotherapy regimen. This study aimed to determine the adverse reactions to anthracycline-based drugs that breast cancer patients often experience. This observational descriptive study was conducted from April to July 2022 at the Dharmais Cancer Hospital, Jakarta. The sample in this study was breast cancer patients undergoing chemotherapy with anthracycline-based regimens. Data were collected through interviews and observation of medical records, which were analyzed by univariate analysis. The results showed that the most frequent drug reaction was alopecia, with a percentage of 97.1%. They were followed by nausea at 85.7%, vomiting at 71.4% and pain at 65.7%. The fastest time for nausea to appear is within 18-24 hours (peak days 2 to 3) after chemotherapy. Did not experience a decrease in left ventricular ejection fraction by 34.3%, and 65.7% experienced a reduction in left ventricular ejection fraction after doxorubicin chemotherapy. Patients who underwent a reduction in left ventricular ejection fraction after doxorubicin chemotherapy had a decrease in ejection fraction <10%, and no patients experienced a decline in left ventricular ejection fraction >10%. Breast cancer patients who receive anthracycline-based treatment can experience adverse drug reactions, including nausea, vomiting, alopecia, pain and decreased left ventricular ejection fraction.
Analisa Parameter Spesifik dan Non Spesifik Infusa Daun Johar (Cassia siamea Lamk.) Silvyana, Annysa Ellycornia; Intarti, Wiwit Desi; Setiadi, Feri; Indria, Gita Ayu; Chairunnisa, Dian Fitri
Jurnal Farmasetis Vol 14 No 2 (2025): Jurnal Farmasetis: Mei 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/far.v14i2.3425

Abstract

Infusa daun johar (Cassia siamea Lamk) dikenal dalam pengobatan tradisional karena khasiatnya yang beragam, terutama dalam mendukung kesehatan pencernaan. Tujuan untuk mengevaluasi parameter spesifik dan non-spesifik dari infusa simplisia daun johar untuk memastikan kualitas dan efektivitasnya. Penelitian ini dibuat sediaan infusa simplisia daun johar dengan cara memasukkan simplisia daun johar kedalam air pada suhu 90oC selama 15 menit, hasil sediaan infusa tersebut dilakukan uji parameter spesifik dan parameter non spesifik pada infusa simplisia daun johar. Penelitian ini menunjukkan dalam infusa daun johar uji parameter spesifik didapatkan hasil 2,45% pada kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol didapatkan hasil 3,24%, pada uji parameter non spesifik hasil yang didapat 1,04% pada susut pengeringan dan 1,29% pada pengujian kadar air. Pada pengujian parameter non spesifik didapatkan hasil yang tidak memenuhi syarat sedangkan pada parameter spesifik sudah memenuhi syarat.
ANALISIS BIAYA INA-CBG TERAPI KOMBINASI INSULIN PADA PASIEN BPJS RAWAT JALAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RS BHAKTI KARTINI Silvyana, Annysa Ellycornia; Octa, Mega Maulida; Faizatun, Faizatun; Putriana, Lies; Chairunnisa, Dian Fitri
Jurnal Farmasi Higea Vol 17, No 2 (2025)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52689/higea.v17i2.757

Abstract

Pengobatan diabetes melitus merupakan salah satu program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Insulin berperan penting dalam mengontrol kadar glukosa darah dan mencegah komplikasi jangka panjang. Terapi pengobatan penyakit diabetes melitus dilakukan seumur hidup karena kondisi ini bersifat kronis dan tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, sehingga membutuhkan biaya pengobatan yang sangat besar. Salah satu aspek penting dalam pengelolaan diabetes melitus adalah mempertimbangkan apakah biaya yang dikeluarkan memberikan hasil yang maksimal bagi pasien. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan efektivitas biaya INA-CBG penggunaan terapi kombinasi insulin rapid acting dengan insulin long acting terapi kombinasi insulin. Usia pasien berkisar antara 18 - >65 tahun. Efektivitas terapi diukur berdasarkan nilai gluk. Metode yang digunakan merupakan penelitian non eksperimental deskriptif dengan pengambilan data menggunakan pendekatan retrospektif melalui penelusuran rekam medis pasien. Data yang digunakan meliputi data sosiodemografi, hasil laboratorium GDP, GD2PP dan HbA1C serta total biaya medis langsung selama 7 hari. 92 pasien mendapatkan gula darah puasa (GDP), Glukosa Darah 2 jam Post Prandial (GD2PP) dan HbA1C. Analisis statistika dilakukan menggunakan Microsoft Excel dengan rumus ACER dan ICER. Hasil penelitian menunjukan kombinasi insulin Aspart + insulin Glargine XR dengan nilai ACER terendah berdasarkan hasil GDP sebesar Rp 3.330,27, GD2PP sebesar Rp 3.000,88 dan HbA1C sebesar Rp 5.056,69. Nilai ICER berdasarkan hasil GDP sebesar Rp -1.982,20, GD2PP sebesar Rp -515,79 dan HbA1C sebesar Rp -836,65. Kombinasi penggunaan insulin Aspart dan insulin Glargine XR menunjukkan persentase keuntungan sebesar 3,30% dari total nilai klaim INA-CBG.